Pilkada Padang, SBLF: Banyak Tokoh Ingin Jadi Wakil Mahyeldi

JURNAL SUMBAR | Padang – Pilkada Padang yang akan berlangsung Juni 2018 semakin menggairahkan. Para kandidat memasang berbagai jurus untuk bisa berlaga dan mencari pasangannya dalam pilkada nanti. Incumbent Walikota Mahyeldi yang dalam berbagai survey menunjukan keunggulan yang signifikan menjadi incaran bagi kandidat untuk mau menjadi pasangan wakil walikota.

Nama-nama yang santer di media yang disandingkan menjadi bakal calon wakil walikota bagi walikota Mahyeldi yakni Adib Alfikri (Kepala Bapenda Kota Padang), Raseno Arya (Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Sumbar), Urwatul Wusqo (Akademisi UIN IB Padang), Syafrizal Ucok (Kepala BPMD Sumbar), Hendri Septa (Ketua DPD PAN Padang), Afrizal (Ketua DPC Gerinda Padang), Andre Rosiade (Wasekjen Gerinda), dan terakhir ada Weno Aulia Durin (Bendahara DPD Golkar Sumbar).

“Di berbagai media santer terdengar dan ada yang sudah langsung bersilaturahim dengan PKS untuk membicarakan menyandingkan kandidatnya dengan Walikota Mahyeldi sebagai Wakil Walikota Padang,” ungkap Edo Andrefson, Direktur SBLF Riset.

Pemberitaan di berbagai media, salah satunya dari survei IndoBarometer, Weno Aulia Durin ini berpotensi diusung sebagai cawako, mendampingi calon walikota incumbent, Mahyeldi Ansyarullah. Pasangan ini lebih diterima banyak pihak ketimbang pasangan calon lain, ungkap Darul Siska, Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Sumatera II (Sumbar, Jambi, Riau Kepri) DPP Partai Golkar.

Epi

Adapun niatan Adib Alfikri yang berkinginan menjadi wakil walikota bagi incumbent terungkap saat diskusi dengan keluarga besar Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sumbar, “Saya sudah menyiapkan diri untuk mendampingi pak Mahyeldi di Pilkada serentak 2018 mendatang,” ujar Adib Alfikri. “Dan, saya juga sudah siap melepas status ASN saya untuk jadi pendamping pak Mahyeldi,” katanya.

“Walikota Mahyeldi mesti membuka pintu silaturahim sebesar-besarnya kepada setiap kandidat yang mau menjadi calon wakil walikota Padang. Agar niat baik mereka tidak bertepuk sebelah tangan, walau pada akhirnya keputusan wakil walikota akan diputuskan Mahyeldi dan partai koalisi,” tegas Edo.

Dalam pencalonan pasangan walikota-wakil walikota Padang 2018 nanti syarat dukungan bagi partai minimal 20 persen kursi DPRD Padang, yakni 9 kursi membuat tak ada satupun partai yang bisa mengusung sendiri pasangan. Pendaftaran pasangan calon walikota-wakil walikota Padang sendiri akan berlangsung pada Januari 2018 nanti.

Walikota Mahyeldi mesti penuh perhitungan dalam memutuskan calon wakilnya, yakni serasi dan mempunyai daya dukung dalam pembangunan kota Padang. Begitupun partai mesti mengedepankan rasionaliotas dalam memberikan dukungan kepada paslon dari pada ego kepartaian, ungkap Edo Andrefson lagi.

“Dari hasil survey mengatakan, bahwa pemilih dari mayoritas partai di Padang menjatuhkan pilihannya kepada Walikota Mahyeldi. Tidak cermat perhitungan dalam menjatuhkan dukungan, partai bisa saja ditinggalkan pemilihnya atau merugikan paslon yang mereka dukung, karena tidak didukung pemilih dari partai mereka,” pungkas Edo. rilis

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.