Liburan Lebaran, Jalan-jalan Kampung di Sumbar juga Macet

JURNAL SUMBAR | Agam – Lebaran idul fitri tahun 2017 ini, ruas jalan negara, provinsi bahkan jalan kampung di Sumbar, benar-benar macet. Sumbar kronis. Malah, sejumlah ruas jalan kampung di Sumbar, lebih macet dari jalan tol Jakarta.

Tak percaya? Lihat saja ke Ranah Minang. Bahkan kemacetan jalan utama kawasan utara Sumbar, tepatnya di Kabupateb Agam; macetnya sudah tingkat kronis.

“Untuk melewati jalan di Agam-Bukittinggi, awak harus barinsuik-insyuik co cipuik,” kata Adi Bermasa mantan Redpel Harian Singgalang, kepada Jurnal Sumbar, Kamis (29/6) siang.

Menurut wartawan senior yang juga mantan Pemred Harian Padang Pos itu, ia bersama keluarganya baru mudik lebaran dari kemapung halamannya, Kota Payakumbuh. Dari Payakumbuh, Adi Bermasa, berangkat jam 14.00 WIB, Rabu (28/6).

“Sekitar pukul 22.30 WIB, baru nyampai di Kota Padang. Setidaknya, Jarak Payakumbuh-Padang, mencapai 8,5 jam. Padahal hari biasa, paling juga kisaran 3 jam lebih dikit. Tapi, pada lebaran kini yo taraso litaknyo, jalan harus baronsuik’insuik co cipuik,”kisah Adi Bermasa.

Kemacetan di Sumbar itu benar-benar parah, melebihi macetnya Jakarta. Meski ketika itu, pihak Dishub mengalihkan jalan negara dari IPDN ke Baso hingga Bukittinggi, diatas komplek IPDN lewat ke Batusangkar Lasi dan tembus Kotobaru, namun kemacetan tetap saja terjadi meski itu jalan kampung.

“Nyatanya, jalan kelas IV juga sangat prihatin. Semua terjebak macet. Rupanya jalan-jalan di kampung lebih macet dari jalan tol Jakarta,”ucap Adi Bersama. “Yo taraso litak dan rangkik-rangkik dibueknyo,” tambah wartawan senior itu.

Lain pula cerita, Dodi Katim, Camat Lubuktarok, Sijunjung. Gara-gara macet, ia bersama keluarnya tak jadi mudik lebaran ke Bukittinggi. “Tapaso wak balebaran di Sijunjung sajo, dak taloak dek wak do pulang kampuang ka bukik dek macet yo sabana mecet,” keluh Dodi Katim, pada Jurnal Sumbar, Kamis (29/6) di akun facebooknya.

Pantauan Jurnal Sumbar selama idul fitri, kemacetan juga terjadi di ruas jalan Padang-Painan. Untuk mencapai Painan, harus menempuh waktuk hingga 4 jam lebih. Padahal di waktu hari biasa, jarak Padang-Painan hanya kisaran 1 jam.

Begitu pula di ruas jalan Singkarak-Padangpanjang, juga dipadati ratusan kendaraan berbagai jenis dan harus merayap baik dari dan ke Solok-Padangpanjang. Di ruas jalan Sicincin-Padangpanjang dan Padangpanjang-Bukittinggi juga harus merayap dan zik zak, bak jalan ciput yang berinsut-insut.

Kapok? Tidak, justeru kemacetan di ruas jalan negara, propinsi dan jalan-jalan kampung itu tidak membuat para pelibur lebaran surut. Nyali mereka kian teruji meski rela bermalam di mobil dan dipinggir jalan dan di tempat-tempat aman untuk mencapai tujuan berwisata.

Beda halnya dengan Sijunjung. Kota kecil mungil itu justeru sepi dari pengunjung. “Ya, kalau lebaran di Sijunjung aman, bahkan di simpang tiga Mapolres saja bisa bermain bola, begitulah kondisi disini,” ujar AKBP, Imran Amir, S.IM, MHum, Kapolres Sijunjung, kepada Jurnal Sumbar, Kamis (29/6), menyebut situasi dan kondisi Sijunjung, aman dan kondushif saat lebaran. [Saptarius]

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.