JURNAL SUMBAR | DHARMASRAYA — Anggota komisi IV DPR RI, Sidi Hermanto bertemu dan berdialog dengan Kelompok Tani (Keltan) dan masyarakat se Kecamatan Timpeh, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Dalam rangka kegiatan reses tahun ini.
Dalam pertemuan tersebut, Hermanto mengimbau kepada masyarakat untuk tetap mempertahankan lahan pertanian mereka dan agar tidak mengalihfungsikan lahan dengan perkebunan.
Dijelaskan, belakangan ini lahan pertanian seperti area persawahan semakin berkurang karena alih fungsi lahan yang dilakukan petani sehingga produksi padi semakin menurun. Untuk itu, kata dia, Fraksi PKS bersama pemerintah berkomitmen dalam mensejahterakan petani agar swasembada pangan dapat terpenuhi.
“Jangan sampai petani Timpeh melakukan alih fungsi lahan untuk perkebunan dan untuk alasan lainnya,”tutur Hermanto kemarin, Selasa (9/5).
Agar target swasembada pangan tercapai fraksi PKS di Senayan bersama pemerintah saat ini mendukung dan mendorong kemajuan pertanian dan untuk meningkatkan taraf hidup petani di masa yang akan datang.
“Kami telah membantu para petani lewat kelompok tani berupa Alat Mesin Pertanian seperti traktor besar, hand traktor, mesin tanam dan lain sebagainya,” jelasnya.
Komitmen tersebut dapat dibuktikan dengan seringnya dia turun ke tengah masyarakat guna menjemput aspirasi dan menyampaikannya kepada pemerintah dalam siding-sidang komisi maupun paripurna.
“Hasil dan kesimpulan pertemuan kita hari ini akan menjadi catatan saya guna saya sampaikan kepada pemerintah dalam siding-sidang komisi,”tuturnya.
Pemerintah daerah Dharmasraya melalui Wali Nagari setempat berharap kepada Hermanto agar menyampaikan aspirasi masyarakat Timpeh kepada pemerintah di parlemen agar kesejahteraan petani daerah itu dapat terus ditingkatkan.
Dalam kunjungan tersebut, Hermanto didampingi oleh anggota DPRD Provinsi Sumbar Widyatmo, anggota DPRD Kabupaten Sijunjung hendri Susanto dan pengurus DPW PKS Sumbar Johandriansyah.
Rombongan tersebut disambut oleh Camat Timpeh, Wali nagari se Kecamatan beserta tokoh masyarakat setempat. Relis/Jefri
