Kemampuan Strategi Bercerita Mahasiswa PPG UNP Telah Dimaksimalkan

JURNAL SUMBAR | Padang — Setelah mengikuti program Pendidikan Profesi Guru di Universitas Negeri Padang. Sebanyak 84 mahasiswa yang mengikuti program PPG UNP telah melaksanakan kegiatan bercerita terhadap mahasiswa PPG UNP tahun 2018.

“Dalam kegiatan itu yang berlangsung 10 hingga 17 November 2018 lalu, mahasiswa PPG bercerita menggunakan berbagai dongeng, hikayat, dan cerita rakyat. Kegiatan bercerita (storytelling) dilengkapi dengan kegiatan menganalisis nilai-nilai kehidupan yang terdapat di dalamnya. Nilai-nilai ini kemudian diintegrasikan dengan nilai-nilai yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Dr Waskito, Koordinator Program PPG UNP, Jumat (28/12) di ruang kerjanya.

Ditambahkannya, selain bertujuan untuk menjadikan mahasiswa PPG mahir dalam bercerita di depan kelas, kegiatan ini juga menjadikan mereka mampu mengimplementasikan berbagai nilai karakter dalam kehidupannya.

“Untuk melihat dampak kegiatan bercerita terhadap perubahan karakter, dilakukan lokakarya pengembangan cerita dan para peserta melakukan presentasi menyampaikan cerita yang sudah dikembangkannya,” paparnya.

Adapun peserta yang berjumlah sebanyak 84 orang yang berasal dari empat bidang studi, PGSD, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Teknik Otomotif.
Pada sesi ini, Prof. Syahrul, selaku nara sumber menjelaskan pengertian karakter, teknik dan strategi menghasilkan perilaku berkarakter, dan demonstrasi bagaimana melakukan bercerita. Dijelaskan juga tentang dampak cerita pada pengembangan karakter manusia. Kegiatan ini dipandu oleh instruktur agar kegiatan berjalan sesuai dengan yang direncanakan

Seperti diketahui, bagi seorang guru, bercerita merupakan salah satu kemampuan yang harus dimilikinya. Tidak hanya bercerita untuk menjelaskan materi bidang studi yang diajarkan, tetapi juga bercerita non bidang studi yang mampu memberikan motivasi dan inspirasi kepada peserta didiknya. Dengan bercerita atau mendongeng, guru dapat menghidupkan suasana kelas, menanamkan nilai-nilai karakter positif pada peserta didiknya maupun pada dirinya sendiri.

Rektor UNP Prof. Ganefri, PhD, menjelaskan, bahwa penguasaan kompetensi pedagogik tak kalah penting dari penguasaan kompetensi profesional dan kompetensi lainnya. Menurutnya, materi bidang studi dapat dicari oleh peserta didik melalui berbagai sumber, seperti internet dan lainnya, tidak hanya bergantung pada guru sebagai satu-satunya sumber belajar. Namun peran untuk membuat peserta didik bersikap baik sesuai karakter positif, memang saat ini belum tergantikan oleh fungsi guru. Itulah makanya kemampuan guru untuk menanamkan nilai-nilai karakter menjadi sangat penting.

Setelah itu melalui pelatihan, peserta diminta untuk mengembangkan cerita yang disesuaikan dengan perkembangan usia dan mental peserta didik. Untuk PGSD mengembangkan cerita untuk anak usia SD, untuk bahasa Indonesia dan bahasa Inggris mengembangkan cerita yang sesuai untuk anak SMP atau SMA, dan Teknik Otomotif mengembangkan cerita sesuai anak usia di SMK.

Rata-rata peserta berpendapat, bahwa kegiatan bercerita untuk penanaman nilai-nilai karakter sangat diperlukan bagi seorang guru. Cerita mampu memberikan motivasi dan inspirasi kepada diri pencerita maupun kepada pendengar cerita, dalam hal ini peserta didik. Dan para peserta sangat senang dengan kegiatan bercerita, mulai dari persiapan sampai kepada pelaksanaan mereka tampil satu persatu di depan peserta lainnya. (Humas UNP/Agusmardi)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.