JURNAL SUMBAR | Padang — Syahril, Senior Penyuluh Pertanian Pesisir Selatan di sela-sela kegiatan sosialisasi kebijakan pelayanan perizinan di Premier Basko Hotel (10/3/2020) memanfaatkan sharing isu-isu strategis pertanian dan perkebunan di Kecamatan Lengayang, Pesisir Selatan bersama, Agusmardi, praktisi pers Sumatera Barat.
Syahril, yang baru saja terpilih sebagai Kepala Kantor Panitia Pemungut Suara (PPS) Kecamatan Lengayang itu mengatakan, saat ini perkebunan sawit di Lengayang seakan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Lengayang. Pada hal, Kecamatan Lengayang yang terletak di jalur khatulistiwa memiliki peluang untuk menanam komiditi perkebunan lainya yang berpotensi untuk diekspor ke luar negeri.
“Selain perkebunan Sawit, masyarakat Lengayang mestinya juga mulai melirik dan ikut mencoba menanam pohon kurma (phoenix dactylifera). Karena di Indonesia menanam pohon kurma sudah ada yang berhasil, seperti di Indramayu, di Aceh dan lainya,” ujar Syahril.
Yang menjadi perbincangan hangat antara Syahril dan Agusmardi bagaimana memulai membudidayakan kurma. Seperti diketahui pohon kurma dapat tumbuh subur di Indonesia dengan catatan bibitnya harus pohon betina dan memiliki pohon kurma jantan sebagai penyerbuk. Dalam waktu tiga tahun, kurma pun mulai berbuah.
Syahril berjanji dalam waktu dekat ini di halaman rumahnya akan menyemaikan biji kurma, tentu membudidayakan kurma berjenis ajwa atau yang dikenal dengan kurma nabi.
Sementara itu Agusmardi mengungkapkan kalau ini jadi dibudidayakan di Lenganyang nantinya mesti dari awal didukung pemerintah kabupaten. Karena kalau varietas bibitnya tidak dilabelisasi akan merugikan masyarakat yang menggeluti perkebunan pohon kurma. (Almudazir)