JURNAL SUMBAR | Padang — Mengawali tahun 2019, sebagai mewujudkan universitas unggul di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2020. Universitas Negeri Padang (UNP), Sabtu (9/2/2019) membuat kejutan dengan menjadi tuan rumah focus group discussion (FGD) Forum Rektor Indonesia (FRI).
Mengemban sebagai tuan rumah FRI, Rektor UNP, Prof Ganefri, PhD merangkul Direktur Jenderal Kelembagaan Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti RI), Dr Ir Patdono S, M.Eng.Sc sebagai pemateri kunci, dan, penasehat FRI, Prof Dr Rochmat Wahab, M.Pd, MA dan Rektor UT, Prof Ojat Darojat, PhD sebagai pemateri lainnya.
Sedangkan Ketua FRI, Prof Dr Dwia A Tina Palubuhu, yang sehari-harinya Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), Makasar didaulat memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi FGD dengan tema “Pendidikan Pada Era Revolusi Industri 4.0.”
Fgd Forum Rektor Indonesia yang ke-6, dikatakan Dwia A Tina Palubuhu adalah forum merespon dan merekomendasikan berbagai persoalan bangsa dan negara, selanjutnya hasil fgd disampaikan ke pemerintau melalui Kemenristekdikti RI.
Selanjunya diskusi terfokus yang berlangsung di Ruang Sidang Senat Lt 4 Rektorat UNP, Kampus Air Tawar, Jln Prof Hamka itu, dimoderatori Rektor UNP, Prof Ganefri. Sejumlah Rektor Perguruan Tinggi Negeri/Swasta dari berbagai provinsi di Indonesia tampak hadir, diantaranya Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji, Prof Dr Syafsir Aklhus, MSc, Rektor Unand, Prof Dr Tafdil Husni, Rektor ISI Padang Panjang, Prof Dr H Novesar Jamarun, Rektor UBH, Prof Dr Azwar Ananda dan lainya.
Yang pertama tampil memberikan materi, Dirjen Kelembagaan Kemerintistekdikti dengan topik “Strategic Inflection Point Pada Pendidikan Tinggi, tampil kedua Ketua Dewan Kehormatan FRI, Rochmat Wahab dengan topik “Pengembangan Kurikulum Mayor-Minor dan pemateri ketiga, Rektor UT, Ojat Darojat dengan topik “Pembelajaran Online di Era Disrupsi.
Para peserta mendapat masukan maupun informasi mengenai suatu permasalahan Pendidikan Pada Era Revolusi Industri 4.0. dan diantara peserta juga diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
Pada kesempatan itu Patdono S, mengatakan, mengantisipasi Indonesia akan kekurangan sekitar 57 juta tenaga kerja terampil hingga 2030, peluang bagi para lulusan pendidikan vokasi untuk memiliki sertifikasi sehingga tetap dapat bersaing di era disruptif ini. Ia menambahkan, diperlukan strategi bagi pendidikan vokasi, dengan harapan dapat mengakomodasi kebutuhan generasi saat ini sehingga dapat terus berkembang secara maksimal.
“Kedepan mahasiswa Politeknik atau program Diploma 3 da 4 (Sarjana Terapan-red) tidak boleh diwisuda kalau tidak punya sertifikat kompetensi,” demikian Patdono.
Tak berhenti disitu, Ganefri memberikan kesempatan kepada beberapa Rektor PTN/PTS dan Direktur Politeknik menanggapi semua topik yang disampaikan pemateri. Namun keterbatasan waktu tepat pukul 13.15 WIB FGD Ke-6 Forum Rektor Indonesia diakhiri dengan sesi foto bersama.
Dengan demikian Rektor UNP, Prof Ganefri berhasil meyakinkan para Rektor PTN/S bahwa pendidikan tinggi di Sumatera Barat mulai menggeliat. Dukungan para Rektor PTNS penting bagi UNP untuk mewujudkan UNP sebagai universitas unggul di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2020. Semoga. (Humas UNP/Agusmardi)