JURNAL SUMBAR | Pasbar – Bakal calon Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Epyardi Asda, prihatin melihat kondisi Pondok Pesantren Baitur Rafki As Sa’diyah di Jorong Tabek Sirah, Nagari Tabek Sirah, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat, Minggu (9/6/2024) sore. Berdasarkan pantauan di lokasi, pesantren tersebut jauh dari kata layak karena fasilitasnya tidak memadai dan kumuh. Sebagai contoh, asrama santrinya empat lantai terbuat dari kayu dan kamarnya sempit; tempat wudu dan toilet santrinya kumuh dan kecil; kitab-kitabnya sedikit dan sudah banyak yang rusak kertasnya.
Setelah melihat kondisi itu, Epyardi mengatakan bahwa pesantren di Sumbar yang kondisinya tidak layak seperti itu seharusnya mendapatkan perhatian dari pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Ia menyebut bahwa pada pemerintahan Presiden SBY, ada peraturan presiden yang mengatur bahwa 20 persen anggaran pendidikan di pemerintah daerah dapat dialokasikan untuk membantu pesantren atau pendidikan agama.
“Kalau hal itu dilakukan oleh semua kepala daerah, tidak akan ada pondok pesantren yang seperti ini (tidak layak). Kalau Allah menakdirkan saya menjadi gubernur, tugas sayalah membenahi pondok pesantren seperti ini,” ujar Bupati Solok itu.
Khusus untuk Pondok Pesantren Baitur Rafki As Sa’adiyah, Epyardi mengatakan bahwa jika jadi gubernur, ia akan melakukan berbagai cara untuk merehabilitasi pesantren tersebut. Setidak-tidaknya, kata Epyardi, ia akan membantu pesantren itu melalui kewenangan anaknya, Athari Gauthi, anggota DPR yang duduk di Komisi V. Ia menjelaskan bahwa anggaran dana Komisi V salah satunya dapat digunakan membantu pembangunan rusunawa untuk pondok pesantren.
“Itu sudah sering dilakukan oleh Athari di dapil I Sumbar. Rusunawa di pesantren Thawalin Padang Panjang itu Athari yang membantu membuatkan rusunawanya. Di Kabupaten Solok sudah banyak pesantren yang mendapatkan bantuan rusunawa itu. Athari memang dari dapil I dalam pileg, tetapi ia perwakilan rakyat Sumbar setelah terpilih. Kalau saya jadi gubernur, saya akan perjuangkan bantuan untuk rehabilitasi pesantren ini lewat APBD atau dana kementerian. Kalau tidak bisa, saya akan minta Athari untuk membantu pesantren ini melalui kewenangannya,” tutur Epyardi.
Epyardi menambahkan bahwa seharusnya kondisi pesantren tradisional seperti itu setara dengan pesantren modern atau boarding school. Menurutnya, setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak.
Pemimpin Pondok Pesantren Baitur Rafki As Sa’diah, Buya Abdullah S, mengatakan bahwa Epyardi datang ke sana untuk silaturahmi karena sebelumnya ia berkunjung ke pondok pesantren dan kediaman Epyardi di Kabupaten Solok. Ia mengatakan bahwa ia akan terus menjaga silaturahmi dengan Epyardi sebagai teman lama dan sesama pemilik pesantren.
“Semoga apa yang menjadi tujuan dan rencana beliau diridoi Allah dan diberikan Allah yang terbaik. Kita sama-sama bermohon kepada Allah semoga beliau ini jadi (Gubernur Sumbar) sesuai dengan yang direncanakan,” ucapnya.
Setelah dari pesantren tersebut, Epyardi mampir di Pondok Pesantren Darussalam Pinaga, Nagari Aua Kuniang, Kecamatan Pasaman, Pasbar. Di sana ia disambut oleh pemimpin pesantren itu, Buya Munir, dan beberapa pengurus pesantren. Mereka membahas pentingnya umara (pemimpin pemerintahan) dan ulama sejalan dalam menjalankan misi kemaslahatan umat.
Kedatangan Epyardi ke kedua pesantren itu didampingi oleh Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur; tokoh masyarakat sekaligus anggota DPRD Pasbar 2024-2029, Rommy Candra; dan anggota DPRD Sumbar 2024-2029 dari Pasbar, Ade Putra. (HA)