JURNAL SUMBAR | Jakarta – Rencana besar Yayasan Jaringan Perantau Minang Dunia atau Minang Diaspora Network Global (MDN-G) menjadikan kuliner Minang go international harus didukung pemerintah. Dan, tokoh dan masyarakat Minang harus membantu memfasilitasi dan mengakomodirnya. Karena itu, MDN-G harus mempersiapkan konsep yang akan ditawarkan, dan apa porsi dan fungsi pemerintah dalam hal tersebut.
Hal ini mengemuka pada pertemuan Direktur Eksekutif Jaringan Perantau Minang Dunia atau Minang Diaspora Network Global (MDN-G), Burmalis Ilyas bersama Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar di ruang kerjanya, Jumat (27/7-2018).
Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Deputy Presiden MDN-G Masykur Chaniago Datuk Parpatih Nan Sabatang, Komjen Pol Purn Ahwil Loethan (Mantan Irjen Mabes POLRI dan Duta Besar RI di Meksiko) yang juga sebagai anggota Dewan Penasehat MDN-G, Betha A Djardjis (Dewan Pembina MDN-G dan Presiden WHITA/World Halal Industry and Trade Alliance), Mulyeni (Vice General Treasurer/Wakil Bendahara), Masaru Tafriyo (Anggota MDN).
Menurut Arcandra Tahar, orang Minang sudah harus memiliki visi keluar atau go international, dan harus siap berkompetisi dengan suku bangsa besar lainnya di dunia. Dicontohkannya, VOC adalah perusahaan besar Belanda yang kantornya sederhana saja di Belanda. “Namun VOC bisa ekspansi keluar negeri dan menjadi salah satu korporasi multinasional yang terbesar di zamannya,” jelasnya. “VOC bisa sukses karena didukung oleh pemerintah Belanda,” tegasnya.
Seperti halnya kuliner Minang yang didorong go international, lanjut Arcandra Tahar, harus didukung oleh negara. “Saya juga siap membantu memfasilitasi dan mengakomodir, agar rencana ini didukung oleh pemerintah,” tegasnya. “Oleh karena itu, MDN-G harus mempersiapkan konsep yang akan ditawarkan, dan apa porsi dan fungsi pemerintah dalam hal ini,” tambahnya.
Dalam pertemuan tersebut juga bahas isu-isu potensi dan peluang diaspora Minang untuk berinvestasi di bidang kuliner, tour travel, perhotelan dalam bentuk Rumah Gadang (Minang House) dan lain sebagainya.
Di kesempatan itu, Burmalis Ilyas dan rombongan juga menyampaikan undangan kepada Wakil Menteri ESDM untuk hadir dalam acara pertemuan Perantau Minang Sedunia dan Festival Minangkabau (Minang Diaspora Network Global Summit and Minangkabau Festival) yang akan diadakan pada tanggal 29 dan 30 September 2018 di Deakin University Melbourne Australia. Dan, Arcandra Tahar akan berusaha untuk bisa hadir dalam acara tersebut.
Menurut Burmalis Ilyas, Arcandra Tahar merupakan salah satu contoh sukses diaspora Minang di luar negeri yang menjadi aset bangsa. “Untuk itu, Minang Diaspora Network Global terus berupaya memgumpulkan perantau/diaspora Minang yang ada di luar negeri dalam suatu jaringan internasionaln baik jaringan bisnis, pendidikan, investasi, adat/budaya, kuliner, perhotelan, tour travel dan lain sebagainya,” ujarnya.
Arcandra Tahar mengapresiasi kegiatan pertemuan perantau Minang yang pertama kali ini, dan berharap agar kegiatan ini bisa berjalan secara kontinue setiap tahun di berbagai kota besar dunia yang ada urang awaknya.
Komjen Ahwil Loethan berbagi pengalaman sebagai Duta Besar RI di Meksiko dalam mengurus masalah energi antara Indonesia dan Meksiko. Betha A Djardjis membahas tentang halal industri dan halal tourism di Sumbar, dan berharap generasi muda Minang harus melek teknologi.
Maskur Chaniago selaku Deputy Presiden MDN-G dan Ketua SC (Steering Committe) memyampaikan agenda acara yang diisi dengan seminar tentang adat budaya, pendidikan, investasi dan pariwisata, dan berharap agar Wamen ESDM bisa menjadi narasumber tentang investasi di bidang energi dan sumber daya alam.
Mulyeni selaku wakil bendahara MDN juga bicara mengenai peluang bisnis diaspora Minang di Eropa. Ia menceritakan, sejak adanya MDN-G ini, ia sudah punya jaringan internasional dan bisa kerjasama dengan Uni Erita yang mempunyai usaha di bidang tour and travel bernama Salero Tour, dan sekaligus owner Resto Minang yang terkenal, Salero Minang di Den Haag Belanda.
Selain pertemuan Perantau Minang Sedunia dan seminar-seminar, dalam acara tersebut ada Festival Minangkabau menampilkan seni budaya Minang yang dipersembahkan oleh Pemprov Sumbar dalam bentuk drama musikal Siti Nurbaya, dan fashion show menampilkan baju dan pakaian bernuansa adat Minang. Acara ini terselenggara berkat kerjasama Minang Saiyo Melbourne (MSM) yang diketuai oleh Muhammad Abduh dengan Pemprov Sumbar dan MDN-G. Enye