Prevalensi Stunting di Tanjung Gadang Sijunjung Turun, Fajar; Modal Menuju Generasi Emas Indonesia 2045
Fajar Satrian,SE Ketua Forum Kabupaten Sijunjung Sehat
JURNAL SUMBAR | Sijunjung – Tak bisa dipungkiri, pandemi COVID-19 yang terjadi Indonesia termasuk di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, ternyata memberikan dampak terhadap berbagai sektor baik perekonomian, pendidikan, dan kehidupan sosial masyarakat lainnya termasuk kepada permasalahan Kesehatan.
Meski cukup berat beban di sektor Kesehatan, tetapi dengan berbagai upaya yang telah pemerintah lakukan dalam mengantisipasi dampak pandemi COVID-19, khususnya pada kelompok rentan seperti ibu hamil maupun balita, memberikan hasil yang cukup menggembiarakan.
Seperti halnya di Kecamatan Tanjung Gadang, selama empat hulan terakhir (Februari 2022-red) hingga Juni 2022 terkait permasalahan stunting di Tanjung Gadang menunjukkan terjadinya penurunan yang draktis.
Tak percaya? Tengok saja data yang dihimpun Puskesmas Tanjung Gadang, pada Februari 2022, kasus stunting di wilayah Puskesmas Tanjung Gadang mencapai 285 orang atau 13,3 persen. Berkat kerja keras petugas medis dan pihak terkait lainnya, Puskesmas Tanjung Gadang mampu menekan angka penurunan.
“Kalau Februari 2022, angka stunting mencapai 285 orang atau 13,3 persen. Alhamdulillah, pada akhir Juni 2022, angkanya turun menjadi 247 orang (10,3 persen). Ini semua berkat usaha dan kerja keras tim medis dan pihak terkait lainnya di Puskesmas Tanjung Gadang dalam penanganan stunting,”kata Astri Netti Kepala Puskesmas Tanjung Gadang kepada Ketua Forum Kabupaten Sijunjung Sehat, Fajar Satrian,SE, Kamis (7/7/2022).
Meski sudah turun hingga tiga persen, namun pihak Puskesmas Tanjung Gadang akan berupaya melakukan penekanan angka penurunan stunting. “Kalau bisa, guru-guru PAUD juga dilibatkan dalam penanganan stunting. Sebab, guru-guru PAUD lah yang tahu soal kondiasi anak-anak,”kata Astri Netti.
Diakui Kapus, dari sembilan nagari yang ada di Tanjung Gadang, angka stunting yang tinggi terdapat di Nagari Sibakur dan Nagari Tanjunglolo.Ia juga tak menapik, di Tanjung Gadang juga ada enam balita kekurangan gizi.
“Tapi mereka sudah ditangani, dari enam itu memang ada disebabkan sakit bawaan. Semoga bulan depan sudah membaik,”tambah mantan Kapus Sijunjung itu.
Ketua Forum Kabupaten Sijunjung Sehat, Fajar Satrian,SE, menyebutkan, soal status gizi Balita ini terkait erat juga dengan sasaran pokok yang ingin dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, yaitu meningkatnya status kesehatan dan gizi anak.
Dijelaskan Fajar, dalam kegiatan tersebut, pihaknya hanya menjalankan visi-misi Bupati -Wabup Sijunjung.
“Nah, untuk itu, formulasi program percepatan dalam penurunan stunting mengarah pada intervensi berbasis keluarga beresiko stunting dengan menekankan pada penyiapan kehidupan berkeluarga, pemenuhan asupan gizi, perbaikan pola asuh, peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dan peningkatan akses air minum dan sanitasi yang sangat sesuai dari Program Forum Kabupaten Sijunjung Sehat,” ucap Fajar.
“Kita harus menyadari, bahwa Pilar kelima dari Strategi Nasional Penanganan Stunting, yakni pemantauan dan evaluasi dinilai strategis dan penting sebagai upaya mengetahui dampak intervensi terhadap pencegahan dan penanggulangan stunting. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penurunan masalah stunting di Kabupaten Sijunjung khususnya menjadi prioritas dan umumnya di Tanah Air ,”tambah Fajar bangga atas kesigapan dan keseriusan Pemkan Sijunjung menangani kasus stunting.
“Kita bangga pada petugas-petugas medis dan pihak terkait lainnya melakukan door to door ke rumah warga yang diduga terkena stunting untuk melakukan pemulihan,”jelas Fajar.
Ditambahkan Fajar, penyediaan data prevalensi stunting melalui sistem pendataan yang akurat merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap upaya percepatan penurunan stunting baik itu Kabupaten Sijunjung maupun di tingkat nasonal.
“Hal ini merupakan salah satu strategi pemerintah dalam upaya penanggulangan stunting. Studi ini bertujuan mengetahui status gizi Balita meliputi stunting, wasting, overweight, severe acute malnutrition, serta faktor determinannya seperti pola makan, penyakit infeksi pada balita, perilaku imunisasi, sosial ekonomi, lingkungan, dan akses ke pelayanan kesehatan balita dengan representative tidak hanya nasional dan provinsi namun hingga keterwakilan kabupaten/kota,”papar Pajar. *