JURNAL SUMBAR | Sawahlunto – Usai dilantik Gubernur Sumbar, Buya Mahyeldi, pada Kamis (21/9/2023) malam, sebagai Pejabat (Pj) Walikota Sawahlunto, Sekdakab Sijunjung, DR. Zefnihan, Ap.M.Si, pada Jumat (22/9/2023) pagi sekitar pukul 09.00 WIB lansung tancap gas.
Didampingi Sekdako, dr. Ambun Kadri, MKM, Pj Walikota Sawahlunto, Zefnihan langsung gelar rapat koordinasi (Rakor) dengan para pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) Pemko Sawahlunto.
Terlihat Pj Wako Sawahlunto itu disambut dengan sumaringah oleh seluruh pejabat Pemko Sawahlunto.
Gelaktawa dan sanda gurau penuh keakraban para pejabat di Kota “Kuali” Sawahlunto tak terelakan menyabut kedangan Zefnihan. Dikabarkan, usai rapat, Zefnihan akan tunaikan sholat Jumat di Masjid Agung Pasar Sawahlunto.
Siapa Zefnihan..? Berikut simak sekilas infonya;
Setelah ”besitungkin” selama lima tahun di dunia akademik dan puncaknya menyelesaikan disertasi, serta berlanjut ke ujian komprehensif bersama pakar (guru besar). Akhirnya, Sekkab Sijunjung Zefnihan resmi bergelar doktor. Kini, “panglima” ASN Sijunjung ini sah secara akademik bergelar lengkap Dr Zefnihan AP MSi dengan indeks penilaian komulatif (IPK) 3,76 predikat sangat memuaskan.
Zefnihan dikukuhan menjadi Doktor Kajian Lingkungan dan Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang (UNP) melalui Rapat Senat Terbuka Wisuda ke-125 tahun 2021 secara virtual, kemarin (14/12). Prosesi wisuda ini diikutinya di Rumah Dinas Sekkab Sijunjung, Nagari Muaro, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung. Ia didamping sang istri, dr Erly Wirdayani SpA MBiomed.
Dalam disertasinya, Zefnihan mengangkat tema ”Pengembangan Wisata Berbasis Komunitas di Kawasan Mandeh.” Dipromotori Prof Dr Bustari Muchtar dan Dr Susi Evanita MS dari Program Studi Kajian Lingkungan dan Pembangunan Fakultas Ekonomi UNP. Sedangkan Komisi Penguji terdiri dari; Prof Ganefri PhD, Prof Dr Agus Irianto, Prof Dr Syamsul Amar, Prof Dr Hasdi Aimon MSi, Dr Marwan MPd, dan Penguji Eksternal Prof Dr Eng Fauzan ST MSc Eng.
BREAKINGNEWS; Mendadak Gubernur Sumbar Lantik DR. Zefnihan, Ap.M.Si sebagai Pj Walikota Sawahlunto
”Alhamdulillah. Akhirnya anak tukang jahit ini bisa juga menyandang gelar doktor. Rentang waktu lima tahun, namun sempat vakum selama 1,5 tahun,” tutur Zefnihan usai prosesi wisuda.
Rasa haru dan bahagia spontan tidak bisa disembunyikan dari ayahanda Rania Salsabila dan Sonia Syifa Andini. Kedua putrinya kini tengah menyelesaikan program sarjana di Fakultas Kedokteran, Universitas Syah Kuala, Aceh.
”Dalam menyelesaikan pendidikan S-3 ini sempat terkendala, karena fokus pada tuntutan kerja. Memang, tantangannya terletak pada diri sendiri. Dihadapkan dengan beban kerja, manajemen waktu dan sebagainya. Tapi, tetap berjuang untuk bisa menuntaskannya,” terang Zefnihan.
Dijelaskannya, mengambil program studi S-3 di UNP berawal saat dia masih menjabat Kepala Dinas Pariwisata di Kabupaten Pesisir Selatan. Makanya, judul disertasi bertemakan ”Pengembangan Pariwisatas Berbasis Komunitas di Kawasan Mandeh Kabupaten Pesisir Selatan.” Hasilnya, mendapat nilai A.
Laki-laki kelahiran Nagari Ampanggadang, Kecamatan Ampekangkek, Kabupaten Agam tahun 1974 silam ini, perlahan mengaku sempat teringat kembali kenangan dan perjuangannya dalam mengejar pendidikan formal.
Anak bungsu dari tujuh bersaudara pasangan alm Ardi Arif dan alm Khuzaimah tersebut sempat dihadapkan situasi sulit. Bahkan, sempat berniat untuk berhenti bersekolah.
