JURNAL SUMBAR | Jakarta – Bupati Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Christiany Eugenia Paruntu ( Tetty Paruntu) merapat ke Istana Kepresidenan untuk menghadap Presiden Joko Widodo, Senin ( 21/10) pagi. Ini sesuai panggilan Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Minggu (20/10) pukul 22.27 WIB via WhatsApp. Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Utara itu tiba di Istana pukul 10.00 WIB. Sesuai petunjuk Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Tetty diminta berkordinasi dengan Kepala Biro Protokol, Pers, dan Media, Sekretariat Presiden, Bey Triadi Machmudin untuk mendapat akses masuk Istana.
Senin pagi itu, agenda Presiden memang khusus menerina dan berkenalan dengan para calon anggota kabinetnya. Tak ayal, kehadiran Tetty Paruntu di Istana mendapat perhatian khusus dari para wartawan yang bersiaga sejak pagi. Tetty adalah satu-satunya perempuan di antara tokoh-tokoh yang menghadap Presiden Jokowi.
Diklarifikasi Mensesneg
Setelah menunggu di ruang tamu satu jam lebih, sekitar pukul 11.30 WIB protokol Istana menemuinya. Dia terlebih dahulu diminta mengisi formulir dan menandarangani “Pakta Integritas” yang berisi beberapa hal. “ Pertama, tidak tersangkut kasus hukum. Kedua, kewarganegaraan tidak berstatus ganda ( dwikewarganegaraan).
Itu antara lain. Semua pertanyaannya saya jawab. Dan, tandatangani,” ungkap Tetty Paruntu dalam wawancara khusus dengan Ilham Bintang, Senin (21/10) malam.
Selesai itu Tetty pindah tempat menunggu di lounge Istana. Tidak berapa lama, Mensesneg Pratikno menemuinya. Ia memberitahu Tetty telah telah menerima sms dari beberapa pihak. Praktikno meminta klarifikasi Tetty pada dua kasus. Pertama, mengenai dugaan keterlibatan Tetty dalam kasus Bowo Sidik yang sudah memasuki tahap persidangan di pengadilan Tipikor. Kasus kedua, mengenai mutasi ASN di kantornya yang mengakibatkan sekdanya dilidik pihak berwajib.
Tetty pun mengklarifikasi langsung di depan Pak Pratikno. Yang pertama, dia bantah terlibat dalam kasus Bowo Sidik. Juga menyangkal pernah memberikan uang kepada Bowo Sidik. “ Saya memang tidak melakukan itu, “ elak Tetty.
Menurut keterangan KPK Senin siang, Tetty pernah diperiksa sebagai saksi dalam proses penyidikan dan persidangan Bowo Sidik. Hal itu disampaikan juru bicara KPK, Febri Diansyah, Senin (21/10).
KPK memeriksa Tetty dalam proses penyidikan kasus suap Bowo Sidik pada 26 Juni 2019. Dalam dakwaan KPK, Bowo disebut menerima suap sebesar Rp 2,6 miliar dari Tetty untuk kerja sama pengangkutan pupuk dan gratifikasi senilai Rp 7,7 miliar terkait jabatannya sebagai pimpinan Komisi VI DPR. “ Benar saya pernah diperiksa sebagai saksi. Dalam kesaksian itu, saya membantah tuduhan memberi uang kepada Bowo. Dalam persidangan Bowo juga tidak menyatakan saya memberi uang. Clear. Selesai,” sanggah mantan pengusaha Alutsista ini.
Kasus ASN
“ Saya juga membantah soal kasus mutasi ASN, yang ditanyakan Pak Pratikno. Kasus itu sama sekali tidak ada. Saya juga heran, kok isu itu muncul,“ jelas Tetty.
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto pun datang saat Tetty bicara dengan Pratikno. Tapi Tetty membantah Airlangga datang untuk menyuruhnya pulang. Dia ke Istana dalam rangka memenuhi panggilan Presiden juga sebagai calon anggota Kabinet. Justru Airlangga turut membantu saya menjelaskan mengenai tuduhan itu. Setelah itu Tetty pun pulang. Bupati yang sudah dua priode memangku jabatan Bupati di Minahasa Selatan batal bertemu dengan Presiden. “ Belum jelas untuk jabatan apa,” jawabnya ketika ditanya. Hampir semua calon anggota kabinet yang diundang belum diberitahu Presiden akan memangku jabatan dalam kabinet nanti.
Ketika pulang, Tetty tidak melewati jalan yang sama ketika datang ke Istana. Dia pulang lewat samping. Ini pula yang membuat wartawan makin menyoroti kehadirannya. Maka simpang siurlah pemberitaan mengenai kedatangan Tetty di Istana. Ia tentu saja sedih mengikuti pemberitaan media dengan berbagai versi. Ada yang menulis, seakan Tetty tamu yang tak diundang di Istana.
“ Saya itu diminta datang oleh Pak Pratikno. Ini masih saya simpan pesannya di WhatsApp. Pesan beliau masuk pukul 22.27 WIB. Emangnya saya gila datang ke Istana tanpa diundang,” cerita Tetty yang berada di Jakarta pekan lalu.
Usulan resmi Golkar
Menurut Tetty, dia diusulkan secara resmi oleh Partai Golkar untuk menjadi anggota Kabinet Jokowi -Ma’ruf. Yang mengusulkan kepada Presiden Jokowi Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto. “ Saya diberitahu Pak Ketum di kantor Golkar tiga hari lalu, waktu itu hari Jumat. Pak Airlangga menyampaikan bahwa Tetty termasuk dari empat nama dari Partai Golkar yang diusulkan menjadi anggota kabinet. Tiga lainnya, Pak Zainuddin Amali, Pak Agus Gumiwang, dan Pak Airlangga sendiri. Saya tidak pernah minta-minta untuk diutus Partai Golkar. Catat itu Bang, “ sambung Tetty.
Tetty mengaku betapapun tak mengenakkan, tidak kecewa oleh kejadian Senin siang itu. Baginya, yang terlenting apa yang terbaik buat Presiden Jokowi, akan didukungnya. “ Saya kan bukan orang yang tidak punya pekerjaan,” ujar Tetty yang sebelumnya tergabung dalam tim sukses Gojo, Golkar-Jokowi.
Untuk diketahui, Tetty malah pernah menerima Universal Health Coverage Awards (UHC Award) yang diserahkan oleh Presiden RI Jokowi bulan Mei lalu.Award itu dipersembahkan Presiden RI kepada para Kepala Daerah yang telah memenuhi kriteria Terjaminnya Pelayanan Kesehatan dengan Asuransi Kesehatan bagi masyarakat di daerahnya. Tetty, salah satu penerimanya.
Langkah selanjutnya?
“ Tidak ada. Saya ikhlas saja menghadapi kenyataan ini, “ Tetty mengunci keterangannya. (Wawancara Khusus dengan Ilham Bintang)