Puncak Batu Garudo, “The Real View of Paradise” di Kawasan Wisata Mandeh

Oleh Novermal

4447
Komunitas joging Gata Bajalan poto bersama di spot pavorit Puncak Batu Garudo.

Tanjakannya terjal dan berliku. Butuh tenaga ekstra mendakinya. Adrenalin pun terpacu tak kala berdiri di pinggir tebing batu yang curam di puncaknya. Itulah Batu Garudo. Sebuah bukit batu yang berdiri tegak menghadap ke laut di kawasan wisata bahari terpadu Mandeh di nagari Sungai Nyalo Mudiak Aia, kecamatan Tarusan, kabupaten Pesisir Selatan, provinsi Sumatera Barat.

Minggu, 13 Juni 2020 pagi, saya bersama komunitas joging “Gata (Gaek Tageh) Bajalan” mendaki bukit Batu Garudo. Kami dipandu oleh ketua kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Pesona Sungai Nyalo, Satri Syahrizal dan Sekretarisnya, Putra Mayoga.

Bukit Batu Garudo terlihat dari Dermaga Baga Beach Cottage.

Sebelum mendaki, kami sarapan dulu di Baga Beach Cottage yang dikelola oleh Satri Syahrizal. Nasi goreng ala Sungai Nyalo plus kopi dan teh manis adalah menu sarapan pagi kami. Kopinya is “lamak bana” alias enak sekali. Sarapan pagi itu cukup untuk bekal tenaga mendaki bukit Batu Garudo yang berdiri tegak di belakang Baga Beach Cottage.

Baga Beach Cottage adalah sebuah resort di pantai Sungai Nyalo. Baga merupakan singkatan dari Batu Garudo. Resort ini lokasinya sangat strategis. Pagi, pengunjungnya disuguhi sunrise nan mempesona dari balik gugus bukit-bukit Bukit Barisan. Sorenya, sunset pun menghiasi laut dengan pemandangan yang aduhai.

Poto bersama di gerbang Batu Garudo Park.

Baga Beach Cottage menyediakan penginapan natural berupa rumah kayu. Ada lima rumah yang bisa menampung sekitar 35 orang pengunjung. Di depannya terhampar laut tanpa ombak yang dilingkung oleh Pulau Cubadak, dan dihiasi beberapa pulau kecil. Sebuah dermaga kayu menambah eksotiknya resort tersebut.

Selain nuasa pantai, pengunjung Baga Beach Cottage juga bisa main ke beberapa spot wisata laut ke pulau-pulau yang ada di sana, dan juga bisa memancing di laut lepas dengan perahu motor. Laut seperti danau yang dihiasi pulau-pulau itu disebut Raja Ampat-nya Sumatera. Bahkan, kata pengunjung yang pernah ke Raja Ampat Papua, Mandeh jauh lebih indah. Plusnya lagi, berwisata ke Mandeh, wisatawan juga dimanjakan dengan kuliner Minang yang sudah mendunia.

Menyisir track yang eksotik.

Setengah jam setelah sarapan, kami bersiap mendaki Batu Garudo. Sebelum mendaki, perlu disiapkan air minum. Kaki dan tangan perlu diolesi lotion anti nyamuk untuk penangkal nyamuk dan pacet. Sebelum mendaki, kami poto bersama di gerbang Batu Garudo Park.

Rombongan saya terdiri dari Bapak Arfan Rosyda (pelatih atletik), Yanuardi (mantan pelari), Edi Suadi (mahasiswa program doktoral Unand), Hariyandi (pengusaha muda), dan Ibnu Mulqam (murid kelas V SD).

Taklupi tanjakan terjal harus pakai tali.

Dengan membaca bismillah, kami mulai mendaki. Kami masuk kawasan hutan yang dibelah jalan nasional Mandeh. Kami dipandu oleh Satri Syahrizal dan Putra Mayoga. Awalnya santai saja. Mulai agak terjal, dan semakin ke atas semakin terjal.

Jalur track pendakian yang sudah 4 bulan tidak dilalui, sejak Covid-19 mewabah, mulai dihalangi tumbuhan liar. Kami harus menyibak ranting dan semak belukar. Sesekali kami juga harus berhadapan dengan onak dan duri. Duri rotan di sepanjang pendakian membuat kami harus ekstra hati-hati. Hutannya lumayan terjaga. Pendakian kami dihibur oleh bebunyian jangkrik dan penghuni hutan lainnya.

Panorama laut Mandeh di spot pertama Puncak Batu Garudo.