”Dulu pernah dilema, apakah akan lanjut sekolah atau berhenti. Itu waktu saya masih SMP. Kala itu saya sudah punya usaha sendiri, menjahit, menyablon dan konveksi. Mencari uang terasa sangat mudah saat itu sehingga tergiur untuk melanjutkan usaha saja dan berhenti sekolah,” kenangnya.
Namun, Zefnihan kembali memantapkan hati lantaran teringat pesan orangtua. ”Pesan orangtua saya ada dua, jangan tinggalkan shalat dan sekolah jangan sampai putus. Itulah yang menjadi motivasi saya, serta ikut ditekankan kepada kami sekeluarga,” sebutnya.
”Orangtua saya hanya seorang petani dan tukang jahit, tapi kalau untuk pendidikan, mereka tegas. Memang akhirnya restu orangtua menjadi sumber kekuatan, di samping kemauan diri sendiri,” ujarnya.
Menuntut ilmu bagi menantu dari Prof Dr H Syofjan Thalib dan H Asni Husein itu merupakan kewajiban dari Sang Pencipta kepada hamba-Nya. ”Kewajiban kita sebagai manuasia adalah belajar. Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat, baik formal maupun informal. Kewajiban belajar adalah sebuah keniscayaan. Kita dituntut konsisten untuk membangun diri, membekali diri dengan ilmu pengetahuan,” paparnya.
Zefnihan menerangkan bahwa kemajuan peradaban suatu daerah terletak pada SDM yang dibentuk oleh sistem pendidikan yang berkualitas.
”Daerah yang maju dan sejahtera itu akan dihasilkan dari SDM dan sistem pendidikan yang berkualitas. Rangkaian prosesnya itu dimulai dari menuntut ilmu dan ikhtiar. Insya Allah ini yang akan lebih kita terapkan di Sijunjung,” terangnya.
Atas sukses yang diraih, Zefnihan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu. ”Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada Pak Bupati Benny Dwifa Yuswir, Pak Wabup Iraddatillah yang telah mendukung selama ini. Kepada Pak Yuswir Arifin sebagai motivator saya. Seluruh unsur forkopimda dan jajaran OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sijunjung,” ucapnya.
Dikatakannya setiap gelar dan capaian yang raih sebuah ujian. Di situ jiwa seseorang akan diuji, siapa diri ini sesungguhnya. Orang yang sukses di zaman sekarang seyogyanya bukan orang pintar, kaya dan sebagainya. Tapi, orang sukses adalah bisa beradaptasi. Bisa menyesuaikan dengan lingkungan dan situasi.
Capaian yang diraihnya hingga detik ini bukanlah didapat dengan mudah. ”Saya pernah menjadi orang menang, pernah menjadi orang kalah. Tapi, bukan orang terbuang. Menang kalah bukanlah persoalan, kita harus bisa beradaptasi dan menyesuaikan. Pembuktian diri itu dengan kinerja,” tegasnya.
Jenjang Pendidikan
Dr Zefnihan AP MSi pernah bersekolah di SDN Ampanggadang, melanjutkan ke SMPN 3 Bukittinggi kemudian di SMAN 1 Bukittinggi. Gelar S-1 diselesaikan di STPDN angkatan 1997. Memilih jalur birokrat, Zefnihan memulai karir di pemerintahan di Kabupaten Pesisir Selatan hingga menjabat eselon II.
Pendidikan S-2 dilanjutkan pada Universitasi Indonesia (UI) dan selesai tahun 2002. Tak sampai di sana, meski telah menduduki jabatan tertinggi di birokrasi tingkat daerah, kecintaan untuk menuntut ilmu tidak terhenti di situ. Hingga gelar doktor pun kini telah berhasil disandang.
Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir mengucapkan selamat atas sukses yang diraih Sekkab Sijunjung, Zefnihan. Dengan demikian, diharapkan pelaksanan birokrasi (khususnya) di lingkungan Pemkab Sijunjung ke depan jadi lebih berkualitas.
”Atas nama pimpinn daerah, saya mengucapkan selamat pada Sekkab Sijunjung, Zefnihan, akhirnya resmi bergelar lengkap Dr Zefnihan AP MSi,” ujar bupati milenial itu.
Ditambahkannya, suksesi Sekkab Sijunjung diharapkannya juga dapat menjadi motivasi bagi kalangan ASN lingkup Pemkab Sijunjung. Selagi ada kesempatan, katanya, jangan cepat merasa puas, merasa hebat, serta berbangga diri atas apa yang telah dicapai. Namun, teruslah menjadi yang terbaik bagi negeri dan jenjang akademik mesti dikejar setinggi munglkin. nton/ky/bandi/amin/*