FIP UNP Adakan Webinar Peran Mahasiswa di Era New Normal

3502

JURNAL SUMBAR | Padang – Dalam rangka meningkatkan peran serta mahasiswa dalam mendukung kebijakan kenormalan baru (new normal) di masa Covid-19, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Padang (UNP) melalui Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Desyandri, S.Pd.,M.Pd dengan melibatkan Pembina dan Pengurus organisasi mahasiswa di lingkungan FIP UNP mengangkatkan Webinar Nasional Mahasiswa dengan tema “Peran Mahasiswa dalam Memperkokoh Rasa Persatuan dan Kesatuan Bangsa di Era New Normal”, Kamis (11/6).

Acara yang berlangsung dari pukul 13.30 hingga 15.30 ini mengundang dua tokoh nasional dan pendidikan yang peduli dengan masalah kepemudaan, yaitu: Dr. H. Anwar Abbas, MM., M.Ag sebagai Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia periode 2015-2020 dan Prof. Dr. Sufyarma Marsidin, M.Pd., selaku Koordinator Program Studi S3 Administrasi Pendidikan UNP yang pernah mendapatkan penghargaan sebagai Tokoh Pendidikan dari Walikota Padang tahun 2019.

Kegiatan yang dilaksanakan secara daring melalui akun aplikasi video konferensi dan disiarkan melalui kanal Youtube UNP Video Streaming ini juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNP, Prof. Dr. Rusdinal, M.Pd. dan Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D. Dalam laporannya, Prof. Rusdinal melaporkan bahwa agenda ini diikuti oleh 3345 orang yang berasal seluruh Indonesia. Peserta ini terdiri dari mahasiswa di berbagai universitas, pegawai Kementrian ESDM RI, Kementrian Agama, Kementrian Sosial, dan Biro Pusat Statistik, serta guru dan dosen di beberapa sekolah dan perguruan tinggi. Sementara itu, Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D, saat memberi sambutan dan membuka acara secara resmi, menyampaikan apresiasi positif terhadap upaya yang dilakukan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan dalam mengangkatkan webinar mahasiswa ini sebagai usaha untuk kembali hidup normal di tengah ancaman Covid-19. Menurut Prof. Ganefri, mahasiswa sebagai penerus bangsa dan agen perubahan diharapkan dapat berperan memberikan edukasi kepada masyarakat sebab pandemi ini telah mengganggu rasa persatuan dan kesatuan bangsa ketika kesulitan ekonomi, sosial, dan politik menjadi dampak dari Covid-19.

Dr. H. Anwar Abbas, MM., M.Ag., dalam penyajian materi mengulas tentang cara untuk meningkatkan imunitas tubuh di masa pandemic Covid-19 tidak hanya melalui olahraga yang cukup dan memakan asupan yang bergizi, tetapi juga melalui keimanan dan ketaqwaan yang kuat karena akan meningkatkan sikap kepasrahan kepada Tuhan itu makin tinggi, Dengan begitu, ketakutan akan penyakit yang menimpa seseorang akan rendah yang berdampak pada menurunnya tingkat stress. Hal ini juga berakibat pada menurunnya produksi hormon kortisol yang menyebabkan meningkatnya imunitas. Protokol kesehatan tetap harus diikuti, seperti stay at home, menggunakan masker, rajin cuci tangan, jaga jarak, dan memakai face shield. Terkait dengan peran kaum muda intelektual dalam masa new normal, Ketua MUI periode 2010-2015 ini mengatakan bahwa masyarakat termasuk mahasiswa harus terlibat dalam menangani masalah Covid-19 ini. Menurut Dr. Anwar Abbas, MM., M.Ag., ada empat hal yang harus dilakukan secara bersama-sama, yaitu: sosialisasi, edukasi, advokasi, dan pemberian sangsi. Untuk mendukung dan mensukseskan program ini membutuhkan peran serta mahasiswa. Dengan ilmu dan pengalamannya, mahasiswa akan bisa memberi warna terhadap kelompok usia produktif untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat dan bangsa. Jika generasi muda tidak peduli dan gagal dalam menghadapi dan menangani masalah Covid-19, tidak mustahil persatuan dan kesatuan bangsa akan terkoyak dan negeri ini porak-poranda. Selain itu, Dr. Anwar menyampaikan bahwa mahasiswa tidak hanya memiliki ilmu, tetapi juga iman.

Pada sesi kedua, Prof. Dr. Sufyarma Marsidin, M.Pd., fokus membahas tentang tantangan kebangsaan, persatuan dan kesatuan Indonesia di era new normal. Prof. Sufyarma melihat bahwa ada beberapa tantangan baik internal maupun eksternal yang tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia di saat pandemic Covid-19 ini, seperti: masih lemahnya penghayatan dan pengamalan agama dan munculnya pemahaman terhadap ajaran agama yang keliru dan sempit, kurang berkembangnya pemahaman dan penghargaan atas kebhinekaan dan kemajemukan masyarakat Indonesia, belum berjalannya penegakan hokum secara optimal, dan kurangnya keteladanan dalam sikap dan perilaku sebagian pemimpin dan tokoh bangsa, serta masifnya pengarug globalisasi. Oleh karena itu, mahasiswa harus memahami kembali empat pilar bangsa Indonesia secara komprehensif, yaitu: Pancasila, UUD 1945, NKRI sebagai bentuk negara kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika. Mahasiswa hendaknya menguasai kompetensi abad ke-21, seperti: berpikir kritis, kreatif, kolaboritif, dan komunikatif. Selain itu, mahasiswa harus memiliki jiwa toleransi dan kebersamaan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, melalui by knowing, loving, and action. (DS/HumasUNP)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here