JURNAL SUMBAR | PADANG — Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno meraih penghargaan rekor dunia sebagai kepala daerah yang telah menciptakan pantun spontan terbanyak di dunia mencapai 18.000 pantun.
“Ini rekor dunia, karena Irwan Prayitno satunya-satunya gubernur yang melahirkan pantun sebanyak ini,” ungkap Manager Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri), Andre Purwandono ketika menyerahkan piagam penghargaan di Tugu Perdamaian Pantai Muaro Lasak, Minggu (20/8).
Selain rekor Muri, pantun yang telah dibukukan Irwan Prayitno sebanyak 6 jilid juga telah mendapat hak cipta dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) yang diserahkan pada kesempatan yang sama oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Sumbar, Dwi Prasetyo.
Sementara itu, usai menerima penghargaan Gubernur Irwan Prayitno mengatakan, kebiasaannya berpantun dilakukan sejak periode kedua menjabat sebagai gubernur. Pantun ditulis spontan dan disampaikan ketika memberikan sambutan atau arahan dalam berbagai kegiatan.
Irwan menjelaskan, gaya komunikasi berpantun dipilih karena pantun merupakan kearifan lokal Minangkabau yang dirasakan mulai ditinggalkan. Selain itu, melalui pantun, pesan dan arahan semakin mudah tersampaikan dan dimengerti banyak orang.
“Pantun ini bentuk dukungan saya agar pantun dimasyarakatkan kembali. Apalagi, Indonesia telah memperjuangkan agar pantun menjadi warisan budaya dunia tak benda. Kita harus biasakan berpantun untuk mendukungnya,” pintanya.
Pemberian penghargaan rekor dunia Muri pada Gubernur Irwan Prayitno dirangkaikan dengan kegiatan final Festival Pantun Spontan Ala Irwan Prayitno yang diikuti 871 perserta. Dari jumlah tersebut panitia mengambil 20 pemenang. Lima pemenang pertama mendapat hadiah Rp 3 juta per orang. Selanjutnya 5 pemenang kedua masing-masing mendapat Rp 2,5 juta. Kemudian 10 orang pemenang ketiga mendapat hadiah Rp 1 juta per orang.
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan pantun sebanyak itu tercipta sejak kurun tiga tahun belakangan. Dibaut sesaat akan mengikuti atau membuka sebuah kegiatan dilingkungan Pemprov Sumbar. Pantun spontan yang dilantunkannya dalam setiap sambutan disesuaikan dengan tema kegiatan.
“Pantun dibuat setiap acara sesuai dengan kondisi dalam dan tema kegiatan,” beber Irwan Prayitno saat penerimaan rekor MURI.
Dijelaskannya, Motivasi berpantun adalah karena pantun merupakan budaya Minang yang harus dibiasakan setiap hari sehingga menjadi kebiasaan bagi masyarakat. Di lingkungan Pemprov Sumbar, budaya berpantun itu sudah menular kepada jajaran ASN Pemprov Sumbar. Budaya itulah yang juga ingin ditularkan kepada generasi muda.
“Agar tidak terjadi pro kontra antara pantun sayang dengan pantun minang maka maka saya beri nama pantun ala Irwan Prayitno. Ini merupakan bentuk kreasi dalam melestarikan budaya,” tuturnya.
Hal itu menjadi alasannya membuat festival pantun untuk pelajar yang digelar oleh CV Kreasi dan didukung berbagai sponsor. Festival pantun itu, kata Irwan, merupakan bentuk dukungannya terhadap Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang mengajukan pantun sebagai warisan budaya bukan benda kepada UNESCO.