JURNAL SUMBAR | Pesisir Selatan – Siang yang hangat. Seremonial virtual yang digagas PKPS baru saja dimulai. Bupati Hendrajoni didaulat untuk memberi kata sambutan.
Banyak tokoh Pesisir Selatan yang hadir. Tokoh ranah maupun rantau. Layar monitor terlihat berjejer partisipan tapi tak menyentuh angka 100 orang.
Agenda silahturahmi PKPS untuk menjemput yang tertinggal, jika masa normal selalu kopi darat, masa new normal dengan virtualpun tak mengurangi makna, dialog kedaerahan untuk masa depan Pesisir Selatan.
Skedul susunan acara walaupun sudah dibuat serapi dan apik mungkin dalam praktik tetap ada bias. Salah satu yang mencolok ‘host’ tak berdaya mengatur lalu lintas pembicaraan. Bahkan siapa berbuat apa dan mengerjakan apa juga tak terlaksana. Host bahkan tak sempat bicara sepatah katapun.
Gagap virtualpun terjadi disepanjang acara. Tapi silahturahmi tetap berlangsung hangat dan sedikit panas. ‘Lah lamo ndak basuo garah sabalun acara, mengakrabkan suasana’.
Ada hal menarik sepanjang acara, bertumpu pada dua kata saja, pembangunan dan membangun Pesisir Selatan, yang lontarkan Buya Zaitul Ikhlas Saad.
Pertama Pembangunan Pesisir Selatan sudah sangat jelas dan nyata hasilnya, banyak proyek besar dengan uang tak sedikit yang berhasil dibawa ke Pesisir Selatan, lalu apakah Membangun Pesisir Selatan sudah dilakukan.
Gayung bersambut, kata berjawab, Bupati Hendrajoni tentu merasa paling bertanggungjawab atas ‘keusilan’ Buya Zaitul untuk memaparkan secara lugas.
Tak dipungkiri, Pembangunan Pesisir Selatan semarak, infrastruktur berkembang, dan sejumlah mega proyek dan monumental dibangun baik dengan sumber APBD maupun APBN sehingga Bupati Hendra Joni layak disematkan sebagai Bapak Insfrastruktur.
Paling tidak dimasa atau periode Bupati Hendrajoni beberapa proyek besar terlaksana, pembangunan jalan mandeh, jalan Bayang-Alahan Panjang, Jalan Lintas Barat Sumatera, Jalan dua jalur Salido-Sago, Jalan lingkar Langkisau, DI Batang Tarusan, puluhan pasar dan puskesmas inap, puluhan ruas jalan kabupaten, masjid terapung, taman, PCC, Gedung Diknas, Gedung Atlit, Gedung peternakan, Sarana olahraga Zaini Zein, landmark kota, Kantor penghubung di Tapan, PLTMH Tapan, banyak bendungan, Irigasi hingga tersier, normalisasi sungai yang tak normal. Tak semua memang bisa ditulis.
Lalu abaikah Hendrajoni membangun Pessel?, tentu tidak. Fisik diuber sampai ke Kementerian terkait, dimana ada hibah disana Bupati antarkan proposal. Non fisik juga berjalan paralel. Saat daerah kekurangan tenaga pendidik, kebutuhan terhadap tenaga guru urgen, maka daerah mengangkat 1.900 tenaga guru kontrak, saat daerah lain tak mampu cari solusi, Pessel lakukan gebrakan.
Lalu Membangun Pessel berikutnya, 3000 siswa/mahasiswa yang dibantu beasiswa dengan dana BAZ, 4000 guru Paud dan guru mengaji difasilitasi dengan Dana Nagari, 15 orang imam besar masjid kecamatan diangkat untuk siar Islam.
Hampir 10.000 anak yatim-piatu yang disantuni karena Covid dan mereka bisa berlebaran seperti biasa, termasuk bantuan untuk gharin, dan bahkan dalam membangun Pesisir Selatan, Pessel bisa masuk 10 besar di sektor Pendidikan.
Akhirnya, Bupati Hendrajoni berharap banyak pada PKPS para perantau khususnya agar mengkonkritkan kepedulianya pada kampung halaman, tak ada gading yang tak retak, setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya.
“Tujuan saya pulang kampung, benar-benar hanya kepedulian dan pengabdian, sehingga Pessel biaa duduk sama rendah tegak sama tinggi dengan daerah lain” ujar Bupati Hendrajoni, saat wawancara pasca acara dengan awak media. Rilis Salam Pessel Maju