Lisda Hendrajoni, Sosok Perempuan yang Tak Pernah Lelah Bantu Masyarakat Miskin

0 1

JURNAL SUMBAR | Pesisir Selatan – Rasa letih yang mendera fisik ibu ini segera terobati manakala sudah bertemu dengan masyarakat. Senyumnya tetap sumringah ketika menyapa warga. Ya, begitulah sikap Lisda Hendrajoni sehari-hari. Tidak pernah merasa lelah apabila kegiatan itu berhubungan dengan masyarakat banyak.

Dalam fikirannya tersimpan banyak tanya, bagaimana caranya masyarakat punya rumah layak untuk dihuni? Bagaimana pula caranya anak-anak tumbuh sehat dan bergizi serta bagaimana pula kaumnya bisa mandiri. Dan bagaimana pula caranya masyarakat Pesisir Selatan mendapat pelayanan kesehatan yang maksimal.

Pertanyaan tersebut terus berputar dalam benaknya. Dia pun mulai beraksi sekuat tenaga agar soal-soal itu dapat terjawab satu-persatu.

Lisda Hendrajoni, perempuan paroh baya itu adalah isteri Hendrajoni, Bupati Pesisir Selatan. Ligat, cekatan dan taktis, begitu kesan mantan pramugrari pesawat kepresidenan Indonesia itu dalam bertindak dan berfikir.

Sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) berbasis di Amerika, Saleema Foundation, memberi tenggat kepada Bu Lisda, begitu dia karib disapa, untuk menyelesaikan bedah rumah tak layak huni di Kecamatan Koto XI Tarusan.

Tantangan itu tentu dia pegang erat. Tidak ingin menyianyiakan kepecayaan LSM luar negeri, Lisda langsung kontrol capaian dari kegiatan bedah rumah sebanyak empat unit itu.

“Kalau rampung sampai Desember, tahun depan Saleema Foundation positif akan menurunkan dananya dalam jumlah lebih besar lagi ke tempat kita,” ujar sosok yang selalu ceria dan tampil modis ini.

Tentu, jika hal itu terealisasi, maka akan menjadi sebuah kesempatan buat meringankan beban rakyat Pasisie dalam membangun rumah layak huni. Karena menurut catatan ketua PKK Pessel itu ada enam ribuan rumah masyarakat yang tidak layak huni.

“Diluar program dan bantuan pemerintah kita terus mencari bantuan dari pihak ketiga. Alhamdulillah, Saleema berkomitmen untuk membantu membedah 200 unit hingga 2018 tapi dengan catatan empat unit yang sedang dibedah ini harus selesai sesuai jadwal yang mereka berikan,” papar wanita yang meraih penghargaan Manusia Bintang 2017 versi Rakyat Merdeka itu.

Itulah sebabnya, Lisda merasa tidak pernah lelah untuk memantau dan mendorong proses bedah rumah yang kini progresnya sudah menginjak angka 50 persen. Sesibuk apapun, perempuan berkulit putih itu, bisa dipastikan akan punya waktu untuk menyambangi proyek kerjasama dengan sebuah LSM luar negeri.‎

“Mudah-mudahan bisa selesai tepat waktu dan Januari ini kita lanjut bedah rumah berikutnya dan penanganan gizi buruk,” tutup dia. Jefri

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.