Di Hari Perempuan Sedunia, Ini yang Disampaikan Ketua TP PKK Sijunjung Ny.Nedia Fitri Benny Dwifa
JURNAL SUMBAR | Sijunjung – Pada Sabtu (8/3/2025) ini, merupakan Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (IWD).
Hari perempuan sedunia ini diperingati setiap tanggal 8 Maret.
“Pada tahun 2025, peringatan ini kembali menjadi momentum penting untuk merefleksikan perjuangan panjang perempuan dalam meraih kesetaraan dan pemberdayaan,”kata TP PKK Sijunjung, Ny. Media Fitri Benny Dwifa kepada Jurnalsumbar.Com, Sabtu (8/3/2025).
Tema utama yang diusung PBB pada peringatan IWD 2025 adalah ‘Untuk Semua Perempuan dan Anak Perempuan: Hak, Kesetaraan, Pemberdayaan’.
“Peringatan ini bukan hanya seremonial belaka, tetapi juga sebuah panggilan untuk terus memperjuangkan hak-hak perempuan yang belum terpenuhi,”ucap istri dari Bupati Sijunjung, Benny Dwifa Yuswir itu.
Dikutip dari Liputan6.Com, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menegaskan, “Hak-hak perempuan adalah hak asasi manusia.” Ini menekankan betapa pentingnya kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan untuk kemajuan seluruh masyarakat.
Berbagai kegiatan dan acara diselenggarakan di seluruh dunia untuk memperingati Hari Perempuan Internasional 2025.
Dari demonstrasi, refleksi, seminar, hingga kampanye media sosial, semua bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan memperjuangkan hak-hak perempuan.
“Perempuan setara dengan kaum pria. Jangan sebagai kepala daerah jadi presiden saja banyak juga dari kalangan perempuan,”tambah Ketua Dekranasda Kabupaten Sijunjung itu.
Ny. Riri bersama Ny. Donna Iraddatillah
Bagi banyak perempuan, kata Riri, panggilan akrab ibu dari tiga anak itu, Hari Perempuan Internasional bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga ajang perenungan atas perjuangan yang masih panjang. Walaupun telah terjadi kemajuan signifikan dalam hal pendidikan, pekerjaan, dan hak politik perempuan, masih banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama yang berkaitan dengan kekerasan berbasis gender dan kesetaraan di dunia kerja.
“Perayaan ini penting untuk menghargai semua yang telah kami capai, tetapi kami juga ingin agar perjuangan kami tetap didengar. Masih banyak perempuan yang menghadapi kekerasan di rumah, di tempat kerja, bahkan di jalanan. Kami berharap suara kami lebih dihargai, dan upaya untuk mengatasi isu-isu tersebut lebih serius dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat,” ujar putri dari mantan anggota DPR RI, Guspardi Gaus itu.
Dalam peringatan Hari Perempuan Internasional tahun ini, tambah Riri, banyak perempuan menekankan pentingnya perlindungan terhadap hak-hak dasar mereka, terutama dalam hal kekerasan fisik, seksual, dan psikologis. Kekhawatiran atas maraknya kekerasan terhadap perempuan terus disuarakan, begitu pula tuntutan agar penegakan hukum dilakukan lebih tegas.
Selain dari sisi kebijakan, perempuan juga menyoroti pentingnya perubahan di tingkat sosial. Mereka menginginkan masyarakat lebih menghargai peran perempuan, baik di rumah, di tempat kerja, maupun di ruang publik. Menurut mereka, kontribusi perempuan dalam membentuk keluarga dan masyarakat harus diakui serta dihargai tanpa adanya diskriminasi atau stereotip.
“Perempuan memiliki banyak peran, mulai dari ibu rumah tangga hingga pemimpin di dunia kerja. Kami ingin dihargai atas segala usaha dan kontribusi kami. Dengan perubahan sosial yang mendukung, perempuan dapat lebih maksimal dalam berperan di masyarakat,” tambah Riri menyampaikan isi hati perempuan.
Tanggapan perempuan dalam peringatan Hari Perempuan Internasional 2025 ini mencerminkan harapan akan masa depan yang lebih setara serta bebas dari kekerasan dan diskriminasi. Semua perempuan, dari berbagai latar belakang, sepakat bahwa perubahan masih diperlukan, dan peringatan ini harus menjadi ajang untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya perjuangan hak-hak perempuan.*
