JURNAL SUMBAR | Sawahlunto – Aroma sereh wangi kuat menyengat di Desa Balai Batu Sandaran (BBS) Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, meski harga minyak atsiri anjlok selama pandemi covid-19 melanda dunia.
Tak salah jika desa ini dinobatkan sebagai ‘Desa Tagok’ (Desa tangguh) oleh Kapolres Sawahlunto AKBP Junaidi Nur SIk karena warganya yang tetap produktif di tengah tantangan.
“Selain masyarakatnya yang produktif, desa ini juga sangat kondusif, dilihat dari tidak ditemukannya tindak kriminal sejak 10 tahun terakhir,” ujar Kapolres.
Pada kamis 9 Juli 2020 Desa ini resmi dinobatkan sebagai Desa Tagok oleh Kapolres Sawahlunto ditandai dengan panen raya sereh wangi bersama Walikota, Kapolres, Dandim dan Petani setempat.
Dulu lahan kritis yang ditumbuhi ilalang terhampar sepanjang mata memandang di desa ini. Kini desa BBS telah berubah, warganya gigih mengolah lahan hingga 80 hektar padang ilalang berubah menjadi ladang sereh wangi milik warga dan Kelompok Tani.
Desa BBS juga telah memiliki mesin penyuling atsiri dengan 3 ketel uap. Masing-masing ketel mampu mengolah setengah ton sereh wangi menjadi 4 kg minyak atsiri.
Rata-rata produksi atsiri desa ini dijual langsung kepada eksportir, hanya sebagian kecil yang dikemas dalam botol dan dijual eceran.
Sementara limbah jerami atsiri dimanfaatkan petani setempat sebagai pakan ternak.
Walikota Sawahlunto mengapresiasi semangat dan kegigihan warga setempat, yang telah berhasil mengangkat desanya menjadi desa berprestasi.hi