Belum Berumur Setahun, Ruas Jalan Pasarjumat – Kandangbaru Sijunjung Sudah Rusak Parah
JURNAL SUMBAR | Sijunjung – Belum genap setahun, ruas jalan by pass Pasarjumat – Kandangbaru, Sijunjung, Propinsi Sumatera Barat, kini sudah hancur dan putus. Akses jalan menuju gedung DPRD dan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) dibangun tahun 2016 oleh PTPS (PT Pratama Sejahtera) itu menghabiskan dana Rp6 miliar lebih.
Tak heran, sorotan publik kini tertuju pada pembangunan jalan by pass yang dibangun sejak era Bupati Syahrul Anwar (alm) itu. Pasalnya, untuk menuju dari dan ke gedung DPRD kini harus menempuh jalan berbelok ke Tanahbadantuang. Pembangunan jalan itu dilakukan secara bertahap. Bahkan pada tahun 2016, jalan itu sudah mulus.
Tapi, kini jalan itu banyak yang hancur, berlobang, amblas, bergelombang hingga ada yang putus. Padahal jalan itu baru diperbaiki pada tahun 2016. Diduga, hancur dan terpurusnya jalan itu, disinyalir perencanaan dan pengerjaan pembangunannya kurang matang dan tak sesuai bestek.
“Seharusnya, setiap pembangunan mempunyai perencanaan yang matang. Kalau tidak, susah dan siapa yang dipersalahkan. Proyek itu dibangun sejak zaman bupati Syahrul Anwar,” kata Drs. Syahril Syamra Dt Bgd Tan Putieh, mantan Wakil Ketua Gapensi Sumbar yang juga tokoh masyarakat Sijunjung dalam akun facebooknya, Minggu (30/7/2017).
Padahal, di pinggir ruas jalan yang putus itu terdapat rawa. Jika hari hujan, rawa itu meluap dan menjadi air bah. Tak heran, jalan itu pun sedikit demi sedikit pun terkikis hingga akhirnya terputus dan berlumpur.
Seharusnya, sebelum dibangun, rawa itu didam. Tapi itu malah dibiarkan tanpa dinding atau penyanggah. “Itulah yang diduga kurang matangnya perencanaan,” kata sebuah sumber di Muaro Sijunjung.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sijunjung, Ir. Budi Syafriman justeru membantah. “Jalan itu memang sengaja diputus untuk mengeringkan air di rawa itu. Dulu pekerjaannya dilaksanakan PTPS dengan dana Rp6 miliar lebih. Sekarang jalannya sedang dikerjakan dengan paket peningkatan jalan dengan dana Rp7,7 miliar dan dikerjakan PT. Dekky Karya Bestari (PT.DKB), nah dimana salahnya,” terang Budi kepada Jurnal Sumbar, belum lama ini. Saptarius