Festival Desa Dlingo, Cara Kemendes PDTT Rebut Antusiasme Warga

JURNAL SUMBAR | Yogyakarta – Promosikan keberhasilan pembangunan desa sejak disalurkannya Dana Desa oleh pemerintah pusat, selama hampir empat tahun yang kini mencapai lebih dari 187 triliun, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) gelar Festival Desa Dlingo atau Dlingo Fest. Acara ini dilaksanakan di Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo, Bantul, Yogyakarta, Minggu (30/7).

Salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah belajar bersama influencer dari Kota Yogyakarta Rond Billius Waesley atau youtuber dengan akun Kuper Hero tentang cara menggunakan media sosial dengan baik dan efektif untuk mempublikasikan dan mempromosikan keberhasilan desa dalam pengunaan dana desa tersebut.

“Di era digital, sangat penting untuk mengaplifikasi pembangunan di pedesaan melalui media sosial,” kata Kepala Biro Humas dan Kerja Sama, Kemendes PDTT Bonivasius Prasetya Ichtiarto, ketika membuka Festival Desa Dlingo tersebut.

Dalam kesempatan itu Karo Humas menayangkan video Desa Pujon Kidul di Malang sebagai sebuah promosi digital yang kekinian. Ia berharap apa yang telah dibuat oleh Desa Pujon Kidul bisa ditiru oleh desa-desa lain.

Sementara itu Aktivis Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dlingo yang juga mantan Kepala Desa Dlingo Bahrun Wardoyo memaparkan kehadiran dana desa di Dlingo telah dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur dan peningkatan perekonomian masyarakat. “Keberadaan BUMDes telah dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Dlingo,” katanya.

Pemanfaatan tersebut dibuktikan dengan hadirnya sejumlah unit usaha. Di antaranya adalah kehadiran DesaMart dan objek wisata yang dikelola oleh karang taruna Desa Dlingo.

Satu unit usaha yang juga diresmikan bersamaan dengan Festival Dlingo oleh Karo Humas dan Kerja Sama Kemendes PDTT bersama dengan Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dengan membuka tirai papan nama adalah berupa tempat kuliner “Resto Bale Ketebu”.

Cafe berada di samping Balai Desa Dlingo dengan pemandangan kebun tebu yang terhampar luas. Lokasi yang berada di lereng bukit membuat setiap pengunjung Cafe Ketebu dapat menikmati semilirnya angin yang menyejukkan.

Festival Desa Dlingo yang melibatkan semua unsur masyarakat ini juga dimeriahkan dengan kehadiran atraksi Budaya seperti seni tradisional klothekan yang dibawakan oleh ibu-Ibu dan tarian khas Dlinggo, juga atraksi kesenian Jathilan sebagai penutup acara. Atraksi terakhir cukup menyedot perhatian masyarakat yang terus berdatangan dan berlangsung hingga pukul 17.00 waktu setempat. (rilis)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.