JURNAL SUMBAR| Bengkulu – Lahan kritis adalah lahan yang tidak produktif, bersipat tandus, gundul dan tidak dapat digunakan untuk pertanian, kerena tingkat kesuburanya sangat rendah. Untuk memulihkan lahan yang sudah kritis ini diperlukan upaya – upaya rehabilitasi hutan dan lahan.
Lengkapnya simak laporan Jon Aidi Patopang Kontributor Jurnalsumbar dari Bengkulu. Berikut laporannya;
Lahan kritis yang berada dalam kawasan hutan maupun diluar kawan hutan (lahan masyarakat) dapat dipulihkan melalui upaya Rehabilitasi Hutan dan Lahan atau dikenal dengan RHL.
Dalam rangka penanganan lahan kritis ini bisa dilakukan melalui upaya RHL vegetatif /penanaman (reboisasi, Hutan rakyat, Kebun Bibit Rakyat) dan atau upaya Sipil Teknis seperti pembuatan bangunan konservasi tanah atau lebih dikenal dengan Dam Pengendali, Dam Penahan, Gully Plug (bangunan pengendali jurang) serta Sumur Resapan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberi bantuan kepada kelompok tani dalam bentuk bantuan, pembuatan pembibitan yang lebih dikenal denga Kebin Bibit Rakyat ( KBR).
Setiap satu unit KBR berjumlah 20.000 btg bibit, dengan luas lokasi tanam minimal 25 Ha, kegiatan ini salah satunya berada di Provinsi Bengkulu.
Ketika penulis menyambangi ke lokasi tanam KBR di Desa Tik Tebing, Kecamatan Lebong Atas, Kabupaten Lebong, lahan milik pak Ashobirin ini penuh dengan hamparan tanaman sengon yang dipadu padankan dengan tanaman kopi, kopi kelihatan tumbuh subur dibawah tengak sengon.
Ketika awak media berada di bawah tegakan sengon pada Sabtu (14 /9/2019) awak media sempat bertemu dengan warga bernama Ihsan. “Lahan ini tadinya semak belukar dan alang alang, pada tahun 2013 ada bantuan KBR dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam bentuk pembuatan KBR dengan jenis bibit Sengon” kata pak Ikhsan.
Kemudian, kata Ihsan, melanjutkan pembicaraannya, tanaman Sengon itu sudah banyak ditawar oleh pengusaha dengan harga yang tinggi. Tapi Ihsan selalu pemilik lahan belum mau menjualnya kayunya.
Kegiatan Kebun Bibit Rakyat bisa merubah lahan kritis menjadi lahan yang bermanfaat, ayo kita budayakan menanam biar bumi kita menjadi hujau. jon patopang
editor;saptarius