JURNAL SUMBAR | Sijunjung – Geopark Silokek di kabupaten Sijunjung, provinsi Sumatera Barat sebentar lagi akan menjelma jadi destinasi baru pariwisata yang amazing di Indonesia, bahkan dunia. Kenapa tidak, Silokek merupakan kampung kecil di dasar lembah yang di kelilingi bukit berbatu yang usia batunya ada yang lebih 300 tahun, dan penduduk Silokek pun bekerja keras menjaga keasrian daerahnya.
Bahkan Silokek itu pun kini sudah ditetapkan menjadi Geopark Nasional, dan kabarnya Geopark Dunia dari Unesco pun sedang diproses.
Tak salah, Desember 2019 para penggiat wiisata, Pemkab Sijunjung dan Pemprov Sumbar merancang Geopark Silokek Fest, sebuah festival kolosal alam mengkolaborasikan adat dan budaya serta fun olahraga dan olahraga ekstrem, seperti Arung Jeram.
Tapi upaya dan kerja keras panggagas maupun panitia Silokek Fest menjadikan festival kolosal alam dengan keasrian lingkungannya harus berbenturan dengan tercemarnya aliran sungai yang mengalir di kampung kecil dasar lembah itu.
“Air sungainya tercemar dan berwarna kecoklatan, itu diduga ulah praktek ilegal mining (tambang emas ilegal) di daerah hulu sungai di Kabupaten Solok,” ujar Ketua Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Sumbar, Muhammad Zuhrizul, Minggu 21/7 di Padang.
Muhammad Zuhrizul, Metek biasa para penggiat pariwisata menyapanya mengakui, bahwa keelokan dan keagungan destinasi wisata sering berbenturan dengan penambangan dan ilegal loging. Lihat saja kata Metek, hilangnya air terjun di Lembah Harau, jadi bukti karena praktek ilegal logging.
“Menjelang Geopark Silokek Fest, pemerintah dan pihak berwajib harus tegas menyikat ilegal mining di hulu sungai yang mengalir di Silokek. Kalau tidak, keagungan Geopark Silokek Fest 2019 terancam ulah praktek ilegal mining itu,” ujar Zuhrizul.
Dan jangan gara-gara satu, dua orang oknum, merusak nama institusi karena dianggap pembiaran dan bisa timbul fitnah kepada atasan dianggap kecipratan setoran, tegas Zuhrizul.
“Geopark Silokek Fest merupakan agenda nasional yang direspon dan disetujui Presiden Joko Widodo, Pemerintah dan Polda Sumbar harus segera bertindak membersihkan praktek ilegal mining itu,” ujar Zuhrizul.
Bahkan di berbagai group WhatsApp, termasuk ke WhatsApp media ini Muhammad Zuhrizul, berharap Kapolda Sumbar turun tangan terkait terancamnya Geopark Silokek Fest.
“Saya sudah sampaikan pesan pribadi via WhatsApp kepada Pak Kapolda Sumbar Irjen Pol Fakhrizal terkait pelaksanaan Geopark Silokek Fest, satu dari banyak agenda festival yaitu Kejuaraan Nasional Arung Jeram,” ujar Muhammad Zuhrizul.
Namun kata Metek Zul, indahnya Silokek yang biasanya dialiri sungai yang jernih, kini warna air kecoklatan kotor, diduga ulah penambang emas liar dari hulu sungai di Kabupaten Solok.
“Bapak Kapolda Sumbar, mohon, kami FAJI Sumbar, minta dihentikan penambangan liar agar sungai bersih lagi Pak Kapolda, karena Geopark Nasional Silokek ini berpotensi menjadi destinasi kelas dunia, Geopark Silokek Fest yang kita rancang sebagai pintu pembukanya, pak,” ujar Zuhrizul sambil ucapkan terimakasih dan sukses selalu buat Kapolda Sumbar. (Laporan Riko Tribun Sumbar)