Soal PT Semen Padang, Andre Rosiade Surati Presiden Joko Widodo

JURNAL SUMBAR | Jakarta – Andre Rosiade, seorang tokoh muda Minang menulis surat terbuka untuk Presiden RI Joko Widodo. Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang itu mempertanyakan kebijakan Kementerian BUMN dan Direksi Semen Indonesia tentang status Semen Padang.

Berikut selengkapnya isi surat tersebut, yang diterima Jurnalsumbar.com, Jumat (29/12):

Assalamualaikum Wr. Wb.

Bapak Presiden Jokowi yang kami hormati, kami doakan semoga Bapak selalu sehat selalu.

Izinkan kami Andre Rosiade mewakili masyarakat Minang yang resah, mengenai rencana Kementrian BUMN dan Direksi Semen Indonesia yang ingin menghilangkan status Semen Padang sebagai Korporasi hanya akan menjadi Unit Produksi semata.

Bapak Presiden Jokowi, saat ini tuntutan spin off PT Semen Padang oleh masyarakat Sumatera Barat yang telah dikabulkan oleh pemerintahan Megawati lalu, saat ini terancam akan sirna. Karena PT Semen Indonesia, yang baru 3 bulan dipimpin oleh Hendi Priyo Santoso telah secara berangsur-angsur menghilangkannya.

Dalam waktu dekat sebagian kewenangan direksi PT Semen Padang dan juga opco lainnya PT Semen Tonasa dan PT Semen Gresik, yaitu Direktorat Komersial akan dipangkas dan ditarik oleh PT Semen Indonesia. Setelah itu menyusul Direktorat Keuangan, sehingga dalam waktu tidak terlalu lama di PT Semen Padang hanya tersisa Direktorat Produksi, dengan kewenangan setingkat General Manager. PT Semen Padang sebagai sebuah korporasi akan tinggal kenangan. Kedepan tidak akan lebih dari sebuah unit produksi. Suatu perubahan yang radikal, membohongi harapan dan kebanggaan rakyat Sumatera Barat.

OTW 2

Seharusnya, Hendi sebagai orang baru di industri semen, terutama di PT Semen Indonesia, seharusnya terlebih dahulu mempelajari sejarah dan memahami perjalanan panjang PT Semen Padang dan bagaimana proses terbentuknya PT Semen Indonesia (dahulunya PT Semen Gresik selaku holding company). Kalau bukan karena tuntutan masyarakat Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan ditahun 2001 kepada pemerintah Megawati untuk membatalkan put option yang dimiliki oleh Pemerintah RI. Jika pemerintah melaksanakan put optionnya kepada Cemex, maka tidak akan ada lagi Semen Indonesia ini.

Penarikan direktorat komersial dengan alasan efisiensi untuk dapat bersaing dipasar adalah hal yang dicari2. Hendi sebagai CEO dari sebuah perusahaan besar tidak menunjukkan kemampuan manajemennya, tidak tahu prioritas yang harus dilakukannya. Kekosongan Komisaris Utama yang telah berlangsung selama 8 bulan dan Direktur Utama PT Semen Padang dan Direktur Komersial PT Semen Tonasa yang telah berlangsung selama 3 bulan lebih seharusnya menjadi prioritas untuk diisi. Masalah pabrik Rembang yang sampai saat ini izin Tambangnya masih belum beres sehingga proyek senilai 6 Triliun terancam tidak dapat beroperasi dan mengakibatkan kerugian negara atas investasi yang sia2. Disamping itu kepercayaan publik selaku investor juga akan jatuh. Seharusnya Hendi segera menyelesaikan masalah2 tsb. Bukan membuat kacau dan kecewa masyarakat Minang.

Rencana yang akan dilakukan Hendi ini telah membuat resah karyawan PT Semen Padang dan Ninik Mamak selaku pemilik tanah ulayat. Jika Hendi mengabaikan aspirasi spin off dari masyarakat minang bisa2 operasi pabrik akan terganggu dan masyarakat kembali turun ke jalan.

Untuk itu Bapak Presiden Jokowi, kami memohon agar Bapak Presiden segera meminta ibu menteri Rini Sumarno untuk segera mencegah pengebirian PT Semen Padang oleh Dirut PT Semen Indonesia ini.

Besar harapan kami kepada Bapak Presiden, agar Bapak serius menyikapi aspirasi dari kami masyarakat Minang ini.

Atas bantuan dan perhatian Bapak, kami ucapkan banyak terima kasih

Hormat kami.
Wassalamuaikum wr wb

ANDRE ROSIADE
Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.