JURNAL SUMBAR | Padang – Puluhan mubalig muda yang tergabung dalam Mubalig Muda Perubahan Sumbar menyatakan dukungan kepada bakal calon Gubernur Sumbar, Epyardi Asda. Mereka mendukung Epyardi karena menilai Bupati Solok itu sosok yang tegas.
“Kami melihat Pak Epyardi sosok yang tegas, tapi tegasnya dalam hal yang benar. Selain itu, jami melihat Pak Epyardi orang yang ikhlas. Kami melihat beliau ingin jadi gubernur bukan untuk mencari kekayaan karena beliau sudah kaya,” tutur Ketua Mubalig Muda Perubahan Sumbar, Iwan Ahmad, di Posko Pemenangan Epyardi Asda, Lolong Belanti, Padang, Sabtu (8/6/2024).
Selain untuk bersilaturahmi dan menyatakan dukungan, mereka menyampaikan harapan kepada Epyardi. Iwan mengatakan bahwa pihaknya berharap kepada Epyardi jika jadi gubernur untuk memberantas LGBT (lesbi, gay, biseksual, transgender) dan maksiat lainnya di Sumbar. Menurutnya, maksiat tersebut mendatangkan bencana.
Iwan menyebut bahwa pihaknya membaca di berita bahwa angka LGBT tinggi di Sumbar. Selain itu, maksiat seperti perzinahan marak terjadi di mana-mana. Menurutnya, memberantas maksiat tersebut merupakan tanggung jawab pemimpin.
“Kalau bisa, maksiat di hotel berbintang dirazia. Selama ini maksiat di hotel berbintang tidak dirazia karena pajaknya besar. Kami meminta pemimpin mencabut izinnya,” ujarnya.
Untuk memberantas itu semua, kata Iwan, dibutuhkan ketegasan gubernur. Menurutnya, mudah saja gubernur memberantas maksiat tersebut karena gubernur punya kekuasaan.
Ia mengaku meminta Epyardi untuk memberantas maksiat karena mereka menginginkan perubahan. Hal itu sesuai dengan moto Epyardi: Otewe Sumbar, Menuju Perubahan dan Kebangkitan.
Iwan juga meminta Epyardi untuk melibatkan mubalig guna memberantas maksiat dengan cara mencegahnya.
Epyardi berterima kasih kepada Mubalig Muda Perubahan Sumbar atas dukungan yang mereka berikan kepada dirinya. Dukungan tersebut menambah semangatnya untuk maju pada Pilgub Sumbar 2024.
Mengenai harapan mubalig muda kepada dirinya untuk memberantas maksiat, Epyardi mengatakan bahwa maksiat merupakan perbuatan yang dilaknat oleh Allah. Kaum muslim berkewajiban untuk menaati perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya, seperti maksiat.
“Banyak berita tentang LGBT, peredaran narkoba, perjudian, perzinahan, dan lain-lain. Sebagai pemimpin beragama Islam, saya terenyuh mengetahui itu semua,” ujarnya.
Ia akan bekerja sama dengan semua pihak untuk memberantas maksiat jika menjadi gubernur.
“Di Kabupaten Solok untuk memberantas narkoba, saya mewajibkan PNS dan perangkat nagari untuk tes narkoba. Siapa yang ketahuan, akan saya tindsk tegas. Saya juga mendapatkan laporan banyak PNS yang selingkuh. Kalau ketahuan, akan saya usahakan untuk dipecat jadi PNS,” tuturnya. (HA)