Kunjungi Nagari Talanganau, Wabup Limapuluh Kota: Nagari Harus Ciptakan Kemandirian Pembangunan
JURNAL SUMBAR | Limapuluh Kota — Potensi alam yang subur menjadikan Nagari Talanganau di Kecamatan Gunuang Omeh, salah satu sentra perkebunan yang menjanjikan semisal jeruk dan gula aren. Ditambah lagi, kondisi geografis wilayah yang bertebing dan banyak lereng perbukitan, menjadikan nagari bersitus sejarah ‘talempong batu’ ini kaya akan potensi alam.
Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan mengatakan, Talanganau termasuk salah satu nagari yang terletak di kawasan jauh di Luak Nan Bungsu. Kendati berada cukup jauh dari pusat IKK Sarilamak dan Kota Payakumbuh, namun potensi yang dimiliki nagari itu, sangat banyak untuk bisa dikembangkan.
“Melirik geografis wilayah, saya rasa disini bisa disulap jadi sentra perkebunan yang menjanjikan, karena didukung oleh iklim dan tanah yang subur. Ke depan, pemerintah nagari harus fokus melihat segala potensi dan kebutuhan, yang dapat menciptakan kemandirian bagi pembangunan,” sebut Ferizal Ridwan, saat melakukan kunjungan safari ramadhan (SR) ke Masjid Nurul Huda, Jorong Luakbegak, Rabu (7/6).
Selain Wabup selaku ketua tim, kunjungan tim SR II Pemkab Limapuluh Kota itu turut dihadiri Camat Gunuang Omeh, Ali Firdaus, sekretaris yang juga Plt Kadis Pekerjaan Umum (PU-PR), kabid Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Nagari (DPMDN), Kabid Perikanan, Kasubag Humas, hingga staf Sat Pol PP, Dishub, Bagian Kesra dan Humas.
Kemandirian pembangunan yang dimaksud Wabup dalam arahannya, yaitu Pemnag bersama unsur Bamus musti memikirkan sebuah sistim supaya dapat mendatangkan Pendapatan Asli Nagari (PAN) sebanyak-banyaknya. Hal tersebut ditekankan, supaya nagari dapat secara berkala dapat ‘menyicil’ kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan.
Salah satu contohnya dengan memanfaatkan potensi perkebunan aren dan jeruk yang sebagian besar dimiliki masyarakat tani. Menurut Ferizal, Pemnag bersama Bamus sedianya sudah mengkaji bagaimana ke depan, memberikan pemberdayaan melalui peningkatan SDM, guna meningkatkan produksi gula aren dan jeruk.
“Ketika produksi meningkat, nagari bisa mengelola penjualan hasil produksi ini melalui Badan Usaha Milik Nagari (BUM-Nag). Ini, bisa dilakukan dengan DED (Dana Desa), disamping sebagai upaya menjauhkan petani kita dari permainan toke atau tengkulak. Termasuk salah satu cagar sejarah, Talempong Batu, bagaimana bisa menjadi magnet kunjungan wisata ke depan,” sebut Ferizal.
Terkait wisata, Ferizal menyebut Nagari Talanganau bisa memanfaatkan peluang kunjungan wisata sejarah, yakni rumah dan pustaka Tan Malaka di nagari tetangganya, Pandamgadang yang kini kian ramai dikunjungi pascadilakukannya prosesi adat serta pemindahan makam tokoh pendiri republik itu dari Kediri, Jawa Timur ke Limapuluh Kota beberapa waktu lalu.
Wabup juga menekankan, agar segala kebutuhan pembangunan yang dibiayai DED maupun APBD di nagari, harus sesuai dengan skala prioritas perencanaan di Musrenbang. Baik itu dana aspirasi/pokok pikiran Dewan atau program lain. “Artinya, tidak boleh ada proyek-proyek pemerintah ‘naik di jalan’, karena yang banyak terjadi, kegiatan kita cenderung belum sesuai dengan azaz kebutuhan yang riil,” tukuk Ferizal.
Dalam kegiatan Safari Ramadhan itu, wabup ferizal juga memberi kesempatan kepada para jamaah untuk bertanya serta menyampaikan segala aspirasi perihal kebutuhan dan kendala yang dihadapi masyarakat. Namun, Pj Wali Nagari,Yusnedi berikut para tokoh masyarakat, menanyakan seputar kebutuhan infrastuktur jalan dan irigasi pertanian. [Erwin]