Soal Musda Golkar Sijunjung, Sekretaris DPD Sesalkan Sikap dan Pernyataan Ketua DPD

JURNAL SUMBAR | Sijunjung – Kisruh di tubuh partai Golkar Sijunjung terus berlanjut. Pasca terjadinya deadlock pada musyawarah daerah (Musda) Partai Golkar Sijunjung, Kamis (6/7/2017), lalu itu malah berbuntut panjang.

Bahkan Sekretaris Partai Golkar Sumbar, Desra Ediwan Anantanur menyesali sikap dan pernyataan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Sumatera Barat, Hendra Irwan Rahim, terkait soal Golkar Sijunjung, dibawa kepeminpinan Arrival Boy, dibilang gagal.

“Ini perlu dikoreksi pernyataan saat Musda itu. Dimana letak gagalnya Golkar Sijunjung? Coba lihat, dari 5 kursi di DPRD kini menjadi 6 kursi. Begitu juga dalam Pilkada, Arrival Boy juga berhasil memenangkannya. Lantas dimana gagalnya,” kata Desra Edwan Anantanur, kepada Jurnal Sumbar, Selasa (11/7/2017), pagi.

Disebutkannya, dalam politik jangan sampai ada perbedaan anak tiri dan anak kandung. “Ini memang harus dikoreksi, Musda itu sudah ada aturannya di juklak 05 Partai Golkar. Bagi seseorang yang ingin maju sebagai calon ketua lagi, baik yang sudah dua kali dan tiga kali, harus mengantongi rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar,” ucap Desra Ediwan Ananta Nur.

Sementara kata Desra, pengajuan surat rekomendasi Arrival Boy sudah lama disampaikan. Namun hingga kini belum juga terbit. Sementara Ardison justeru diperbolehkan dan sudah tiga kali menjadi ketua partai di Pariaman. Dalam pileg sama-sama menang, dan di Pilkada Ardison kalah. “Jangan ada anak emas dan anak tiri dalam politik,” ucap Desra Ediwan Anantanur, menyesali.

Ketua Partai Golkar Sijunjung, Arrival Boy, yang dihubungi Jurnal Sumbar, Selasa (11/7/2017), kemelut yang terjadi ditubuh Partai Golkar itu sudah sampai ke tangan DPP Golkar. “Persoalan Musda ini sudah di tangan DPP. Untuk sementara, Musda ditunda dulu hingga ada penyelesaian dari DPP,” ucap Arrival Boy, yang juga Wabup Sijunjung dan mantan aktivis 1998 itu, tak banyak komentar.

Padahal, rencana kelanjutan Musda Golkar Sijunjung itu digelar pada Senin (10/7/2017) di Padang. Namun delapan Pimpinan Kecamatan (PK) Sijunjung, justeru membaikot dan mengancam tak menghadiri rencana kelanjutan musda.

“Kami semua PK satu suara. Kami tak akan menghadiri kelanjutan Musda itu. Kenapa harus di Padang digelar kelanjutan Musda. Karena permasalahan masih bisa diselasaikan di Ranah Lansek Manih, Sijunjung,” ujar kedelapan PK Partai Golkar, Kabupaten Sijunjung itu, pada Jurnal Sumbar, Senin (10/7/2017) sore kemarin di Muaro Sijunjung.

Kedelapan PK Partai Golkar Sijunjung tersebut, Darmon (PK Kamangbaru), Aswat Kanedi (PK Tanjunggadang), Marlis Pandito Rajo (PK Lubuktarok), Ajisman Rangkayo Mudo (PK Ampeknagari), Iskandar (PK Sijunjung), Nilham Dt Mandaro (PK Kupitan), Khairunas (PK Kototujuah) dan Hartani Sampono Ameh (PK Sumpurkudus).

Ketua DPD Golkar Sumbar, Hendra Irwan Rahim, yang dihubungi Jurnal Sumbar melalui nomor WhatsApp nya, Selasa (11/7/2017) pagi tak berhasil dihubungi. Selain tak mengangkat WhatsApp, ia juga tak membalas WhatsApp, terkait deadlock-nya Musda Golkar Sijunjung.

Apa yang terjadi di Golkar Sijunjung? Runutlah ke belakang. Cerita itu berawal dari ajang Musda Partai Golkar Sijunjung. Dalam musda itu terjadi hujan intervensi dan intrupsi, akibatnya, musda itu deadloc.

Apalagi adanya tudingan Golkar Sijunjung gagal. Tak heran, ucapan dari Ketua DPD I Sumbar, Hendra Irwan Rahim dan Korwil Sumbar itu, menyulut kemarahan unsur delapan PK Partai Golkar Sijunjung itu. Mereka pun berang dan taburangsang.

“Dimana gagalnya. Dua periode Arrival Boy, memimpin Golkar Sijunjung, jabatan ketua DPRD Sijunjung bahkan bupati dan wabup hingga kini dipegang Partai Golkar Sijunjung. Lantas dimana gagalnya,”tanya para unsur PK Partai Golkar itu.

Namun, rumor yang beredar. Musda Partai Golkar disinyalir ada kaitan muatan politik jelang Pilkada 2020 mendatang. Ada sinyalemen upaya mencekal dan menjegal Arrival Boy untuk maju pada Pilkada. Benarkah? [Saptarius]

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.