JURNAL SUMNAR | Limapuluh Kota – Puluhan warga Nagari Suayan, Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Limapuluh Kota, sejak Sabtu (3/10/2020) dilaporkan hilang dalam hutan sekitar kawasan perbatasan Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Agam.
Menurut informasi yang diperoleh dari sejumlah warga Suayan mengungkapkan bahwa, Sabtu pagi (3/10/2020) sekitar pukul 09.00 Wib dua rombongan warga Nagari Suayan berencana mencari sumber air dan objek wisata baru di kawasan hutan Nagari Suayan yang berbatasan dengan Nagari Kamang, Kabupaten Agam.
Rombongan pertama berjumlah 14 orang bermaksud ingin mencari sumber air dipimpin langsung oleh Walinagari Suayan, Misparizon Datua Momat Kayo. Sedangkan rombongan ke dua berjumlah 84 orang, terdiri dari pemuda dan pemudi, bermaksud ingin mencari objek wisata baru.
Menurut informasi, rombongan pertama berjumlah 14 orang yang dipimpin Walinagari Suayan, Misparizon Datua Momat Kayo, sudah kembali dengan kondisi baik pada hari Minggu 4 Oktober 2020 pukul 07.00 WIB di Simarasok Kecamatan Baso.
Camat Akabiluru, Kris La Deva yang dihubungi wartawan melalui telepon gengamnya menyebutkan bahwa, rombongan pemuda-pemudi Nagari Suayan berjumlah 84 orang yang dilaporkan hilang di kawasan hutan Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Agam itu, sampai Minggu sore (4/10/2020) pukul 15.30 Wib, belum berhasil ditemukan.
“ Upaya pencarian yang dilakukan Tim SAR Gabungan yang terdiri dari, TNI, Polri, BPBD Kabupaten Limapuluh Kota dan BPBD Kabupaten Agam dibantu masyarakat, belum membuahkan hasil,” ujar Kris La Deva.
Menurut Kris La Deva, upaya pencarian yang dilakukan Tim SAR Gabungan dibagi sebanyak 20 rombongan itu, sudah berupaya menelusuri hutan kawasan Kabupaten Agam dan hutan kawasan Kabupaten Limapuluh Kota. Tetapi, pencarian yang dilakukan sejak Minggu (4/10) dinihari itu belum membuahkan hasil.
“Rombongan pencari dari Kabupaten Agam sudah sampai di Nagari Suayan, tetapi hasilnya nihil. Belum ditemukan tanda-tanda keberadaan terhadap 84 anggota pemuda-pemuda yang hilang saat mencari objek wiisata baru itu,” terang Kris La Devega.
Dikatakan Kris La Deva, tim pencari dari Kabupaten Agam yang sejumlah 20 orang itu memulai pencarian dari Kabupaten Agam, tepatnya di Tarusan dan kemudian menelusuri hutan menuju Kabupaten Limapuluh Kota. Perjalan yang dilakukan sejak dini hari itu sampai di Nagari Suayan sekitar pukul 14.00 Wib.
“Minggu siang tim pencari sudah sampai, tidak ditemukan jejak dari rombongan yang sedang dilaporkan hilang tersebut.” ujar Kris La Deva sekaligus mengakui bahwa sudah putus kontak dan tidak bisa berkomunikasi lagi dengan 84 orang yang dilaporkan hilang tersebut.
Diakhir wawancara Kris La Deva menyebutkan, nomor ponsel rombongan tidak bisa dihubungi dan putus kontak. Sekarang Tim SAR Gabungan masih melakukan upaya pencarian. Tim Basarnas masuk dari Kabupaten Agam dan metode pencarian dilakukan saat menelusuri titik terakhir GPS ponsel dari rombongan yang dilaporkan hilang tersebut. (rd)