JURNAL SUMBAR | Kota Pariaman—Wali Kota Pariaman, Drs. H. Mukhlis Rahman, MM mengatakan akan menggelar Iven Fashion Parade sebagai langkah promosi awal kegiatan mendatang.
Hal itu disampaikan Mukhlis Rahman, saat konferensi pers dengan sejumlah wartawan, ketika launching Pariaman Fashion Parade, Minggu (9/4/2017) di Pantai Gandoriah Pariaman.
Dikatakan, tujuannya untuk memberitahukan kepada masyarakat dan pemerhati Fashion, bahwa Kota Pariaman akan menggelar sulaman benang emas khas Pariaman. Dengan adanya kolaborasi disainer lokal dengan disainer nasional pada fashion parade, masyarakat akan melihat aplikasi sulam emas pada pakaian.
“Jika sebelumnya kita hanya melihat sulam benang emas pada pakaian pengantin dan pelaminan, ditangan disainer dalam kegiatan ini, sulaman benang emas disulap menjadi fashion yang bernilai tinggi dan casual serta dapat digunakan sehari-hari,” ucap Mukhlis sambil memperlihatkan sulam benang emas di kemeja yang ia kenakan saat itu dengan bangganya.
Mukhlis Rahman menuturkan, sulaman benang emas, bordiran dan sulam emas kapalo samek dari Pariaman, telah diperkenalkan oleh disainer peserta Pariaman Fashion Parade pada iven fashion parade tingkat nasional.
“Kita berharap desainer lokal dapat mengadopsi ilmu disainer profesional untuk pengembangan karya fashion lokal ke depannya,” ujar Mukhlis.
Desainer Sisesaclothing dari Jakarta Mery Pramono yang ikut ambil bagian dalam menampilkan rancanganya, meyakini, trend fashion hijab syar’i memiliki perkembangan trend yang cukup baik dari waktu ke waktu.
“Trend fashion dominasi mengarah pada trend hijab syar’i, ini yang banyak dikembangkan,” sebutnya. Ia juga memuji sulam benang emas hasil karya tangan yang menjadi ciri khas Kota Pariaman. Selama ini Kota Pariaman dikenal sebatas dengan karya bordirannya.
Sedikit bocoran, Mery Pramono yang telah membuka 3 cabang dan ratusan reseller produk fashion syar’inya di seluruh Indonesia, berniat untuk mengkombinasikan sulaman benang emas khas Pariaman dalam rancangannya pada Fashion Parade di Inggris.”Tiga hari lagi, karya kita akan ditampilkan dalam acara Fashion Parade di Inggris, mungkin kalau saya kombinasikan dengan sulaman tenun benang emas khas Pariaman hasilnya akan keren,” pungkasnya.
Di saat yang sama Jenny Cahyati dari Indonesian Model Designer Jakarta menyebut rancangan kolaborasi ia dengan disainer lokal Pariaman sudah dipajang di UMKM SMESCO Indonesia. Bahkan beberapa rancangan etnik Pariaman juga sudah ia bawa dalam ajang fashion show di Kuala Lumpur Malaysia dan Los Angeles USA.
“Sulam emas kapalo samek Pariaman sudah saya aplikasikan dengan etnik daerah lain di nusantara. Sulam benang emas Pariaman satu-satunya di Indonesia, ini perlu dilestarikan,” ujar Jenny.
Sementara itu Kepala Dinas Koperindag Kota Pariaman Gusniyeti Zaunit menyebut Pariaman Fashion Parade 2017 mengambil tema Beauty of Pariaman. Tema tersebut mengacu pada kreatifitas lokal warisan tradisional yang menghasilkan karya indah dan menawan.
“Pariaman Fashion Parade untuk melestarikan kreatifitas warisan lokal,” ujarnya.
Pihaknya juga telah menjalin Momerandum of Understanding dengan Indonesian Model Designer dalam memasarkan produk fashion Pariaman ke kancah nasional dan internasional.
Dengan digelarnya kegiatan itu ia berharap perancang busana lokal dapat belajar dari disainer ternama untuk memacu semangat dan kreatifitas mereka.
Sejumlah disainer pada Launching Pariaman Fashion Parade 2017 itu memperagakan masing-masing dua karya terbaru mereka. Sejumlah nama perancang busana dari Jakarta yang sudah punya nama seperti Hikmat Ahmet, Jeni Cahyati dan Meri Pramono, kemudian perancang busana lokal Ade Listiani, Novia Hartini, Yedil Syahzumar dari Kota Padang dan Riko BJ Rebonte dari Pekanbaru, Riau.
“Akan berkolaborasi dengan disainer Pariaman Sesfitria, Amarullah dan Syahril. Disainer kita ini juga sudah menyiapkan rancangan terbaru mereka untuk diperagakan,” imbuhnya.
Ia mengatakan peragaan busana tersebut tidak sekedar ajang pamer disain saja, namun ada target dan capaian. Dalam dua kali ajang serupa sebelumnya, telah mampu menciptakan tren berbusana muslim di Pariaman. Sulam dan bordiran telah menjadi corak dalam gaya berpakaian/fashion warga Pariaman. Etnik tersebut tidak lagi menghiasi pakaian pengantin dan pelaminan yang kerlap-kerlip.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kota Pariaman, Reni Mukhlis, menyebut Pariaman Fashion Parade merupakan wadah kreatifitas disainer fashion Pariaman untuk menampilkan ide kreatif.
“Untuk memacu kreatifitas disainer lokal agar mampu bersaing secara nasional dan internasional,” ujar Reni.
Pariaman Fashion Parade kata Reni, sudah menjadi agenda rutin pemerintah daerah untuk mengembangkan ekonomi dan industri kreatif di Kota Pariaman.
Sejumlah desainer nasional dan lokal tampilkan rancangan desain hijab syar’i terbaru di Panggung Pantai Gondariah, Pariaman. Penampilan tersebut merupakan rangkaian launching atau promosi jelang Pariaman Fashion Parade ketiga tahun 2017 yang akan digelar tanggal 6 dan 7 Mei 2017 mendatang. (op/amir)
Sumber: tabloidbijak.com