Soal Rendahnya Harga Sawit di Pesisir Selatan, Bupati Hendrajoni Ancam Cabut Izin PKS yang Tidak Bangun Pabrik

1938
Bupati Hendrajoni

JURNAL SUMBAR | Pesisir Selatan – Kurangnya jumlah pabrik kepala sawit (PKS) di kabupaten Pesisir Selatan diakui Bupati Hendrajoni sebagai penyebab rendahnya harga tandan buah segar (TBS) di daerah tersebut. Untuk itu, pihaknya akan mengevaluasi izin PKS yang tidak merealisaikan pembangunan pabriknya.

Demikian dikatakan Bupati Hendrajoni merespon pemberitaan Jurnal Sumbar tentang rendahnya harga TBS di kabupaten Pesisir Selatan, Jumat malam (30/7-20017) via pesan WhatsApp. “Iya betul, perlu dipertanyakan (izin PKS yang tidak merealisakan pembangunan pabriknya-red),” ujar Hendrajoni. “Itu salah satu kendala sawit murah, karena pabrik kurang,” tambahnya.

Dikatakan Hendrajoni, izin PKS yang ada sekarang bukan pihaknya yang keluarkan. “Sekarang kalau ada yang serius, saya dukung. Tapi kita lihat orangnya, punya duit apa tidak. Kalau tidak, saya tidak akan mengeluarkan izinnya,” tegasnya.

Hendrajoni menegaskan, pihaknya akan mengevaluasi izin-izin PKS yang ada. “Pemilik izin akan kita di-deadline untuk segera merealisasikan pembangunan pabriknya,” ujarnya. “Kalau tidak, izinya akan kita dicabut,” tegasnya. “Karena, kurangnya pabrik adalah penyebab rendahnya harga sawit (TBS-red),” tegasnya lagi.

Seperti diberitakan Jurnal Sumbar sebelumnya, Tandan Buah Segar (TBS) kepala sawit produksi kebun milik masyarakat kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat belum bisa jadi “tuan rumah” di daerahnya. Karena harga yang ditetapkan pabrik kelapa sawit (PKS) setempat terlalu rendah, setiap hari puluhan truk TBS terpaksa “dirantaukan” ke Kiliaran Jao, kabupaten Sijunjung dan daerah Bangko, provinsi Jambi.

Pertumbuhan luas areal kebun kelapa sawit milik masyarakat di Pesisir Selatan tidak diimbangi dengan pembangunan PKS (pengolah TBS). Akibatnya, produksi TBS yang melimpah tersebut terpaksa dijual (baca “dirantaukan”-red) ke luar daerah, yakni ke Kiliran Jao, Kabupaten Sijunjung dan daerah Bangko, provinsi Jambi. Karena, harga yang ditetapkan PKS yang ada di Pesisir Selatan sangat rendah alias beli tak beli.

Pantauan Jurnal Sumbar sepakan terakhir, setiap hari terlihat puluhan truk colt diesel bermuatan TBS bertolak dari daerah Balai Selasa, Kambang dan Surantih menuju kota Padang. Kebanyakan truk-truk TBS tersebut jalan di malam hari. Dan, beberapa di antaranya terlihat mogok di tanjakan dan ada pula yang rebah kuda terperosok masuk lubang di jalan buruk.

Beberapa sumber menyebutkan, pemilik izin-izin pabrik kelapa sawit di Pesisir Selatan adalah grup oknum pengusaha sawit. Izin PKS yang sudah didapat sengaja tidak dibangun pabriknya. Supaya, harga TBS bisa dikendalikan tetap murah. Terbatasnya jumlah pabrik memaksa masyarakat menjual TBS dengan harga yang dipatok pihak pabrik. Enye

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here