Terdampak Covid-19, Minang Diaspora Bantu Mahasiswa Minang di Mesir dan Sudan

1028

JURNAL SUMBAR | Jakarta – Minang Diaspora Network-Global (MDN-G) menyalurkan donasi untuk membantu mahasiswa Minang di Mesir dan Sudan yang terkena dampak Covid 19. Tahap pertama disalurkan sebanyak Rp25 juta untuk yang di Mesir dan Rp15 juta untuk yang di Sudan.

Demikian disampaikan Burmalis Ilyas, Direktrur Eksekutif MDN-G melalui relisnya, Sabtu pagi, 20 Juni 2020. “Program ini merupakan program kedua setelah Minang Diaspora menyalurkan bantuan perantau Minang dari berbagai negara dalam bentuk APD dan Alat Kesehatan,” ujarnya.

Dalam hal ini, tambah Burmalis, MDN-G menggandeng Wardah Cosmetics dan pengusaha-pengusaha Minang lainnya, seperti Masrizal Syarief, Andreas, Edy Yosfie dan lain-lain melalui mediasi dan komunikasi dengan wartawan senior, Karni Ilyas.

Burmalis Ilyas berharap, meski bantuan untuk mahasiswa Minang di Mesir dan Sudan ini tidak seberapa jumlahnya, namun bagi mahasiswa, itu ibarat mendapatkan air di tengah Padang Pasir.”Kebersamaan masyarakat Minang se dunia ini sangat penting dan akan menggugah donatur lainnya untuk membantu sesama masyarakat Minang dan juga Indonesia yang terkena dampak Covid,” alasnya.

Dijelaskan Burmalis, mahasiswa yang dibantu Minang Diaspora adalah calon-calon ulama besar Minangkabau yang saat ini mulai langka dan menempuh kuliah di Universitas Al-Azhar Mesir dan kampus Islam terkemuka di Sudan. “Sebagian besar mahasiswa yang terkena dampak adalah kuliah dengan biaya sendiri dan orang tua dikampung halaman juga terkena dampak ekonomi,” jelasnya.

Menurut Ketua Keluarga Mahasiswa Mesir, Abdan Syukri, lanjut Burmalis, dari data jumlah anggota KMM sesuai lapor pendidikan berjumlah sekitar 301 orang. Dari jumlah tersebut terdapat 113 orang yang menjadi prioritas pertama dan sangat membutuhkan. Diakibatkan pengaruh dampak ekonomi selama pandemi. Yaitu hilangnya sumber pemasukan, baik dari kiriman orang tua yang bekerja di Indonesia, maupun pekerjaan sampingan lainnya, dan pemasukan berkurang drastis, dan pengeluaran masih tetap sehingga gap yang cukup besar, bahkan sampai minus 4000 EGP.

Selebihnya sebanyak 140 orang mahasiswa selebihnya menjadi prioritas kedua. Dengan catatan, Pemasukan tetap berjalan normal, namun segala aktifitas tetap terhambat dikarenakan lockdown yang diberlakukan oleh pemerintah Mesir.

Tercatat Mahasiwa yang berkeluarga dan memiliki tanggungan sejumlah 33 keluarga Dan yang belum menikah 231. (Relis MDN-G)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here