JPO Sudirman Tanpa Atap, Bambang Kusumanto: Kontradiktif dengan Aspek Kenyamanan

JURNAL SUMBAR | Jakarta – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membongkar atap JPO yang berdekatan dengan Stasiun MRT Sudirman.

Keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melepas atap JPO yang menjadi penghubung antara Indofood Tower dan Menara Astra itu dicetuskan dalam Rapat Pimpinan Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) trotoar Thamrin-Sudirman dan pusat kuliner Thamrin, Rabu (23/10) yang lalu.

“JPO itu atapnya ada supaya tidak kena hujan dan panas, itu benar bila dari indoor ke indoor. Tapi kalau dari ruang terbuka ke ruang terbuka, sebetulnya tidak perlu ada penutup,” ucap Anies.

Atap JPO dicopot karena JPO itu hanya menghubungkan antar-trotoar (tempat outdoor) atau tidak menyambungkan halte Transjakarta, terang Anies.

Dengan dicopotnya atap jembatan, tambah Anies, JPO Sudirman akan menjadi lokasi yang bagus untuk berfoto.

“Apa yang terjadi nanti kalau dibuka? Itu tempat selfie paling sering nanti, karena pemandangan gedung di malam hari bagus sekali, sore, siang,” kata Anies dalam arahannya pada RaPim tersebut.

Berbagai reaksi positif maupun negatif muncul, baik dari pengguna JPO Sudirman tersebut maupun dari para netizen di sosial media.

Ada yang menyambut positif, suka dengan ide Gubernur bahwa JPO Sudirman itu merupakan salah satu spot yang bagus menikmati pemandangan Jakarta, baik sore maupun malam hari.

Bahkan, adapula yang mengeluhkan dengan terbukanya atap JPO tersebut, kenyamanan pemakai JPO akan berkurang, terlebih lagi jika cuaca panas terik dan hujan lebat.

Bambang Kusumanto, politisi partai PAN DKI Jakarta ikut menanggapi isu yang sedang berkembang ini. Menurutnya, hal tersebut agak kontradiktif dengan itikad pemerintah DKI memberi kenyamanan para pejalan kaki.

Di negara tropis seperti Indonesia, tantangan bagi para pejalan kaki adalah cuaca, panas dan hujan. Atap penutup ini penting untuk kenyamanan para pengguna JPO.

“Saya rasa itu tidak mengganggu estetika atau menghalangi pemandangan untuk melihat keindahan gedung gedung yang bagus”, terangnya.

Solusi alternatifnya, mungkin dibuat atap yang agak transparan. Bisa sebagian saja dibuat terbuka atau dibuat anjungan khusus yang terbuka untuk menjadi spot untuk selfie, tambah anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PAN ini menjelaskan. (tom)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.