Hari Ini, Prabowo Subianto Dilantik sebagai Presiden RI ke-8, Ini Profilnya

JURNAL SUMBAR | Jakarta – Pada Minggu (20/10/2024) ini, Prabowo Subianto akan dilantik jadi Presiden Republik Indonesia. Berikut Profil Prabowo Subianto.

Hari ini, Prabowo Subianto dilantik jadi Presiden RI gantikan Joko Widodo atau Jokowi.

Sosok Prabowo Subianto Presiden RI yang baru pengganti Jokowi itu merupakan purnawirawan Jenderal baret merah atau Kopassus TNI.

Ya, Prabowo Subianto merupakan sosok yang berlatar militer yakni TNI Angkatan Darat.

Bahkan, Prabowo Subianto pernah jadi Komandan Jenderal atau Danjen Kopassus, satuan khusus andalan TNI Angkatan Darat.

Selain purnawirawan Jenderal baret merah atau Kopassus TNI, Prabowo Subianto juga pendiri Partai Gerindra.

Kini, Prabowo jabat Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Ketua Dewan Pembinan Partai Gerindra.

Di masa kepemimpinan Jokowi sebagai Presiden RI, Prabowo jabat Menteri Pertahanan.

Pada Pilpres 2024, Prabowo Subianto yang gandeng anak Jokowi yakni Gibran Rakabuming Raka, sukses menangi Pilpres 2024.

Prosesi pelantikan Prabowo sebagai Presiden RI gantikan Joko Widodo atau Jokowi, akan dihelat di Gedung MPR/DPR/DPD di Jakarta.

Prabowo Subianto lahir di Jakarta, pada 17 Oktober 1951.

Ia memiliki nama lengkap Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Datuk Seri H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo.

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pertahanan, Prabowo Subianto terlahir dari pasangan bernama Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Sigar.

Anak ketiga dari empat bersaudara ini, dikenal sebagai politikus, pengusaha dan pensiunan jenderal kehormatan tentara.

Mengenai pendidikannya, Prabowo merupakan lulusan Elementary School (Hongkong), kemudian Victoria Institution (Malaysia).

Selain itu, Prabowo pernah menempuh pendidikan di International School (Swiss) dan American School In London, United Kingdom.

Sebelumnya, ia lulusan AKABRI Magelang.

Karier Prabowo

Saat ini, Prabowo masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) di Kabinet Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Prabowo Subianto dilantik sebagai Menhan oleh Presiden Jokowi pada tanggal 23 Oktober 2019.

Sementara itu, karier politik Prabowo dimulai sejak tahun 2004 saat ia bergabung bersama Partai Golkar.

Bahkan, ia pernah menjadi kandidat calon presiden (capres) dari Partai Golkar, namun namanya kalah dari Wiranto.

Akhirnya Prabowo keluar dari Partai Golkar dan mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pada tahun 2008.

Dalam Pemilu 2009, Gerindra langsung bisa meraih 26 kursi di DPR RI.

Prabowo juga maju mendampingi Megawati Soekarnoputri dalam Pilpres 2009.

Saat itu, pasangan tersebut, kalah dari pasangan SBY – Boediono.

Pada pemilihan presiden (Pilpres) 2014, Prabowo kembali maju dalam bursa Pilpres.

Ia menjadi calon presiden, berdampingan dengan Hatta Rajasa.

Namun, perolehan suara mereka masih kalah dari pasangan Joko Widodo dan M. Jusuf Kalla.

Prabowo Subianto

Pada Pilpres 2019, Prabowo kembali mencalonkan diri sebagai presiden berpasangan dengan Sandiaga Salahudin Uno sebagai cawapresnya.

Tetapi, Prabowo kalah dari pasangan Joko Widodo – Ma’ruf Amin.

Selanjutnya, Prabowo kembali mengikuti kontestasi Pilpres 2024, berpasangan dengan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

Kali ini, Prabowo-Gibran berhasil unggul dari kontestan lainnya, yakni Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Prabowo-Gibran sebentar lagi akan dilantik menjadi Presiden RI pada Minggu, 20 Oktober 2024.

Karier sebelum Terjun Dunia Politik

Sebelum terjun di dunia politik, karier profesional di TNI dimulai sejak tahun 1974.

Ia bergabung sebagai anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Prabowo pun ditugaskan ke Timor Leste.

Tidak tanggung-tanggung, ia diberikan amanah sebagai Komandan Pleton Grup I Kopassus.

Selanjutnya, bersama Mayor Luhut Binsar Pandjaitan dan beberapa perwira lain kembali dikirim ke Jerman, tepatnya pada 1981.

Sepulang dari Jerman, karier Prabowo semakin cemerlang.

Ia didaulat menjadi Wakil Komandan Datasement 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus dari tahun 1983-1985.

Pada tahun 1985, ia ditempatkan di Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) sebagai Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328.

Pada tahun 1991 sampai 1993, Prabowo menjadi Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 di Kostrad

Ia bergabung sebagai anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Prabowo pun ditugaskan ke Timor Leste.

