Taklukan Puncak Elbrus Rusia, ELPALA SMAN 68 Jakarta Raih Penghargaan Rekor MURI

JURNAL SUMBAR | Jakarta – Prestasi luar biasa berhasil ditorehkan oleh para pelajar dari ELPALA SMAN 68, Geas Aldino, Ryan Muhammad, Salsa Khusnus dan Timothy Jonathan, serta pelajar dari SMP dan SMA BPK Penabur Kelapa Gading Jakarta Utara yaitu Matthew Richard dan Jonathan Philip.

Hari ini menjadi hari bersejarah bagi mereka maupun dunia pendakian, di mana mereka hari ini, Jumat sore (28/2/2020) mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor- Dunia Indonesia (MURI) yang menggelar “MURI Award” di Jaya Suprana Institute Mall of Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Penghargaan tersebut langsung diberikan oleh Jaya Suprana, didampingi istri Aylawati Sarwono. Penghargaan ini diberikan kepada mereka dari ribuan orang yang ditolak lantaran tidak masuk dalam syarat untuk penghargaan bergengsi ini.

ELPALA SMAN 68 mendapatkan penghargaan ini dengan rekor sebagai tim pelajar indonesia pertama yang berhasil mencapai puncak gunung Elbrus, Rusia, yang dilakukan pada 17 Agustus 2018 lalu.

Para pendaki menceritakan berbagai rintangan dalam mendaki gunung Elbrus yang tidak mudah dilewati, apalagi saat itu adalah pertama kalinya mendaki gunung es. Seperti halnya dalam menghadapi suhu di gunung yang mencapai minus 23 derajat, terlebih lagi pendakian dilakukan dalam kurun waktu 4 hari saja, padahal perjalanan normal mendaki gunung Elbrus seharusnya bisa selama 8 sampai 10 hari.

“Jadi kendalanya tubuh belum beradaptasi, dan yang paling berasa itu pas sampai puncak, karena oksigennya tipis sehingga benar-benar bikin ngantuk banget, lemas, dan menyerang mental. Tapikan selama pendakian gak boleh tidur karena bisa hipotermia,” papar Ryan didampingi Ketua Elpala Caesar Arya Nur Palopi.

Namun segala yang terjadi saat itu baginya akhirnya seakan terbayarkan dengan penghargaan rekor MURI, Ryan mengaku sangat tidak menyangka penghargaan ini bisa didapatkan pihaknya.

“Yang pasti bangga banget, karena sudah membanggakan ELPALA, sudah membanggakan keluarga dan sekolah. Dan yang paling penting semua itu sudah dibayarkan dengan usaha yang benar-benar keras, pokoknya semuanya sudah terbayarkan dan tercapai,” ujar Ryan.

Ryan pun menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada semua yang mendorong prestasi yang telah didapatnya saat ini. Selain kepada Tuhan, Ia juga mengucapkan terima kasih kepada para pendiri ELPALA.

“Tanpa para pendiri, ELPALA gak mungkin ada hingga sekarang. Pendirinya ada lima yaitu Dar Edi Yoga, Tommy P.K, Eka Bama Putra, Almarhum Beni Pranoto, Bambang Anto Gunawan. Dan salah satu pendiri Dar Edi Yoga selalu mendampingi Elpala setiap melakukan pendakian ke Kilimanjaro, Carztens, dan Elbrus,” jelas Ryan.

Ryan meminta agar penerusnya terus berjuang menorehkan prestasi, bahkan harus bisa lebih dari prestasi yang mereka dapatkan saat ini.

“Yang pasti harapan paling utama adalah jangan ngecewain sekolah, apalagi ELPALA, yang pasti jangan berhenti berprestasi kalau bisa selalu membanggakan ELPALA dan sekolah. Yang pasti penghargaan ini prestige banget,” ujar Ryan.

Sementara itu penghargaan MURI juga didapatkan dua pelajar SMP BPK Penabur 4 dan SMA BPK Penabur 5 yaitu Jonathan Philip dan Matthew Richard, keduanya masuk dalam kategori rekor sebagai pelajar bersaudara termuda yang berhasil mendaki puncak Gunung Kilimanjaro, Tanzania yang dilakukan 17 Maret 2019, di mana saat itu Matthew berusia 15 tahun 9 bulan 21 hari dan Jonathan berusia 13 tahun 9 bulan 3 hari, keduanya diketahui juga merupakan didikan dari ELPALA.

“Gak nyangka banget bisa dapet penghargaan ini, pertama aku ucapin kepada mama papa, dan juga kepada pelatih mereka yang telah memberikan motivasi dimana kami harus perhatian dengan badan sendiri dan jangan pernah maksain naik maupun turun dari gunung,” jelas Matthew.

Ia juga mengaku salut mendapatkan penghargaan dari sosok Jaya Suprana yang sangat menghargai banyak orang, khususnya kepada orang-orang yang sudah melakukan upaya kerja keras yang luar biasa.

“Hebat banget Pak Jaya Suprana yang sangat menghargai prestasi orang. Kan sebelum ada dia gak ada buat Indonesia baik, jadi orang-orang Indonesia seakan dihargai, dan lebih termotivasi membuat rekor-rekor baru,” tandasnya. DEY

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.