JURNAL SUMBAR | Pasaman Barat – Berawal dari kegagalan merintis usaha studio foto dan toko kaca, BUMNag Sinuruik Jaya Basamo di Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, mengalihkan unit usahanya kepada jual beli padi. Hasilnya, dalam dua kali panen, langsung memberikan kontribusi untuk Pendapatan Asli Nagari (PAN).
“Sudah bagi hasil, 30 persen untuk nagari dari keuntungan usaha itu. Bagi hasil ini sudah dua kali, masih kecil, yang pertama keuntungan kotornya Rp6 juta, yang tahun kedua dapat Rp16 juta, jadi 30 persen jadi sekitar Rp3,5 juta. Keutungan itu untuk Pendapatan Asli Nagari,” kata Roland Saputra, Direktur Bumnag Jaya Basamo, kepada wartawan saat kedatang Tim Jelajah Desa (Nagari) Kementrian Desa PDTT.
Kata Roland, saat ini BUMNag Jaya Basamo sedang fokus usaha beli padi. Usaha ini karena potensi di sini adalah padi, dan ini pun karena dua usaha sebelumnya yakni studio foto dan toko kaca kurang jalan.
“Ini dua tahun anggaran, 2015 itu dimanfaatkan untuk warnet, dan studio foto setelah itu toko kaca. Karena usaha itu (studio foto dan toko kaca) kurang jalan, maka tahun 2016 digunakan untuk jual beli padi karena potensi di sini padi. Itulah usaha yang sedang difokuskan Bumnag,” lanjut Roland.
Walinagari Sinuruik Frianton, mengatakan usaha jual beli padi menjadi beras itu dengan mengelola luas tanah 850 hektar lahan pertanian. Dan pertanian menjadi sumber pendapatan terbesar bagi warganya.
“Beras hasil pertanian di sini sudah banyak dikirim ke daerah lain hingga ke provinsi tetangga. Di BUMNag Jaya Basamo menerapkan sistem bagi hasil. Sekitar 30 persen dari hasil pendapatan, dialokasikan untuk Pendapatan Asli Nagari,” jelas Frianton.
Ia menyampaikan, sejak BUMNag terbentuk memberikan manfaat terhadap kemajuan nagari ini. Hal ini juga dibuktikan dengan meraih rangking ke-2 BUMNag se Sumbar tentang transparansi anggaran dana desa.
“Nagari Sinuruik juga sudah mengembangkan potensi pariwisata, selain di sektor pertanian. Salah satunya dengan membentuk kampung pelangi. Kampung pelangi tersebut sangat berpotensi untuk maju. Selain indah, kampung ini juga memiliki sungai ikan larangan,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu Staf Ahli Kemendes PDTT, H. Febby Dt Bangso, menyerahkan bantu Usaha Ekonomi Mikro (UEM) total nilai Rp150juta, dengan per kelompok Rp30 juta. “Kami mengharapkan para pendamping desa dapat membantu mengembangkan BUMNag yang ada di nagari masing-masing, agar Bumnag-bumnag yang ada di Sumbar menjadi Bumnag percontohan,” ucap Febby. (rilis tjd kemendes)