Peluncuran Virtual Museum Gastronomi Indonesia, IGC Siap Angkat 5 Kuliner Nusantara ke Kancah Dunia

760

Peluncuran Virtual Museum Gastronomi Indonesia pada Kamis 17 Juni 2021 di Jakarta. (Dok. Istimewa)

JURNAL SUMBAR | Jakarta – Sebagai wadah yang berisi informasi tentang cerita sejarah, asal-usul, proses akulturasi budaya dari berbagai masakan yang dihidangkan dan dikonsumsi sehari-hari, Indonesia Gastronomy Community (IGC) menggelar Peluncuran Virtual Museum Gastronomi Indonesia (MGI) pada Kamis, 17 Juni 2021 di Jakarta.

Indonesia Gastronomy Community (IGC) adalah perkumpulan yang peduli tentang perkembangan makanan khas Indonesia, dengan fokus pada gastro-diplomasi, dan gastro-turisme. Ketua Umum Indonesian Gastronomy Community (IGC), Ria Musiawan pada acara peluncuran tersebut mengatakan Museum Gastronomi Indonesia (MGI) merupakan persembahan IGC untuk merayakan keberagaman dan kekayaan khazanah gastronomi Indonesia.

“MGI mendukung program ‘Indonesia Spice Up the World’ yang dicanangkan Pemerintah Republik Indonesia untuk mensosialisasikan 5 kuliner unggulan di kancah internasional, yakni rendang, soto, nasi goreng, satai, dan gado-gado, memungkinkan didukung museum virtual,” kata Ria Musiawan.

Menteri UMKM dan Koperasi Teten Masduki, dan Dewan Pembina IGC, mendukung upaya IGC dengan menyatakan bahwa MGI sangat mendukung upaya pemerintah Republik Indonesia untuk mengampanyekan produk lokal dapat going global.

Masduki juga mengatakan, “Perkembangan digitalisasi saat ini mendorong layanan yang mudah diakses oleh masyarakat. Keberadaan MGI memberi pilihan inovatif agar masyarakat mancanegara mengenal Indonesia, terutama makanan-makanan secara aman dan nyaman, dan mereka dapat meniru dengan mudah dalam memasak.”

Ria Musiawan menambahkan, inisiasi pendirian MGI telah dilakukan sejak setahun terakhir, melibatkan sejumlah pakar, akademisi serta profesional dari berbagai multidisiplin ilmu; tata boga, pengolahan pangan, gizi, hingga teknologi kreatif.

“Sejak awal MGI dirancang untuk menggaet utamanya generasi milenial yang memiliki literasi internet dan teknologi cukup tinggi. Oleh sebab itu IGC sebagai penggagas menggandeng PT. Siji Solusi Digital yang berpengalaman di bidang teknologi informasi dan pengembangan konten digital,” kata Ria Musiawan.

Seperti dijelaskan Ria Musiawan, PT. Siji Solusi Digital adalah perusahan teknologi kreatif yang bergerak di bidang pengembangan produk dan jasa teknologi informasi dan pengembangan konten kreatif. Dalam bidang permuseuman, Siji telah berpengalaman merancang dan menerapkan teknologi Internet of Things 4.0 serta terlibat dalam berbagai proyek modernisasi dan digitalisasi di berbagai museum dan galery di Indonesia. Beberapa pekerjaan di antaranya Galeri Nasional, Galeri Balitbang Kesehatan RI, Museum Mahkamah Agung RI, Museum DPR RI, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Museum Sumpah Pemuda, Museum Olahraga Nasional, Museum Sejarah Kabupaten Bekasi, dan lain-lain.

Kolaborasi antara IGC dengan Siji telah menghasilkan MGI dalam bentuk virtual dengan tata pamer experience 3600 yang disajikan dalam bentuk infografis, video, serta artefak 3D dengan konsep intuitif dan sarat informasi yang dibuat dengan peralatan khusus sehingga kemiripannya mendekati 100% dari artefak asli yang terpajang di Museum Nasional, Jakarta. MGI akan dibangun secara bertahap dan organik. MGI virtual juga akan menjadi marketplace bagi industri UMKM penghasil bumbu-bumbu masakan khas, juga kerajinan dari berbagai daerah dengan berorientasi pasar dunia.

Direktur Utama PT. Siji Solusi Digital, Dimas Fuady mengatakan museum virtual sejak awal dirancang untuk mengakomodir kebutuhan milenial yang sudah biasa menggunakan aplikasi mobile maupun web dinamis. Penyajian materi hasil pemikiran dan penelitian para dewan pakar IGC juga menjadi tantangan tersendiri dalam membuat UI/UX, desain grafis hingga pengembangan fitur-fitur interaktif agar tetap atraktif bagi user, tanpa mengurangi konteks dan inti materinya.

“Bayangkan Museum Gastronomi Indonesia Virtual ini ibarat Pintu Kemana Saja Doraemon. Dimana user bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dari satu daerah ke daerah lainnya lalu belajar tentang sejarah, asal usul, proses budaya, cerita tentang kekayaan gastronomi Indonesia langsung dari tempat asalnya, tanpa batasan ruang, borderless. Dan kini ide MGI secara virtual menjadi sangat relevan dengan kondisi pandemi Covid-19, di saat banyak museum tutup dan tidak bisa dikunjungi, museumgastronomi.id bisa diakses kapan saja 24/7 sepanjang tahun, dari mana saja sepanjang terhubung internet,” jelas Dimas Fuady.

Dimas Fuady menambahkan, MGI virtual tidak hanya berfungsi sebagai sumber informasi, pengetahuan, pendidikan serta hiburan semata, namun diharapkan bisa menjadi enabler bagi industri terkait, seperti pariwisata, industri perdagangan, dan UMKM. Keberadaan MGI diharapkan dapat mendukung berbagai sektor terkait gastronomi Indonesia secara berkelanjutan.

Secara teknis, MGI terwujud atas dedikasi dan peran serta dari berbagai unsur, yaitu; Ria Musiawan sebagai inisiator, Arief Djoko Boediono sebagai Ketua, Tim Subtansi dan Materi IGC terdiri dari Hindah Jatiningrum Muaris (koordinator), Prof. Dr. Ir. Murdijati Gardjito, Dr. Ari Fadiati, Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc., Prof. dr. Herawati Supolo Sudoyo, M.S, Ph.D., Prof. Harijono Djojodihardjo, Sc.D., MSME, M Eng., M.S. Nav.Arch. & Mar Eng., IPU, CPAE, Dr. Bondan Kanumoyoso, M.Hum, Pudyotomo Saroso, Timotius Agus Rachmat SST Par., MM , Paramitaningrum Ph.D., Fersita Kusuma, dan Vishal Khumar, Tim kurator yang terdiri dari Dewi Soeharto, Ina Silas, dan Intan Abdams Katoppo, dengan segenap analisisnya mengurasi materi dan koleksi yang akan ditampilkan. Muhammad Fadhli

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here