JURNAL SUMBAR | Batusangkar – Bagi umat Muslim tidak perlu pula merayakan Nataru ( Natal dan Tahun Baru ) yang akan berlangsung, Rabu (25/12/19) dan Tahun Baru 2020 yang jatuh, Rabu (1/1/20) mendatang.
Himbauan itu ditegaskan Ketua MUI ( Majelis ulama Indonesia ) Dr Syukri Iska diwakili Sekum MUI Buya Afrizon S.Ag kepada insan pers sehubungan dengan datangnya Nataru.
Bagi umat muslim, tidak usah merayakan hari Natal 2019 dan Tahun baru 2020, karena budaya merayakan Nataru adalah aktivitas budaya agama Nasrani, Yahudi, dan Majusi.
Budaya, agama Nasrani menabuh lonceng, budaya Yahudi meniup terompet, dan budaya Majusi membakar kembang api serta menyembah api.” Jadi kalau ada orang muslim melakukan kegiatan ini sudah termasuk golongan Nasrani, Yahudi, dan Majusi ,” -tegas Buya Afrizon.
Tentang larangan itu, tekan Afrizon sudah disabdahkan Rasulullah ” Siapa yang menyerupai suatu kaum , maka dia termasuk golongan tersebut ,” ( HR : Ahmad ).
Untuk itu, Buya Afrizon mengajak umat Muslim di Luhak Nan Tuo agar tidak keluar rumah di malan Tahun baru, apa lagi berniat dengan membeli mainan terompet untuk anak-anak dengan maksud merayakan tahun baru ” Membeli terompet, dan meniup nya di malam tahun baru serta membakar kembang api sudah menyerupai golongan orang Masrani, dan Majusi “, jelas Buya Afrizon.
Sebaiknya, ujar Buya Afrizon, malam tahun baru melaksanakan aktivitas bermanfaat sesuai agama Islam yang kita anut, dan tidak keluar rumah hanya sekedar berhura-hura – habede.