Di HJK Sijunjung Ke-76, BKKBN Sumbar Laksanakan Program GENTING Hingga GATE

JURNAL SUMBAR | Sijunjung – Memanfaatkan momentum Hari Jadi Kabupaten (HJK) Ke-76, tahun 2025 di Kabupaten Sijunjung, BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) Perwakilan Sumatera Barat, menggelar tiga agenda kegiatan gratis di Ranah Lansek Manih.

Demikian disampaikan Kepala Dinas PPKB Sijunjung, Roni Satria, S.STP., M.Si., melalui Sekretaris Dinas PPKB, Hendri Nurka, S.Sos., M.Si.,kepada Jurnalsumbar.Com, Senin (17/2/2025).

Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar, Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si., direncanakan turun langsung pada kegiatan tersebut.

Hendri Nurka Sekretaris DPPKB Sijunjung

Disebutkan Hendri Nurka, kegiatan tersebut bertujuan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan pelayanan KB Gratis dan membantu pemerintah dalam mengendalikan laju penduduk.

Kegiatan  itu nanti tentu dihadiri oleh Pendamping PKH, Petugas PLKB masing-masing kecamatan, PPKBD dan kader KB. Setelah mengikuti kegiatan, peserta (PUS) menjadi terbantu karena mendapatkan pelayanan gratis pemasangan alat kontrasepsi berupa IUD dan Implan.

Kegiatan tersebut terlaksana dikarenakan usaha yang dilakukan oleh PLKB dan BKKBN dalam mengadvokasi/membuat proposal/mengajak masyarakat usia produktif untuk mengikuti pelayanan KB, sehingga dengan bantuan/fasilitasi dari pihak dinas kesehatan.

Selain itu, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN tegaskan komitmen menangani stunting melalui Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).

“Program ini dilaksanakan sebagai bentuk pelaksanaan arahan Presiden untuk menyelesaikan isu strategis nasional, termasuk gizi, hingga pengentasan kemiskinan,”papar Hendri Nurka.

“Stunting menjadi isu penting dalam membangun sumber daya manusia yang kuat dan berdaya saing. Dengan kolaborasi lintas gerakan masyarakat, kita dapat mempercepat penurunan prevalensi stunting di Indonesia, khususnya di Kabupaten Sijunjung,” ujarnya.

Ia juga menekankan masalah stunting tidak dapat diselesaikan oleh satu OPD atau lembaga saja. Oleh karena itu, gerakan ini melibatkan berbagai Stakeholder, seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial, serta hendaknya didukung oleh DPRD.

Hendri Nurka mengataka, gerakan ini juga menjadi implementasi dari Perpres 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. “Selama ini kami menjalankan Perpres 72 Tahun 2021 tentang tim percepatan penurunan stunting,” ucapnya.

puasa noverma

Ia menyebutkan selain mencegah stunting, BKKBN juga bertugas menggerakkan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam Gerakan Orang Tua Asuh.

“Ini adalah salah satu upaya strategis untuk melibatkan berbagai elemen masyarakat dalam membantu anak-anak yang berisiko terkena stunting,”tambahnya.

Dirinya menjelaskan, masalah stunting merupakan tanggung jawab bersama yang membutuhkan keterlibatan semua pihak. Dengan pendekatan ini, pemerintah berharap dapat mempercepat penurunan prevalensi stunting sesuai target nasional.

“Kolaborasi dan dukungan masyarakat sangat penting agar daerah kita memiliki generasi penerus yang sehat, tangguh, dan kompetitif di masa depan. Gerakan ini menjadi salah satu langkah strategis untuk menggerakkan masyarakat dan memperkuat sinergi antar antar Stakeholder sesuai arahan Presiden,” ujarnya.

Selain itu, BKKBN juga meluncur program Quick Win Gerakan Ayah Teladan (GATE) dihadirkan sebagai langkah strategis dalam mengatasi fenomena “Fatherless” yang marak terjadi di tengah keluarga Indonesia.

“GATE merupakan salah satu dari program percepatan atau Quick Win. Selain GATE, ada juga program-program seperti Taman Asuh Anak (Tamasya), Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (GENTING), dan AI-Super App tentang Keluarga dan Lansia Berdaya. Program ini menyasar seluruh Ayah dan calon Ayah, termasuk yang sedang menjalani program Bina Keluarga Remaja.

“GATE bertujuan mengoptimalisasi kapasitas penduduk remaja dan dewasa dalam mengoptimalkan peran Ayah, yang pada saat ini banyak isu Fatherless. Sehingga untuk menjawab dari issue Fatherless itu adalah adanya konseling Pra-nikah, Menikah, Akan, Saat dan ketika memiliki Anak,” jelas Hendri Nurka.

Fenomena Fatherless atau kurangnya figur ayah dalam keluarga berdampak pada berbagai aspek perkembangan anak, termasuk masalah gizi dan stunting. Sehingga dengan adanya program GATE ini akan membantu calon Ayah untuk memutus mata rantai Fenomena Fatherless.

“Karena banyak kasus diluar sana, banyak anak perempuan yang kehilangan figur ayah di rumah, sehingga mencari peran Ayah di luar sana. Kita memberi penyuluhan kepada calon ayah untuk bisa mempersiapkan diri sebelum menikah. Mulai dari ekonomi harus matang, dan harus siap juga mengasuh anak untuk lebih baik ke depannya,” beber Hendri Nurka.

Program GATE, kata Hendri Nurka, yakni, bertujuan untuk mengoptimalkan peran ayah dalam pengasuhan anak. Hal ini penting mengingat tingginya angka perceraian dan fenomena “broken home” yang berpotensi memengaruhi tumbuh kembang anak.

“Dengan pendekatan yang lebih inklusif dan edukatif, GATE berupaya membangun kesadaran akan pentingnya keterlibatan ayah dalam setiap tahap perkembangan anak, mulai dari pernikahan hingga pengasuhan,”imbuhnya.

“Selain itu, program GATE juga memberikan konseling pra-nikah untuk mempersiapkan calon ayah dalam aspek ekonomi, mental, dan kesiapan pengasuhan anak. GATE menekankan pentingnya peran ayah dalam memberikan kasih sayang dan menjadi teladan bagi keluarga,”benernya.*

 

 

 

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.