JURNAL SUMBAR | Padang – Kota Padang merupakan kota bahari terbesar di pantai barat Pulau Sumatera. Masyarakatnya merupakan nelayan-nelayan tangguh yang memiliki keberanian luar biasa mengarungi samudra. Itulah sebabnya, warga Kota Padang harus terus didorong untuk mengembangkan semangat bahari dalam rangka meningkatkan kemakmuran warga kota itu sendiri.
Itulah sebabnya, bakal calon (Balon) Walikota Padang, Weno Aulia Durin, berencana untuk menggarap sektor kebaharian ini secara serius. Sebab dari zaman dahulu, nenek moyang Kota Padang adalah para pelaut dan para nelayan yang ulet. “Ini harus kita gali kembali, kita rancang pengembangannya untuk kemakmuran warga kota secara keseluruhan,” ujar Weno Aulia Durin di Padang baru baru ini.
Balon Wako Padang jagoan Partai Golkar ini lebih jauh mengatakan, sektor kebaharian selain menjadi ajang pemenuhan kebutuhan ikan dan transportasi, saat ini juga telah dikembangkan wisata bahari. Bahkan pemanfaatan bahari sebagai penghasil ikan, sebagai media transportasi dan pariwisata terus diperbaharui dan dimodernisasi.
“Saya melihat ini merupakan potensi yang sangat besar dan bisa menjadi sarana meningkatkan kemakmuran warga Kota Padang. Jadi kalau kita beri sentuhan sedikit saja, maka bukan main dampaknya bagi sebagian besar warga Kota Padang,” jelas jebolan SMA 2 Padang ini. Oleh karena itu, politisi Partai Golkar ini sudah menyiapkan konsep matang untuk membangkitkan kembali sektor kebaharian secara moderen dan berkelanjutan demi kemakmuran warga Kota Padang dan sekitarnya.
Weno yakin, dengan bangkitnya semangat bahari dari Kota Padang, maka kota terbesar di pantai barat Pulau Sumatera ini akan menjadi pusat perikanan yang disegani karena hasil ikan melimpah. Bukan cuma itu, Padang akan dikenal sebagai tempat berlabuh yang nyaman dan aman bagi armada laut nusantara. Dan Kota Padang juga akan menjadi destinasi wisata bahari terkenal di mancanegara. “Jadi satu sektor ini saja disentuh, Padang akan melesat seperti pesawat dalam kemajuan zaman,” imbuh putra mantan Menteri Agraria di era orde baru itu. Jefri
