JURNAL SUMBAR | Dharmasraya – Sedikitnya, 35 ninik mamak dan bundo kanduang se Nagari Koto Besar, Kecamatan Koto Besar, siap untuk mengikuti Arung Pamalayu di Sungai Batanghari pada Senin (23/9/19) pekan depan. Mereka akan memakai pakaian kebesran adat masing masing dan akan bergabung bersama yang lain menaiki perahu hias dari jembatan Sungai Dareh menuju dermaga Candi Pulau Sawah.
Walinagari Koto Besar Eko Noris menjelaskan, pihaknya saat ini tengah bersiap untuk memastikan bisa ikut dan berkontrbusi dalam kegiatan Arung Pamalayu. “Insyaalah kami siap. Kami akan bersngkat dengan 35 orang, terdiri 20 ninik mamak dan 15 bundo kanduang. Mereka akan memakai pakaian adat kebesaran suku masing masing dan untuk kaum perempuan memakai baju kurung basiba,” kata Eko Noris.
Keikutsertaan ninik mamak dan bundo kanduang se Kecamatan Koto Besar dalam Arung Pamalayu, menurut Eko Noris, merupakan wujud dukungan masyarakat terhadap iven daerah yang dicanangkan oleh Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan. Sebab Arung Pamalayu itu memiliki arti strategis dan tujuan yang besar untuk masa depan dan eksistensi Kabupaen Dharmasraya.
Acara Arung Pamalayu, merupakan bagian penting dari serangkaian Festival Pamalayu. Arung Pamalayu itu sendiri merupakan karnaval perahu hias yang di atasnya akan naik para ninik mamak dan pemangku adat se Kabupaten Dharmasraya. Perahu hias akan mengarungi Sungai Batanghari dari jembatan Sungai Dareh menuju dermaga komplek Candi Pulau Sawah.
Dalam rencana semula, Arung Pamalayu akan diikuti oleh sedikitnya 100 perahu tempek. Perahu tempek dihias dengan berbagai corak. Masing masing perahu bisa ditumbangi 10 orsng pemangku adat. Dengan perkirsan itu, jumlah pemangku adat yang akan menggunakan pakain kebesaran paling tidak 1000 orang. Itulah sebabnya, Bupati Sutan Riska menginginkan seluruh pemangku adat se Kabupaten Dharmasraya bisa ambil bagian dalam acara kebudayaan terbesar dan terlama di Sumbar.
Acara Arung Pamalayu merupakan sebuah agenda penting bagi upaya Kabupaten Dharmasraya mengangkat peranan Sungai Batanghari bagi kehidupan masyarakat. Dengan mengikuti Arung Pamalayu, setidaknya bisa mengenang kembali betapa pada zaman dahulu enek moyang warga Dharmssraya memikiki jiwa pemberani menaklukkan keganasan alam dengan perlengkapan ala kadarnya Mereka berjuang untuk berdagang rempah rempah guna memajukan kehidupan mereka.
Semangat dan kebesaran yang telah dicapai di masa lalu itulah yang ingin digali dan diwariskan buat generasi kini dan mendatang. Itulah sebabnya, Bupati menaruh perhatian besar dalam kegiatan Arung Pamalayu. Sebab terkait denysan menggali nilai dan norma dari budsya luhur itu menjadi bagian dari tugas yang harus dipikul pemerintah bersama para pemangku adat dan tokoh tokoh Dharmasraya.humas
editor; saptariua