JURNAL SUMBAR | Padang – Diperkirakan 500-an orang, terdari dari pengurus Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa), Kepala PMD, Pengusaha yang peduli Bumdes di seluruh Indonesia akan hadir di Padang, Sumatera Barat, Minggu-Rabu (26-29/8) mendatang.
Kehadiran mereka, kata Ketua Forum Bumdesa Indonesia H Febby Datuk Bangso, didampingi Ketua Forum Bumdesa Sumatera Barat F Ferdi Datuk Dinagari, demi membahas kelanjutan Bumdesa untuk ekonomi kerakyatan.
“Terus bergerak membangun ekonomi kerakyatan berbasis Bumdesa Indonesia,” kata Datuk Febby, sapaan akrab H Febby Datuk Bangso, menyebutkan tema agenda yang diusung akhir bulan ini.
Pada Munas Bumdesa nanti, tokoh muda Sumatera Barat yang sangat fokus memikirkan kemajuan perekonomian di desa (Nagari, di Sumbar,–red) ini menyebutkan, banyak persoalan yang dibahas dan dicarikan jalan keluarnya.
Diantaranya, mengidentifikasi masalah yang dihadapi Bumdes, mengedukasi Bumdes dalam upaya meningkatkan pengelolaan Bumdes, memberikan rekomendasi tentang langkah-langkah pengelolaan untuk menjaga pengembangan usaha Bumdes agar berkesinambungan, memberikan solusi dari isu terkait pengelolaan dan pengembangan desa, memberikan stimulasi untuk kemajuan Bumdes dan mengoptimalkan peranan Bumdes sebagai akar perekonomian desa sehingga menjadi pilar ekonomi desa.
Sasaran akhirnya, kata Datuk Febby yang juga Staf Khusus Kemendes PDTT, pelaku usaha Bumdes memiliki kemampuan optimal dalam menggerakkan roda perekonomian desa melalui Bumdes, membangun hubungan bisnis antar Bumdes dan pelaku bisnis lainnya, pelaku usaha Bumdes mampu mengatasi masalahnya, dan menjadikan Forum Bumdes Indonesia menjadi rumah besar Bumdes dalam meningkatkan pengelolaan dan pengembangan usaha Bumdes.
Ada enam agenda yang diusung. Pelantikan dan pengurus PB Forum Bumdes Indonesia, melaunching sarana media Bumdes, seminar peta jalan Bumdes Sukses di Indonesia, FGB tentang AD/ART Perubahan Forum Bumdes Indonesia, kelembagaan Bumdes, temu bisnis antara pelaku bisnis dengan Bumdes, diskusi kelompok membahas topik yang sedang hangat.
Datuk Febby menyebutkan, melalui Bumdes, masyarakat desa diajak untuk mandiri secara ekonomi, sehingga desa tidak lagi tergantung pada pendanaan dari luar. Disejumlah desa, kehadiran Bumdes terbukti telah mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kontribusi PADes yang tidak sedikit. PADes digunakan untuk membangun sarana dan prasarana.
Ia juga membeberkan fakta, Bumdes tidak berorientasi pada profit semata, tetapi lebih berpikir dan memberikan capaian pada benefid oriented. Bumdes menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Ia memberikan salah satu contoh, Bumnag Pakandangan Emas, di Nagari Pakandangan, Kabupaten Padangpariaman. Lahan yang selama ini terbengkalai, dibiarkan masyarakat karena beralih profesi, kini sudah digarap kembali.
Bumnag Pakandangan menyewa lahan tersebut untuk ditanami jagung. Pemilik lahan diberi prioritas untuk jadi penggarap, ketika panen juga mendapatkan bagi hasil. rilis/raksum