JURNAL SUMBAR | Pesisir Selatan – Setelah dua hari membuka open house di Padang, hari ketiga lebaran tahun ini Wakil Gubernur Sumatera Barat pulang kampung ke Air Haji menemui Ibunda dan sanak family keluarga, karena sosok Nasrul Abit juga mengemban amanah sebagai ninik mamak penghulu suku Panai sebagai Datuk Malintang Panai.
Sebelum sampai di Air Haji rumah tujuan, Wagub Nasrul Abit dan Ketua BKOW Sumbar Ny. Wartawati Nasrul Abit, mendadak berhenti. Wagub Nasrul Abit terlihat prihatin dan sedih masih ada rumah tak layak huni di Dusun Air Terjun, Desa Lansano Taratak, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Minggu pagi (17/6/2018).
Wagub Nasrul Abit dan istri segera turun menyinggahi rumah tersebut seraya menyapa dan menyalami penghuni rumah dengan seraya menyapa akrab.
“Assalamualaikum, apa ada orang..?,” sapa Wagub dari luar.
“Waalaikumsalam, ee.. Pak Wagub ?!, mohon maaf pak, rumah kami tidak ada apa-apanya,” sahut salah seorang warga keluar mendadak yang diketahui bernama Sudirman.
” Ya .., tidak apa-apa kami singgah sebentar saja ingin berlebaran, minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin,” seraya Nasrul Abit dan Istri menyalami satu persatu anggota keluarga tersebut.
Rumah yang beratap daun rumbia, berdinding papan lusuh, masih berlantai tanah, hanya di dalam kamar sudah berdinding lobrik, tidak ada ada listrik, hanya ada beberapa lampu dinding terlihat di beberapa sudut tempat yang tidak menyala lagi.
Ada kebahagiaan tersendiri oleh keluarga Sudiman, karena rumah gubuknya didatangi oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit, yang diketahui rumah tak layak huni milik Sudirman belum pernah dapat bantuan rehab rumah.
Sudirman yang akrab disapa Oman ini mengatakan, sudah puluhan tahun rumah itu berdiri, dan perbaikan kondisi rumah yang lebih layak pun tidak kunjung dilakukan. Hal ini dikarenakan, sulitnya kondisi ekonomi.
“Saya hanya bekerja sebagai seorang buruh tani. Terkadang mengambil kelapa tua dengan monyet. Penghasilan yang dapat pun, hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Usaha dirinya bersama 7 orang keluarga untuk memperbaiki rumah itu telah dilakukan yakni dengan cara menambung uang sedikit demi sedikit. Ternyata, uang yang telah terkumpul, malah terpakai untuk kebutuhan lainnya.
Soal pendidikan, dirinya bersama sang istri hanya berpendidikan Sekolah Dasar. Sementara kini, anaknya Wandi Saputra telah menjalani pendidikan. Sedangkan adik-adiknya masih berusia anak-anak, dan belum masuk sekolah.
Melihat kondisi keluarga yang demikian, ternyata ada menarik simpati dari sejumlah pihak. Buktinya telah ada pihak-pihak yang datang untuk mendata dan mendokumentasikan. Namun, hasilnya tidak ada, dan terlihat sekedar foto-foto saja.
“Bisa dikatakan sudah puluhan kali dilakukan pendataan untuk rehab rumah ini. Hasilnya tidak ada. Jadi saya pun kesal, tiap ada yang datang, selalu saya marahi, karena hanya memberikan harapan palsu saja,” tegasnya.
Keluarga kurang mampu itu, berharap adanya bantuan rehab rumah, supaya kondisi rumah benar-benar layak dihuni. Kalau tidak, ruang tamu yang tanpa pembatas pintu, bisa jadi lokasi persinggahan hewan ternak liar.
Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit disela sela itu menyampaikan, memang kondisi rumah ini sangat memprihatinkan. “Saya kurang tau juga tentang pihak-pihak yang datang mendata itu, namun belum ada realisasinya,” ungkapnya.
Menurutnya, pihak yang datang sebagai orang yang ditugaskan untuk mendata rumah masyarakat yang tergolong kurang mampu, seharusnya memperkenalkan identitas diri, dan berikan pemahaman yang baik kepada masyarakat kurang mampu ini.
Kita minta Wali Nagari setempat untuk memperhatikan masyarakatnya dengan baik. Jika ada bantuan untuk keluarga yang kurang mampu, supaya diberikan kepada yang benar-benar berhak, tanpa ada pilih mempertimbangkan orang dekat atau tidak.
“Untuk keluarga ini, akan saya cuba sampaikan ke OPD (Organisasi Perangkat Daerah) bagaimana nantinya untuk rumah yang saya datangi sekarang, supaya dapat bantu,” ujar Wagub NA. rls/zrd