Gaji Setengah UMP, Tukang Sapu Objek Wisata Gunung Padang Berharap Jadi ASN
JURNAL SUMBAR | Padang – Miris memang. Tapi itulah kenyataannya. Pelakon Gunung Padang zaman now ini punya kisah yang sangat miris. Walau sudah lima tahun bekerja, nasib petugas kebersihan (baca: tukang sapu-red) di objek wisata itu sama menggenaskannya dengan kisah sang legenda Siti Nurbaya yang berkubur di sana.
Siti Nurbaya, sang legenda itu hidup merana dan dibunuh oleh suami bengisnya, Datuk Maringgih dalam kisah “Kasih Tak Sampai”. Pelakon Gunung Padang zaman now, Gusmanto (44 tahun), petugas kebersihan di objek wisata yang punya panorama indah itu juga harus menerima nasib miris, yaitu dengan gaji ala kadarnya.
Gusmanto adalah petugas kebersihan objek wisata Gunung Padang pengganti orangtuanya, Selamat Sudarso (72 tahun) sejak lima tahun lalu. Gusmanto dan orangtuanya bisa bekerja di sana, karena tanah objek wisata tersebut bekas ladang keluarga besarnya.
“Saya sudah lima tahun bekerja di sini,” sebut Gusmanto menjawab Jurnalsumbar.com, Sabtu (9/12-2017) di objek wisata tersebut. “Saya menggantikan orang tua saya yang sudah 22 tahun bekerja di sini,” tambahnya. “Kami bisa bekerja di sini karena tanah ini bekas ladang keluarga kami,” tambahnya.
Gusmanto yang punya tiga orang anak itu mengaku gajinya sangat jauh di bawah ketentuan Upah Minumum Provinsi (UMP) Provinsi Sumatera Barat. Tahun 2017, UMP Sumbar Rp1,94 juta, sementara gaji Gusmanto hanya Rp1,05 juta. “Setelah dipotong uang koperasi, uang sosial dan uang BPJS, bersihnya hanya Rp995 ribu per bulan,” jelasnya.
“Dibilang cukup, pasti tidak cukup,” sebut Gusmanto. “Anak saya saja tiga orang,” tambahnya sembari mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, ia nyambi bantu-bantu nelayan di Muara Padang. “Sepulang melaut baru ke sini, membersihkan objek wisata ini,” jelasnya.
Ditanya harapannya, Gusmanto sangat berharap bisa segera diangkat jadi Aparatur Sipil Negara (ASN/dulu PNS-red) oleh Pemko Padang, melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang memperkerjakannya. “Kalau sudah jadi PNS (ASN-red), tentu gajinya lumayan besar, dan saya bisa lebih fokus merawat objek wisata ini,” katanya.
“Dan, saya juga berharap supaya petugas kebersihan objek wisata ini ditambah satu orang lagi,” ujarnya. “Karena areal yang harus dibersihkan sangat luas,” tambahnya. “Kalau hanya saya seorang, tentu sangat berat, apalagi sebentar lagi pengunjung akan bertambah banyak, karena tagline “Padang Kota Tercinta” yang sedang dibangun akan menjadikan Gunung Padang ini menjadi sorotan dunia,” tambahnya lagi.
“Tagline ini akan menjadikan Gunung Padang seperti Hollywood-nya Amarika,” tutup Gusmanto.
Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang, Medi Iswandi mengaku belum bisa berbuat banyak untuk menaikan gaji Gusmanto. “Gajinya sudah diatur dengan standar biaya Kota Padang,” sebut Medi Iswandi via pesan WhatsApp, Minggu malam (9/12-2017). “Mereka bekerja hanya 4 jam sehari, yaitu mulai pukul 06.30 sampai 0830 dan 14.00 sampai 10.00 Wib,” tambahnya.
Dikatakan Medi Iswandi, standar biaya untuk gaji pegawai honorer memang hanya Rp1.050.000,- per bulan, dan petugas kebersihan bukan kategori honorer, tapi disamakan. “Untuk menaikannya, TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) harus merubah Perwako (Peraturan Walikota)-nya terlebih dahulu,” tegasnya. “Kami di OPD hanya membayarkan sesuai standar biaya yang berlaku,” tegasnya lagi.
Medi Iswandi menambahkan, di Pemko Padang ada dua kategori pegawai di luar ASN, yaitu pegawai honorer dan kontrak. “Gaji pegawai honorer sudah naik Rp250 ribu, tapi pegawai kontrak belum,” jelasnya. “Gusmanto termasuk pegawai kontrak, dan jumlah pegawai kontrak se kota Padang jauh lebih banyak dari pada pegawai honorer,” tutupnya. Enye