JURNAL SUMBAR | Padang — Yayasan Sekolah Olahraga dan Universitas Negeri Padang (UNP) berkerjasama dengan Han University of Applied Sciences, Belanda terus menggulirkan Program Identifikasi dan Pengembangan Bakat (Tim TID) Indonesia. Sebanyak 60-an Guru Pendidikan Jasmani dari kabupaten dan kota seluruh Sumatera Barat plus para mahasiswa pascasarjana FIK UNP dikenalkan dengan Modul Panduan Pelatihan Bakat.
Bertempat di ABG Waterpark, Rabu (24/6), Ketua Tim TID Indonesia, Prof Syahrial Bakhtiar memberikan berbagai materi tentang deteksi, orientasi, identifikasi dan pengembangan bakat olahraga untuk pendidikan anak usia dini (PAUD),siswa sekolah taman kanak-kanak dan siswa sekolah dasar (SD).
Pada sesi pengenalan, Syahrial Bakhtiar juga “meeting virtual” dengan Prof Johan Pion, yang memberikan komitmen mendorong peserta untuk terlibat Tim TID Indonesia.
Syahrial Bakhtiar dalam paparanya menjelaskan setiap guru dan pelatih Olahraga harus bisa menjadi motivator dan inspirator dalam memberikan pemahaman tentang pentingnya gerak bagi anak sekaligus memberikan pembelajaran bagi mereka tentang nilai dan karakter melalui olahraga, serta mampu mengembangkan kemampuan koordinasi untuk membantu proses perkembangan gerak
dan fisik anak yang optimal.
“Dengan mengggunakan instrumen tes Sportkompas, maka akan terlihat keberbakatan anak pada olahraga secara umum dan kecabangan olahraga secara khusus. Dan saya yakin melalui identifikasi bakat sejak dini jalan bagi Indonesia melahirkan generasi emas dimasa mendatang,” ujar Syahrial Bakhtiar yang merupakan salah seorang perwakilan Universitas Negeri Padang (UNP) Indonesia pada International Training of Talent Identification and Development in Sport pada 21 Oktober–2 November 2019 yang bertempat di Pusat Pelatihan Olimpiade Papendal, Belanda. Pelatihan ini adalah program identifikasi bakat yang pertama kali diadakan di dunia.
Syahrial didampingi Tim TID Indonesia lainya Risky Syahputra, MPd., Arischo Mardiansyah, SPd dan Afdal Ade Hendrayana MPd juga mengenalkan secara detail aplikasi untuk masuk ke website Sportkompas.
Seperti disampaikan Syahrial, Prof. Johan Pion sudah melakukan kerja sama dengan berbagai negara dalam melakukan identifikasi bakat olahraga hingga menghasilkan sampel-sampel yang menjadi juara di Olimpiade. Kerja sama yang sudah dilakukan antara lain dengan Australia, Belanda, Belgia, Kroasia, Singapura, Malaysia dan Indonesia. Hingga saat
ini dia masih bekerja sama dengan pemerintah Belgia dan Belanda dalam menjalankan penyeleksian dan pengembangan bakat untuk sampel-sampel olimpiade.
“Model pengembangan bakat olahraga yang disebut Gelders Model of Sport Development yang teraplikasi dengan kemajuan era digital dapat mengkliknya melalui https://ilike.sportkompas.be/id-id.” terangnya.
Program pelatihan identifikasi dan pengembangan bakat olahraga (TID) yang bekerjsama dengan Yayasan Sekora, sebuah organisasi non profit yang berbasis di Kota Padang, akan berlanjut ke seluruh wilayah di Indonesia. Semoga (Agusmardi)