JURNAL SUMBAR | Dharmasraya – Senyum sumringah merekah di wajah seorang petani Bukit Mindawa saat petugas Dinas Pangan dan Perikanan datang menyambanginya di pondok sawahnya Kamis (27/9/2018). Betapa tidak, tanaman padi yang dia usahakan terlihat subur, dan bukan cuma itu yang menjadikan kegembiraan, namun lantaran ikan nila yang ditebar di areal sawahnya tumbuh sehat dan makin besar saja ukurannya.
“Sebetulnya kami sudah tidak sabar ingin segera mengetahui hasil usaha minapadi ini,” kata Ohidin, 55 tahun, warga Jorong Bukit Mindawa, Nagari Sikabau, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Propinsi Sumatera Barat.
Maklum, Ohidin yang memiliki sawah seluas 2 hektar itu, satu setengah hektar di antaranya dia manfaatkan untuk budidaya ikan sistem minapadi. Dan perkembangan setelah dua pekan ikan ditebar cukup bagus. Padinya subur dan ikannya berkembang baik.
Apalagi, usaha Ohidin ini mendapat supor sarana produksi berupa 15 ribu ekor benih ikan nila ukuran dua jari, 1,5 ton pakan ikan dan waring pagar beberapa gulung, tentu akan menambah jumlah keuntungan yang bakal didapat. Ohidin optimis jika usaha minapadi yang baru pertama dia lakukan ini bakal memberikan hasil sebagaimana upaya yang sudah dia curahkan bersama keluarganya.
Usaha Minapadi milik Ohidin diprediksi akan bisa dipanen sekitar tiga bulan lagi. Masih banyak risiko yang harus dia hadapi, termasuk resiko sulitnya menjual ikan hasil panen nantinya. Bayangkan saja, jika 10 hektar luas usaha minapadi di Bukit Mindawa, tak kurang akan menghasilkan 40 ton ikan nila ukuran konsumsi. Ini tidak mudah untuk dipasarkan dalam waktu singkat.
Menurut Kabid Perikanan, Dinas Pangan dan Perikanan (Pakan), Budi Waluyo, jika petani gagal dalam memasarkan hasil panen ikan, maka usaha minapadi di Dharmasraya akan sulit berkembang. Oleh karena itu, Pihaknya akan melakukan langkah langkah antisipasi. Pertama dengan memfasilitasi peralatan panen dan membimbing penanganan ikan hidup. Kemudian memberikan fasilitasi tabung oksigen agar petani bisa menjual hasil panen ikan ke pasar pasar di Dharmasraya. Budi Waluyo