Menaklupi terjalnya pendakian, di empat titik pendakian kami dibantu tali yang sudah tersedia di sana. Beberapa kali kami melompati dan menyeruaki batu-batu besar yang melintang jalan. Satri dan Yoga yang memandu kami terlihat santai. Kami, terutama saya, sudah ngos-ngosan. Hebatnya, Ibnu yang baru berusia 10 tahun juga terlihat santai.

Track yang terjal dan berliku itu kami taklupi dalam tempo 45 menit. Selter pertama dan kedua kami lalui dengan santai. Menuju selter ketiga, tenaga saya mulai drop. Dua kali saya berhenti menormalkan nafas dan memulihkan tenaga. Air mineral yang saya bawa sangat membantu saya. Kecuali Satri, Yoga dan Ibnu, rombongan kami pada ngos-ngosan semua.

Mandeh dari spot kedua Puncak Batu Garudo.

Sembari memandu, Satri dan Yoga juga mengabadikan momen langka itu dengan mengambil poto dan video dengan hape-nya, dan sesekali pakai hape kami. Pendakian yang berat tapi mengasyikan. Mendekati puncak, jalan mulai melandai. Dan, lelah saya hilang seketika, tak kala melihat betapa indahnya pemandangan dari puncak Batu Garudo tersebut. Semuanya pada kegirangan. Terbayar letih kami dengan panorama nan mempesona tersebut.

Spot pavorit di Puncak Batu Garudo.

Di puncak Batu Garudo terdapat beberapa spot yang tak boleh dilewati. Pertama, spot santai dan bisa berkemah. Selanjutnya spot tempat berpoto dengan latar kawasan Mandeh nan indah. Ketiga adalah spot pavofit. Pemandangan ke kawasan laut Mandeh sangat jelas dan menakjubkan. Kami mengabadikan momen itu dengan berbagai gaya dan ekspresi. Iyo sabana rancak. Indah sekali.

Spot terakhir di ujung Puncak Batu Garudo.

Menuju spot terakhir, kami harus menaklupi belukar dan semak Ransam. Kami harus ekstra hati-hati. Kami berada di puncak bukit batu yang sangat curam. Adrenalin kami terpacu. Ngeri-ngeri sedap. Memandang ke kanan, kami dimanjakan dengan panorama laut dengan hiasan pulau-pulau. Ke kiri, kami disuguhkan pemandangan laut lepas dengan pantai yang indah. Di depan, hijaunya gugus bukit-bukit Bukit Barisan menyejukan mata.

Spot terakhir Puncak Batu Garudo.

Spot terakhir adalah Ujung Batu Garudo. Kami berdiri benar-benar di pinggir batu besar yang sangat curam. Harus ekstra hati-hati. Tak boleh gegabah. Nyawa tantangannya. Harus dengan panduan pemandu yang sudah menguasai medan. Saya coba ambil beberapa posisi untuk abadikan momen yang langka tersebut. Hasilnya luar biasa. Amazing.

Gugus bukit-bukit Bukit Barisan di ujung Puncak Batu Garudo.

Puncak Batu Garudo adalah spot pemandangan yang sangat indah di kawasan wisata bahari terpadu Mandeh yang pernah saya eksplore. Luar biasa indahnya. Hilang penat mendaki dibuatnya. Panorama laut Mandeh bisa dilihat dari berbagai sudut. Laut lepas di Sungai Pinang juga mempesona. Hijaunya hutan Bukit Barisan pun menyejukan mata. Ini adalah sepenggal sorga di negeri sejuta pesona Pesisir Selatan, “the real view of paradise”. Pernah ke sini, pasti ingin kembali lagi. Begitu benar lah magnitnya Batu Garudo.

Panorama laut lepas di Sungai Pinang dari Puncak Batu Garudo.

Puas mengeksplore puncak Baru Garudo, kami turun dengan kepuasan tiada tara. Turunan curam kami lalui dengan gembira. Tak ada penat lagi. Rencana akan kembali lagi adalah pembicaraan dalam perjalanan. 20 menit kami sampai lagi di gerbang Batu Garudo Park. Dan, kami lanjut ke Baga Beach Cottage untuk istirahat. Ekplore Batu Garudo kami tutup dengan makan siang dengan lauk Gulai Ikan Karang dan kopi super enak ala Baga Beach Cottage. Insya Allah kami kembali lagi.

Anda ingin mencoba pula, hubungi Satri Syarizal di Hape/WhatsApp 0811 661 6656 dan 0812 7512 5515, dan Yoga 0813 6384 7242.

(Penulis adalah Anggota DPRD Kabupaten Pesisir Selatan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here