Menteri PUPR akan Perioritaskan Cetak Sawah Baru di Darmasraya

JURNAL SUMBAR | Padang – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Ir. Mochamad Basoeki Hadimuljono, MSc akan memperioritaskan cetak sawah baru di Dharmaraya, Sumatera Barat. Hal ini dilakukan guna optimalisasi pemanfaat Irigasi Batang Hari yang bisa mengairi sawah hingga18.936 hektar.

Hal ini disampaikan Menteri Basoeki dalam diskusi singkat dengan Pemred Jurnalsumbar.com, Novermal Yuska dan Wakil Menteri ESDM, Achandra Tahar di sela-sela kunjungan Presiden Joko Widodo di Masjid Raya Sumbar, Jumat (9/2-2018). “Kita akan perioritaskan cetak sawah baru di sana,” tegas Basoeki.

Dikatakan Basoeki, Irigasi Batang Hari memang ada masalah di lahan yang akan dicetak jadi sawah. “Waktu irigasi siap, lahan-lahan yang sudah diplot untuk sawah sudah beralih fungsi jadi kebun sawit dan karet,” ujarnya. “Kini kita akan perioritaskan cetak sawah baru di lahan kebun yang sudah tidak produktif lagi,” tambahnya.

“Berapapun luasnya yang siap dijadikan sawah, kita kerjakan,” tegas Basoeki.

Komitmen Menteri Basoeki tersebut diapresiasi oleh Wamen ESDM Achandra Tahar. “Langkah pak Menteri (Basoeki-red) sangat bagus untuk optimalisasi pemanfaatan Irigasi Batang Hari,” ujarnya. “Itu bisa jadi penyanggah pangan nasional,” tambahnya.

Pemred Jurnalsumbar.com, Novermal Yuska menambahkan, saat ini sawah yang bisa diairi Irigasi Batang Hari baru 6.500-an hektar. “Baru sepertiga kapasitas yang termanfaatkan,” ujarnya. “Harus ada pemanfaatan lain menjelang kebun-kebun tersebut bisa dijadikan sawah,” tambahnya.

“Salah satunya bisa dimanfaatkan untuk mengairi kolam-kolam ikan air tawar, seperti ikan Garing dan ikan Baung khas Batang Hari,” ujar Novermal. “Dan, juga bisa dimanfaatkan sebagai sumber air baku serta sarana olahraga dan pariwisata air,” tambahnya. “Dengan demikian nilai ekonomisnya jadi meningkat,” tegasnya.

Seperti diketahui, proyek Irigasi Batang Hari yang dibangun sejak tahun 1997 itu memghabiskan biaya Rp1,4 triliun. Namun ketika proyek yang didanai JBIC (Japan Bank for International Cooperation) itu siap, lahan sawah yang ada hanya 4.000-an hektar, karena sebagian besar lahan yang diplot untuk sawah sudah beralih fungsi jadi kebun sawit dan karet. Edi Suandi

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.