Habiskan Rp6,3 Miliar, Tagline Kota Padang di Gunung Padang Itu Dinilai Sangat Mahal dan Pemborosan
JURNAL SUMBAR | Padang – Kebijakan Pemerintah Kota (Pemko) Padang, Provinsi Sumatera Barat membangun bangunan tagline “Padang Kota Tercinta” di Objek Wisata Gunung Padang dinilai mahal dan pemborosan. Pasalnya, tagline yang mirip dengan tagline-nya Hollywood di Amerika tersebut menghabiskan dana APBD Rp6,37 miliar, dan dibangun di saat masih banyak persoalan sosial yang harus lebih diperioritaskan.
“Itu (bangunan tagline-red) sangat mahal sekali,” sebut seorang sumber yang minta namanya tidak disebutkan. “Perlu dipertanyakan hitungan teknis perencanaannya, sehingga sampai menghabiskan Rp6,3 miliar,” tambahnya. “Dan, ini juga bisa dikategorikan sebuah pemborosan, karena dibangun di saat masih banyak masalah sosial yang harus diperioritaskan,” tegas praktisi kostruksi tersebut.
“Pemko Padang melalui OPD terkait harus menjelaskan kepada publik, uang Rp6,3 miliar itu untuk apa saja,” tegas sumber itu lagi. “Dan, apa urgensinya sehingga harus dibangun di saat masalah sosial masih banyak,” tambahnya. “Mestinya penanganan banjir dan masalah sosial lainnya yang diperioritaskan terlebih dahulu,” tegasnya.
Sumber menambahkan, mahalnya proyek tagline tersebut bisa dibandingkan dengan pembangunan gedung baru di rumah dinas walikota Padang. “Coba cek ke sana. Bangunan permanen dua lantai dengan luas lantai 400 meter persegi tersebut hanya menghabiskan dana Rp2,3 miliar,” jelasnya. “Masak banguan tagline itu Rp6,3 miliar?,” tanyanya.
“Saya juga dapat informasi bahwa proyek pembangunan tagline tersebut tidak dilengkapi dengan dokumen UKL/UPL, sebagai pedoman pengelolaan lingkungan di lokasi proyek tersebut,” ujar sumber tersebut. “Padahal, nantinya akan banyak pohon-pohon yang akan ditebang, karena menutupi huruf-huruf tagline,” tambahnya.
Pantauan Jurnalsumbar.com di lokasi proyek tagline di objek wisata Gunung Padang, Sabtu (9/12-2017), terlihat beberapa pekerja mengerjakan pengelasan kostruksi baja tagline dan beberapa pekerjaan pendukung lainnya. Konstruksi tagline berupa huruf “Padang Kota Tercinta” terlihat hampir siap, tinggal pemasangan material penutup dan finishing.
Di plank proyek tertulis, nama kegiatan Pembangunan Tagline, nama kegiatan Pengadaan Konstruksi Tagline, lokasi Gunung Padang, nomor kontrak 044/Kon-BM/APBD/DPUPR/2017 tanggal 5 Juli 2017, masa kontrak 180 hari, nilai kontrak Rp6.370.071.000,- (Rp6,37 miliar), kontraktor pelaksana PT Prindos Jaya dan konsultan pengawas CV Bina Citra Konsultan.
Menurut Roni, mandor PT Prindos Jaya yang ada di lokasi proyek, kostruksi tagline tersebut menggunakan baja berat WF HBM. Tinggi kostruksi huruf “Padang” 10 meter dan “Kota Tercinta” 5 meter. “Total berat baja keseluruhan lebih kurang 40 ton,” ujarnya. “Bobot pekerjaan saat ini lebih kurang 75 persen,” tambahnya.
Dijelaskan Roni, konstruksi tagline senilai Rp6,3 miliar itu akan ditutup dengan lembaran akrilik bagian depan, dan bagian belakang dengan Alu Carbon. “Di dalamnya akan dipasang lampu LED,” jelasnya. “Nanti tagline ini seperti taglin Hollywood di Amerika,” tambahnya. “Terlihat jelas dari jauh, terutama malam hari,” tambahnya lagi.
Dikatakan Roni, pekerjaan yang paling berat adalah mobilisasi material ke atas bukit tersebut. “Makanya kita akali dengan membuat lori (kereta kabel-red),” tambahnya sembari mengatakan, sekali angkut hanya bisa seberat 150 kg.
Ditambahkannya, supaya karakter huruf tagline tersebut terlihat jelas dari kota Padang, pohon-pohon yang menghalangi akan dipangkas. “Pohon-pohon di depan bangunan tagline ini akan dipotong,” ujarnya.
“Proyek ini akan diresmikan oleh walikota Padang pada malam tahun baru (31 Desember 2017-red),” tutupnya.
Ditempat terpisah, Kuasa Pengguna Anggaran (baca Pimpro-red) Proyek Pembangunan Tagline di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Padang, Hendri membantah konstruksi tagline tersebut mahal. “Konstruksi baja berat dengan konstruksi beton itu beda harganya. Jauh lebih mahal konstruksi baja berat,” jelas Hendri, Selasa (12/12-2017) di kantornya.
“Yang kita bangun adalah tagline dengan konstruksi baja berat dari baja WF HBM dan Holo yang tingginya 10 meter dan lebar 62 meter,” ujar Hendri. “Dan, bagian depannya kita tutup dengan lembaran akrilik, dan belangkangnya dengan Alu Carbon,” tambahnya. “Di dalamnya kita pasang lampu LED, dan di luarnya kita pasang lampu sorot,” tambahnya.
Ditambahkannya, selain pekerjaan kostruksi, pihaknya juga memasang jaringan listrik dari bawah yang panjangnya 8 tiang dan ditambah dengan kabel di bawah tanah. “Kalau disebut mahal, itu tidak benar,” tegasnya. “Karena, proyek ini direncanakan oleh konsultan professional,” tambahnya. “Berat bajanya saja 75 ton,” tegasnya.
“Juga perlu diketahui, galian pondasi kostruksi tagline itu berupa galian tanah berbatu,” tambahnya. “Dan, kita juga harus melansir material ke puncak bukit yang tingginya lebih kurang 100 meter dari permukaan laut,” tambahnya. “Jadi, harga proyek ini masih dalam kategori wajar,” tegasnya.
Ditanya tentang dokumen pengelolaan lingkungan di sekitar proyek tersebut, termasuk izin pemotongan pohon-pohon yang menutupi huruf-huruf tagline tersebut, Hendri mengaku belum ada. “Nanti kita koordinasikan dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” ujarnya. “Sehingga kita tidak salah dalam pengelolaan lingkungan nantinya,” tambahnya.
“Saya tegaskan, proyek ini tidak mahal, dan sangat mendukung kepariwisataan kota Padang,” tegas Hendri. “Yang kita bangun adalah tagline yang sekaligus sebagai monumen yang tahan puluhan tahun,” pungkasnya.
Sebagai perbandingan, Jurnalsumbar.com memantau pembangunan gedung baru dua lantai di komplek rumah dinas walikota Padang. Pengerjaannya masih berlangsung. “Luas lantai atas bawah lebih kurang 400 meter persegi,” sebut seorang pelaksana di lokasi proyek tersebut. “Total biayanya Rp2,3 miliar,” tambahnya. “Insya Allah akhir bulan ini sudah siap,” tutupnya. Tim