Selamatkan Industri Musik Indonesia, Metronom Musik Resmi Diluncurkan

JURNAL SUMBAR | Padang – Kemajuan teknologi telekomunikasi pada era digital saat sekarang ini, seakan menjadi racun bagi industri musik. Bertumbangannya gerai penjualan CD Audio dan VCD lagu serta gulung tikarnya beberapa label musik membuat pandangan ini semakin diyakini sebagai penyebabnya.

Menyikapi hal tersebut agar tak berlarut, Herman Husin, Satrio Diponegoro (SDP), Ruddy U’CAMP, Iram U’CAMP, dan Mel Shandy yang tergabung dalam Persaudaran Seniman Perajut Bangsa (PSPB meluncurkan aplikasi penjualan lagu online Metronom Musik pada hari Jumat 27/4/2018 pukul 19.00 WIB di Blok K No.14 Bogor Nirwana Residence (BNR), Kota Bogor.

Peluncuran yang dilakukan di kantor Metronom Musik ini juga dihadiri oleh 6 talenta terpilih untuk menjalin kerjasama penjualan lagu dengan aplikasi ini; Ilusi Band, Arcilla Band, Endah, Sunrock, Raffanda, dan Lutter Band. Sebagai pendamping peluncuran lagu Matahari Terbit dari Maharya dan lagu dari grup musik rock legendaris Indonesia U’CAMP. Aplikasi penjualan lagu Metronom Musik ini sudah bisa diunduh di Playstore.

“Sebelum menandatangani kontrak kerjasama, kepada para talent kami sosialisasikan dulu tentang Metronom Musik. Para talent yang hadir berasal dari Jawa Barat. Untuk talent luar Jawa Barat kontrak kerjasama akan dilakukan lewat email,” kata Herman Husin, eks drummer grup musik Jamrud, ketika kami wawancarai, 28/4/2018.

Herman juga mengatakan, “Seperti pada slogan Metronom Musik ‘untuk memerdekakan penulis lagu’, para talent bebas menentukan berapa harga lagunya dijual, dan transaksi pembelian lagu di Metronom Musik ini berbasis bank, bukan pulsa. Dengan sistem bagi hasil, 60 persen untuk Penulis Lagu dan 40 persen untuk platform Metronom Musik. Setiap transaksi akan langsung masuk ke rekening bank penulis lagu.”

Pada kesempatan yang sama, SDP mengatakan, “Sebuah karya lagu itu sangatlah berharga, Metronom Musik berusaha untuk memberi perlindungan pada karya milik para talent yang menjalin kerjasama dengan kami. Setiap lagu yang telah dibeli di Metronom Musik tidak bisa dibagikan ke handphone lainnya. Dan lagu tidak kita unggah di YouTube, agar tidak tersebar link download gratisnya.”

SDP juga mengatakan, “Kontrak kerjasama dengan para talent berlaku selama satu tahun, dapat diperpanjang jika para talent menginginkannya. Promosi dilakukan melalui akun sosial media Metronom Musik dan juga lewat video testimoni. Jika memungkinkan, para talent bisa saja kami ajak untuk ikut tampil di panggung live perform Maharya, U’CAMP, atau panggung lainnya. Sedangkan untuk promo radio dan televisi akan dilakukan dengan kesepakatan berikutnya. Metronom Musik mengajak para talent untuk jadi pebisnis, saling bekerja keras dalam mengenalkan lagunya pada masyarakat luas, dan tidak hanya bersifat menunggu.”

Sementara itu Iram U’CAMP mengatakan, “Ke depannya, Metronom Musik juga menerima kerjasama penjualan lagu dengan para talent lainnya dan juga dari para musisi senior di Indonesia juga negara lainnya. Syaratnya, lagu harus berkualitas baik, tidak mengandung unsur SARA, dan bermakna positif. Semua genre lagu kami terima, dengan bentuk kerjasama yang sudah kami persiapkan.”

“Aplikasi penujualan lagu Metronom Musik bagus banget, karena benar-benar melindungi hak para pencipta lagu dan penyanyinya. Mengutamakan kejujuran dan keterbukaan dalam pembagian hasil, dan kerjasama yang saling mendukung dan menguntungkan, membuat saya jadi lebih semangat untuk berkarya,” kata Endah, talent yang ikut menandatangani kontrak dengan Metronom Musik.

Anggapan bahwa kemajuan teknologi telekomunikasi telah membunuh industri musik semoga bisa terbantahkan dengan kehadiran Metronom Musik, aplikasi penjualan lagu online pertama milik Indonesia. Sudah saatnya kemajuan teknologi itu kita hadapi dengan kesiapan untuk memanfaatkannya.

(Dilaporkan oleh Muhammad Fadhli)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.