HANI Diperingati Secara Virtual di Sumbar, Waspadai Makin Maraknya Narkoba

710

Kepala BNN Provinsi Sumatera Barat, Brigjen Polisi Drs. Khasril Arifin saat diwawancarai Pemandu Acara Dinamika Publik dari Radio Padang FM, Jadwal Djalal, Rabu 24 Juni 2020

JURNAL SUMBAR | Padang – Dalam kondisi menuju tatanan kehidupan baru (new normal), Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumbar bakal melaksanakan peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) pada 26 Juni 2020 nanti secara virtual. Peringatan itu nantinya dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.

“Biasanya kita melaksanakan kegiatan ini secara meriah, rame-rame, tapi sekarang harus kita sesuaikan dengan Protokol Covid-19,” tegas Kepala BNN Prov Sumbar Brigjen Polisi Drs. Khasril Arifin saat ditanya pemandu acara Dialog Publik Radio Padang FM, Jadwal Djalal, Rabu 24 Juni 2020.

Khasril memaparkan tema yang diapungkan pada hari peringatan itu “Hidup 100 persen di Era New Normal, Sadar Sehat, Produktif Tanpa Narkoba”. HANI ini perlu diperingati karena tidak ada negara di dunia ini yang bebas narkoba. Jadi, narkoba sudah merupakan wabah yang bersifat internasional juga.

“Sudah banyak jatuh korban. Sudah berbagai macam cara dilakukan untuk memberantasnya. Sumatera Barat ini sendiri sudah sudah termasuk jalur merah,” ungkapnya.

Khasril menceritakan narkoba khususnya ganja di Sumatera Barat ini masuk melalui Aceh, lalu masuk ke Pasaman. Dari Pasaman ini menyebar kemana-mana. Bahkan menurut dia, Sumbar ini sudah menjadi daerah tujuan dan transit bagi narkoba itu. Sudah banyak jaringan pengedarnya. Untuk Shabu-shabu dan ekstasi, rata-rata masuk dari Pekanbaru ke Payakumbuh.

Tahun 2019, sudah diamankan 400 ton ganja, 5 kilogram shabu-shabu. Tahun 2020, belum ada kasus besar. Hal ini disebabkan terutama ketatnya pengawasan di perbatasan, mereka belum berani masuk ke Sumbar.

“Tapi tetap kita pantau, karena kami yakin ada partai besar yang bakal masuk. Sasarannya anak-anak sekolah dan usia produktif. Sekitar 60.000-100.000 penyalahguna narkoba di Sumbar ini,” ujarnya.

Dikatakannya, tiap razia yang dilakukan, selalu saja ditemukan yang positif. Bagi mereka, ada dua perlakuan, jika hanya sebagai pengguna akan diarahkan untuk direhabilitasi. Namun bagi yang ditemukan barang bukti padanya dan lebih dari satu gram maka akan diproses peradilan.

Untuk itu Khasril berharap pemerintah, swasta, masyarakat turut serta dalam upaya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Dia pun sangat berharap terhadap keberadaan tungku tigo sajarangan di Minangkabau ini yaitu niniak mamak, alim ulama dan cadiak pandai.

“Semua harus turut berkolaborasi dalam upaya P4GN untuk menekan peredaran gelap dan penyalahgunaan narkotika ini. Jika perlu zero. Karena bagaimanapun pencegahan ini lebih baik dari pemberantasan,” tukasnya.

Untuk itu, BNN bakal terus melakukan sosialisasi. Jika di suatu daerah ditengarai banyak penggunanya, akan dilakukan pembinaan. Dibentuk pegiat-pegiat anti narkoba untuk ketahanan terhadap narkoba. Tapi setelah dilakukan pembinaan tidak mempan juga maka akan dilakukan penindakan.

Khasril telah mengembangkan sistem rayon. Namun diakuinya, kegiatan pencegahan belum kentara hasilnya. Namun dia optimis setelah satu dua tahun dilakukan secara konsisten dan konsekwen melaksanakan program jangka panjang yang telah ditetapkan dan didukung stakeholder terkait baru terasa hasilnya.

Tak lupa dia mengingatkan tentang keterbatasan yang dihadapi BNN untuk merehabilitasi pecandu narkoba ini. Perlu perhatian pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Sumatera Barat. Belum lagi soal keterbatasan personil.

Pandemi Covid-19 yang berakibat pada perekonomian masyarakat saat ini, kata Khasril patut diwaspadai bakal makin marak peredaran narkoba, makin banyak penyalahgunaan narkoba.
Terkait aktifitas BNN di saat Covid-19, Khasril menyatakan kegiatan dalam dan luar kantor disesuaikan dengan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Dengan adanya wabah Covid-19, kita tidak perlu kuatir. Kita sesuaikan saja dengan aturan dari pemerintah pusat dan provinsi. Sesuai protocol, tidak semua karyawan masuk kantor. Mulai dari Masuk kantor kita cuci tangan dulu, cek suhu tubuh, begitu juga dengan keluar kantor.”

Kegiatan di luar kantor juga disesuaikan. Tidak ada kegiatan yang bersifat pengumpulan massa atau pertemuan yang melibatkan banyak orang. Lebih banyak diarahkan ke pertemuan secara virtual termasuk peringatan HANI tahun ini.ES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here