JURNAL SUMBAR | Painan – Bupati Pesisir Selatan, Rusma Yul Anwar, mengatakan guna penanganan banjir di Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan dan Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar, Kementerian Pekerjaan Umum, alokasikan dana Rp 40 milyar untuk pembangunan tanggul sepanjang 1 KM di daerah kritis di Batang Tapan.
“Pembangunan tanggul musti dijadikan prioritas, karena tanggul darurat sudah tidak mampu menjawab persoalan,” ungkap bupati menjawab wartawan di sela-sela peninjauan kondisi Sungai Batang Tapan di Tapan, 5 Oktober 2021.
Untuk itu, bupati meminta camat segera menuntaskan pembebasan lahan, agar pelaksanaan pembangunannya tidak terkendala.
“Mudah mudahan pembangunan tanggul berjalan lancar, sesuai dengan rencana,”harapnya.
Dalam kunjungannya, bupati didampingi Camat Ranah Ampak Hulu Tapan, Mar Alamsyah. Kepala Dinas PSDA, Doni Gusrizal. Kepala Dinas PUPR, Syahriwan. Kepala Dinas Sosial, Emilda Ziswati dan Kabag Humas Rinaldi Dasar.
Sebelummya, guna menjawab keluhan masyarakat di 2 kecamatan itu, Bupati Rusma mendatangi Kementerian PUPR di Jakarta. Kedatangan bupati beserta rombongan disambut langsung Menteri Basuki Hadimuljono dan Dirjen Perumahan Rakyat, Khalawi.
Betapa tidak, lanjut bupati, sejak 2 tahun terakhir, warga Kecamatan Ranah Ampek Hulu dan Basa Ampek Balai Tapan kerap dihantui bencana banjir. Kondisi terparah terjadi di sejumlah nagari seperti Nagari Binjai dan Kampung Tengah.
Untuk tahun ini saja, sedikitnya 5 kali terjadi banjir. Tak sedikit kerugian materi yang ditimbulkan. Sejumlah rumah warga mengalami rusak berat. Bahkan, beberapa diantaranya hanyut terbawa derasnya arus luapan Sungai Batang Tapan.
Saat ini, pemerintah kabupaten bersama pemerintah kecamatan sedang menyiapkan seluruh dokumen, termasuk ketersediaan lahan sesuai yang dipersyaratkan pihak kementerian. Ketersediaan lahan tanggung jawab pemerintah daerah.
Pada kesempatan itu, Camat Ranah Ampek Hulu Tapan, Mar Alamsyah menyampaikan telah menyosialisasikan pada masyarakat di sekitar kegiatan. Pada prinsipnya, warga setempat mau memberikan lahan mereka yang terdampak proyek.
Sosialisasi sudah dilakukan sejak awal tahun. Mereka merelakan lahan yang terpakai tanpa penggantian. Apalagi, sebagian besarnya lahan yang tidak produktif. Masyarakat menilai, persoalan utama adalah menjawab persoalan banjir.
“Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar. Kami atas nama masyarakat mengucapkan terima kasih atas perhatian kabupaten, provinsi dan pusat atas perhatian yang diberikan,” ujar camat.
Sementara, Kepala Dinas PSDA, Doni Gusrizal menjelaskan pembangunan tanggul permanen setidaknya mampu menjawab persoalan banjir. Tanggul dibangun pada lokasi paling parah.
Secara keseluruhan, panjang Sungai Batang Tapan tercatat sepanjang 64 Kilometer, melintasi 4 kecamatan hingga Kecamatan Pancung Soal dan Airpura. Total anggaran yang dibutuhkan diperkirakan mencapai Rp600 miliar.
“Tentu pemerintah daerah tetap mengupayakan. Mudah-mudahan cepat terealisasi,” ujarnya.
Seperti diketahui, sebagai antisipasi awal, beberapa waktu lalu pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan Badan Nasional Penanggulangan Bencan (BNPB) memasang kawat bronjong penahan arus.R