Go Internasional, Minang Diaspora Dorong Investasi Resto dan Hotel Minang di Kota-kota Besar Dunia
JURNAL SUMBAR | Italia – Setiap waktu dan kesempatan selalu dimanfaatkan Burmalis Ilyas untuk mengembangkan Minang Diaspora Network Global (MDN-G). Kali ini, pengusaha dan tokoh muda Minang ini gali peluang bisnis bersama Septawijaya Pengue, seorang perantau Minang di Novara, Italia pada hari Minggu, 7 Januari 2018 lalu.
“Dari perbincangan makan siang bersama Uni Septawijaya Pengue, muncul beberapa ide untuk pengembangan bisnis para perantau Minang,” sebut Burmalis Ilyas via ponselnya, Senin malam, 8 Januari 2018. “Bisnis urang awak sudah harus go internasional,” jelas Direktur Eksekutif MDN-G itu
Menurut Burmalis, Restoran Minang tidak boleh kalah dengan Thai Food dan Vietnam, India, China Resto. “Kita di MDN-G menghimbau dan mendorong agar pengusaha kuliner Minang bisa investasi dan ekspansi keluar negeri, di kota-kota besar dunia,” ujarnya.
“Target kita, dalam 20 tahun ini kita sudah bisa melihat Resto Minang ada di seluruh kota-kota besar dunia,” tegasnya.
Dikatakan Burmalis, MDN-G akan menjadi mediator, promotor, fasilitator, dan tentu saja juga sebagai provokator yang positif untuk mendorong Urang Awak go international. “Kita di MDN-G siap memfasilitasinya,” tegas Owner Anak Salido Tour n Travel itu.
Selain potensi kuliner Minang, lanjut Burmalis, perantau Minang, termasuk Pemprov Sumbar perlu memberanikan diri investasi di bidang hotel seperti konsep Hotel Balairung di Matraman, Jakarta, dan di bawahnya ada Resto Minang.
“Insya Allah, return of investmen akan cepat balik jika pengusaha Minang atau Pemprov Sumbar berinvestasi di kota kota besar seperti Milan, Paris, Roma, London, dan lainnya yang sudah pasti banyak wisatawannya,” papar pemilik Burma Residence Syariah itu.
“House of Minang yang di bawahnya ada Resto Minang, sekaligus bisa menjadi agen promosi wisata Sumbar. Three in one, and one in three,” tegas Burmalis lagi.
“Seperti kata Presiden MDN-G, Bapak Dino Patti Djalal, Rendang menurut survey adalah masakan nomor satu, makanan terlezat di dunia, namun jumlah restoran Minang masih kalah jauh dibanding restoran India, China, Thailand, Vietnam di kota-kota besar dunia, seperti Roma, Milan, London, New York, Tokyo dan lain-lain,” beber Burmalis.
“Bapak Prof. DR. Emil Salim juga mengatakan, dalam memajukan dunia kuliner Minang agar semakin maju, yaitu dengan memperkuat jaringan perantau Minang dunia, dan saling suport satu sama lain sesama perantau,” beber Burmalis lagi.
Ditegaskan Burmalis, potensi masakan Minang dengan Rendang nomor satu di dunia tidak sebanding dengan jumlan resto Minang yang ada di kota-kota besar dunia. “Untuk itu, jaringan perantau Minang MDN-G mengajak agar para perantau go global atau go international,” ajaknya.
“Target dalam 20 tahun ini insya Allah ada hotel Minang di Eropa dan belahan dunia lainnya Kita harus buat hotel dan makanan halal di eropa dan belahan dunia lainnya,” tegas Burmalis
“Sekarang saatnya go internasional,” tegas Burmalis lagi.
Dijelaskannya, di House of Minang itu selain ada resto Minang, tentu saja juga ditawarkan semua paket wisata Sumbar, produk rempah-rempah Minang, dan juga kerajinan Minang lainnya. “Mimpi ini memang tidak mudah untuk diwujudkan, tapi ini bukan sesuatu yang mustahil,” tegasnya.
“Dengan adanya jaringan internasional perantau Minang MDN-G ini akan memperkuat usaha dunsanak kita di seluruh dunia,” pungkas Rang Salido, Pesisir Selatan itu. Enye