Tidak tanggung-tanggung, ia diberikan amanah sebagai Komandan Pleton Grup I Kopassus.

Selanjutnya, bersama Mayor Luhut Binsar Pandjaitan dan beberapa perwira lain kembali dikirim ke Jerman, tepatnya pada 1981.

Sepulang dari Jerman, karier Prabowo semakin cemerlang.

Ia didaulat menjadi Wakil Komandan Datasement 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus dari tahun 1983-1985.

OTW 2

Pada tahun 1985, ia ditempatkan di Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) sebagai Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328.

Pada tahun 1991 sampai 1993, Prabowo menjadi Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 di Kostrad.

Di Kopassus, Prabowo diangkat sebagai Komandan Grup-3 pada tahun 1993.

Setahun kemudian, ayah dari Didiet Prabowo ini diangkat menjadi Wakil Komandan Kopassus.

Pada tahun 1995 sampai 1996, ia menjabat sebagai Komandan Kopassus.

Kariernya pun semakin cemerlang kala ditunjuk sebagai Komandan Jenderal Kopassus pada 1996-1998.

Ketika menjadi Komandan Jenderal Kopassus, ia ditugaskan untuk memimpin pembebasan sandera Mapenduma.

Karier puncaknya pada 1998, ia ditunjuk sebagai Panglima Kostrad (Pangkostrad) yang membawahi sekitar 11.000 prajurit.

Namun, sehari setelah Soeharto yang juga mertuanya mengundurkan diri, jabatannya sebagai Pangkostrad dan Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI dicopot.

Pemberhentian dilakukan setelah Prabowo menjalani sidang Dewan Kehormatan Perwira terkait beberapa kasus.

Pasca berhenti dari dunia militer, Prabowo mulai masuk ke dalam dunia bisnis dan politik.

Ia bergabung sebagai anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Prabowo pun ditugaskan ke Timor Leste.

Tidak tanggung-tanggung, ia diberikan amanah sebagai Komandan Pleton Grup I Kopassus.

Selanjutnya, bersama Mayor Luhut Binsar Pandjaitan dan beberapa perwira lain kembali dikirim ke Jerman, tepatnya pada 1981.

Sepulang dari Jerman, karier Prabowo semakin cemerlang.

Ia didaulat menjadi Wakil Komandan Datasement 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus dari tahun 1983-1985.

Pada tahun 1985, ia ditempatkan di Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) sebagai Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328.

Pada tahun 1991 sampai 1993, Prabowo menjadi Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 di Kostrad.

Di Kopassus, Prabowo diangkat sebagai Komandan Grup-3 pada tahun 1993.

Setahun kemudian, ayah dari Didiet Prabowo ini diangkat menjadi Wakil Komandan Kopassus.

Pada tahun 1995 sampai 1996, ia menjabat sebagai Komandan Kopassus.

Kariernya pun semakin cemerlang kala ditunjuk sebagai Komandan Jenderal Kopassus pada 1996-1998.

Ketika menjadi Komandan Jenderal Kopassus, ia ditugaskan untuk memimpin pembebasan sandera Mapenduma.

Karier puncaknya pada 1998, ia ditunjuk sebagai Panglima Kostrad (Pangkostrad) yang membawahi sekitar 11.000 prajurit.

Namun, sehari setelah Soeharto yang juga mertuanya mengundurkan diri, jabatannya sebagai Pangkostrad dan Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI dicopot.

Pemberhentian dilakukan setelah Prabowo menjalani sidang Dewan Kehormatan Perwira terkait beberapa kasus.

Pasca berhenti dari dunia militer, Prabowo mulai masuk ke dalam dunia bisnis dan politik.

Riwayat Jabatan

Platoon Commander of Commandos Group-1 Kopassandha (1976)

Company Commander of Commandos Group-1 Kopassandha (1977)

Deputy Commander of Detachment-81 Kopassus (1983-1985)

Deputy Commander of the airborne infantry battalion Kostrad (1985-1987)

Commander of the airborne infantry battalion 328 Kostrad (1987-1991)

Chief of brigade staff airborne infantry 17/Kujang I/Kostrad (1991-1993)

Group Commander-3/special force training center (1993-1995

Deputy Commander of Special Force Command (1994)

Commander of Special Force Command (1995-1996

General Commander of Special Force Command (1996-1998)

Command Commander of the Army’s strategic reserve Command(1998)

Staff and Command Army’s School Commander(1998)

Chairman of HKTI (2004-2009)

Chairman of HKTI (2010-2015)

Chairman of Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) (2001-2011)

Commissioner Oil and Gas Company in Kazakhstan

Head Commissioner of PT Tidar Kerinci Agung

President and CEO of PT Nusantara Energy

President and CEO of PT Jaladri Nusantara

Advisory Board of Organisasi Kosgoro

Head of Kebangsaan University

Founder of Koperasi Swadesi Indonesia (KSI)

Head of Koperasi Garuda Yaksa

Berbagai sumber

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.